Syiahindonesia.com – Dalam sejarah panjang Islam, perbedaan pandangan dalam aqidah dan syariat memang tak terelakkan. Namun, ketika perbedaan itu menjurus pada penyimpangan terhadap pokok ajaran Islam yang bersumber dari Al-Qur'an dan Sunnah, maka para ulama Ahlus Sunnah wal Jamaah dengan tegas memberikan peringatan. Itulah sebabnya ulama besar Islam sepanjang zaman selalu menganggap Syiah sebagai ajaran sesat yang menyimpang dari jalan yang benar.
1. Penyimpangan dalam Konsep Imamah
Salah satu pokok ajaran Syiah adalah keyakinan bahwa para Imam dari keturunan Ali bin Abi Thalib memiliki kedudukan ma'shum (tidak pernah salah), bahkan lebih tinggi daripada para nabi (kecuali Nabi Muhammad ﷺ). Keyakinan ini jelas bertentangan dengan aqidah Ahlus Sunnah yang meyakini bahwa nabi adalah puncak manusia paling mulia, dan tidak ada seorang pun setelah beliau yang memiliki derajat kenabian, apalagi melebihinya.
Allah berfirman:
مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِّن رِّجَالِكُمْ وَلَـٰكِن رَّسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ
"Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup para nabi."
(QS. Al-Ahzab: 40)
2. Pengkafiran Sahabat Nabi ﷺ
Syiah mengkafirkan mayoritas sahabat Nabi Muhammad ﷺ, termasuk Abu Bakar, Umar, dan Utsman—tiga khalifah pertama dalam Islam. Padahal, Ahlus Sunnah meyakini bahwa para sahabat adalah generasi terbaik umat Islam dan menjadi perantara dalam menyampaikan ajaran Islam secara utuh dan benar.
Rasulullah ﷺ bersabda:
خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ
"Sebaik-baik manusia adalah generasiku, kemudian generasi setelah mereka, kemudian generasi setelah mereka."
(HR. Bukhari dan Muslim)
Jika para sahabat yang meriwayatkan Al-Qur'an dan hadits dari Nabi dianggap kafir, lalu dari mana Syiah mendapatkan Islam?
3. Penambahan dan Pengurangan Al-Qur’an
Sebagian literatur Syiah klasik menyebutkan adanya tahrif (perubahan) dalam Al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad ﷺ. Mereka mengklaim bahwa Mushaf Utsmani saat ini tidak lengkap karena telah dihapus bagian-bagian yang menyebutkan keutamaan Ali dan keturunannya.
Pandangan ini sangat berbahaya karena menuduh bahwa Al-Qur'an tidak terjaga, padahal Allah menjamin penjagaan kitab-Nya:
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
"Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al-Qur'an dan sesungguhnya Kami benar-benar menjaganya."
(QS. Al-Hijr: 9)
4. Praktik Taqiyyah yang Merusak Kejujuran Islam
Syiah membolehkan taqiyyah (berbohong demi keselamatan atau kepentingan), bahkan dalam urusan agama. Sementara Islam memerintahkan untuk berkata benar walau dalam keadaan sulit. Aqidah Ahlus Sunnah meletakkan kejujuran sebagai prinsip dasar iman.
Rasulullah ﷺ bersabda:
عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ، فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ
"Wajib atas kalian untuk berkata jujur, karena jujur itu membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa ke surga."
(HR. Bukhari dan Muslim)
5. Doa dan Ritual yang Menghina Sahabat
Banyak kitab doa dalam Syiah mengandung kutukan terhadap Abu Bakar, Umar, Aisyah, dan para sahabat lainnya. Ini adalah tindakan penghinaan terhadap keluarga Rasulullah sendiri, karena Aisyah adalah istri Nabi dan bagian dari Ahlul Bait.
6. Bukti-Bukti Kesesatan Syiah dari Ulama Salaf
Para ulama besar seperti Imam Malik, Imam Asy-Syafi’i, Imam Ahmad bin Hanbal, hingga Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, semuanya sepakat menyatakan bahwa Syiah adalah kelompok yang sesat dan menyimpang dari jalan Islam.
Ibnu Taimiyah berkata:
“Sesungguhnya Rafidhah (Syiah) adalah golongan paling dusta di antara umat Islam, mereka paling jauh dari kebenaran.”
(Minhajus Sunnah)
Imam Asy-Syafi’i juga pernah berkata:
“Aku tidak pernah melihat orang yang lebih dusta daripada Rafidhah.”
7. Upaya Merusak Umat dari Dalam
Syiah dalam sejarahnya sering menjadi alat bagi kekuatan luar untuk memecah belah umat Islam. Di masa kini, banyak konflik di Timur Tengah seperti di Irak, Suriah, dan Yaman berkaitan erat dengan upaya perluasan ideologi Syiah oleh Iran.
Kesimpulan:
Syiah bukan hanya berbeda pendapat dalam fiqih atau cabang agama, tetapi telah menyimpang secara mendasar dari aqidah Islam yang lurus. Oleh sebab itu, para ulama besar Islam dari dulu hingga kini senantiasa memperingatkan bahaya ajaran Syiah, agar umat tidak tertipu oleh penampilan luar yang mungkin tampak islami, padahal sesungguhnya menghancurkan dari dalam.
(albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: