Breaking News
Loading...

"Sanad Keledai" dalam Kitab Paling Shahih Syi’ah: Antara Lelucon dan Penyimpangan"


Semalam, saya tersenyum geli—bahkan hampir tak percaya—ketika membaca satu riwayat yang konon dianggap sebagai hadis. Mungkin inilah salah satu hal paling menggelikan sekaligus memprihatinkan yang pernah saya temui dalam kitab hadis. Betapa tidak, dalam riwayat ini, seekor keledai benar-benar berperan sebagai seorang perawi hadis lengkap dengan sanadnya.

Mari kita simak riwayat aneh tersebut:

وَرُوِيَ أَنَّ أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ (عليه السلام) قَالَ: إِنَّ ذَلِكَ الْحِمَارَ كَلَّمَ رَسُولَ اللَّهِ (صلى الله عليه وآله) فَقَالَ: بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي، إِنَّ أَبِي حَدَّثَنِي عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ عَنْ أَبِيهِ أَنَّهُ كَانَ مَعَ نُوحٍ فِي السَّفِينَةِ، فَقَامَ إِلَيْهِ نُوحٌ فَمَسَحَ عَلَى كَفَلِهِ، ثُمَّ قَالَ: يَخْرُجُ مِنْ صُلْبِ هَذَا الْحِمَارِ حِمَارٌ يَرْكَبُهُ سَيِّدُ النَّبِيِّينَ وَخَاتَمُهُمْ، فَالْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي جَعَلَنِي ذَلِكَ الْحِمَارَ.

Artinya:

“Diriwayatkan bahwa Amirul-Mu’minin (‘alaihis-salaam) berkata: Sesungguhnya keledai itu (tunggangan Nabi ﷺ ] berkata kepada Rasulullah ﷺ: ‘Demi ayah dan ibuku, sesungguhnya ayahku telah menceritakan kepadaku, dari ayahnya, dari kakeknya, dari ayahnya: Bahwa ia pernah bersama Nabi Nuh di dalam perahu. Maka Nuh berdiri kepadanya, mengusap pantatnya, lalu berkata: Akan keluar dari tulang sulbi keledai ini seekor keledai yang akan ditunggangi oleh pemimpin dan penutup para nabi. Segala puji bagi Allah yang telah menjadikanku sebagai keledai itu.’”

Riwayat ini terdapat dalam Al-Kaafiy – kitab paling otoritatif dalam Syi’ah – pada jilid 1 halaman 237, dalam Bāb: Mā ‘indal-a’immah min silāhi Rasūlillāh wa matā‘ihi (باب ما عند الأئمة من سلاح رسول الله ومتاعه), hadis ke-9.

Sanad: Dari Bapak Keledai, Kakek Keledai, Hingga Nabi Nuh

Bayangkan, di sini “sanad” yang dipakai benar-benar seperti sanad hadis pada umumnya, tapi dengan rantai perawi: keledai → ayahnya keledai → kakeknya keledai → ayahnya lagi → Nabi Nuh ‘alaihis-salaam.
Keledai ini bahkan memulai riwayatnya dengan lafazh haddatsanii abii (ayahku telah menceritakan kepadaku) layaknya seorang perawi manusia yang berakal.

Lebih ironis lagi, keledai ini bersumpah di hadapan Nabi ﷺ dengan kalimat bi-abii anta wa ummii (“demi ayah dan ibuku”)—yang jelas-jelas merujuk kepada ayah dan ibu keledai.

Kekaguman Aneh dari Ulama Syi’ah

Yang lebih mengherankan, tokoh Syi’ah kontemporer, Al-Khuu’iy, bukannya mengkritik, malah memuji riwayat ini. Ia berkata:

انظروا إلى هذه المعجزة، نوح سلام الله عليه يخبر بمحمد عليه السلام، وبنبوته قبل ولادته بألوف السنين.
“Lihatlah mu’jizat ini. Nabi Nuh ‘alaihis-salaam mengabarkan tentang Muhammad ‘alaihis-salaam dan kenabiannya sebelum kelahirannya beribu-ribu tahun.”

Apakah ini yang disebut mu’jizat? Ataukah ini bukti bahwa khurafat bisa dibungkus dalam istilah agama untuk mengelabui pengikut awam?

Tidak Mungkin dari Ali bin Abi Thalib

Ali bin Abi Thalib radhiyallaahu ‘anhu terkenal sebagai sosok yang teliti, kritis, berilmu, dan tegas terhadap kebohongan. Menisbatkan riwayat seperti ini kepada beliau adalah bentuk tahrif (pemalsuan) yang sangat keterlaluan.

Riwayat ini tidak akan pernah kita temui di kitab-kitab hadis Ahlus-Sunnah. Mengapa? Karena standar periwayatan hadis di kalangan Ahlus-Sunnah menuntut perawi manusia yang berakal, beragama, dan terpercaya—bukan seekor binatang.

Kesimpulan: Riwayat Aneh yang Menelanjangi Standar Syi’ah

Riwayat “sanad keledai” ini hanyalah satu dari sekian banyak bukti betapa longgarnya standar penerimaan hadis dalam sebagian riwayat Syi’ah, bahkan yang ada di kitab mereka yang paling “shahih”.

Jika manusia saja harus diuji akalnya, agamanya, dan hafalannya sebelum diterima riwayatnya, maka bagaimana mungkin seekor keledai dijadikan mata rantai sanad?

Riwayat ini tidak hanya mengundang tawa, tapi juga menunjukkan betapa bahayanya menerima kitab selain Al-Qur’an dan Sunnah shahih tanpa kritis—terutama jika kitab itu dipenuhi cerita yang merendahkan intelektualitas umat.{elmadury}




************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: