Syiahindonesia.com – Salah satu ajaran paling kontroversial dalam mazhab Syiah adalah taqiyyah, yaitu keyakinan bahwa berdusta demi menyembunyikan keyakinan dianggap sah, bahkan dianjurkan, terutama ketika Syiah merasa dalam kondisi terancam atau minoritas. Bagi umat Islam Ahlus Sunnah wal Jamaah, konsep ini sangat bertentangan dengan nilai-nilai Islam yang menjunjung tinggi kejujuran, amanah, dan keadilan. Artikel ini akan mengupas secara mendalam: apa itu taqiyyah, bagaimana praktiknya dalam ajaran Syiah, dan mengapa Muslim Sunni harus waspada terhadapnya.
Apa Itu Taqiyyah?
Secara bahasa, taqiyyah (التَّقِيَّة) berasal dari kata waqa-yaki (وَقَى – يَقِي), yang berarti menjaga atau melindungi. Dalam istilah Syiah, taqiyyah adalah menyembunyikan keyakinan dan menampilkan hal yang berbeda di hadapan pihak lain, terutama Sunni, demi keselamatan atau strategi.
Syiah menyebut taqiyyah sebagai bagian dari agama mereka. Dalam kitab-kitab utama mereka seperti Al-Kafi (karya Al-Kulaini), disebutkan:
"At-taqiyyah dinī wa dīnu ābā’ī, wa lā dīna liman lā taqiyyata lahu."
"Taqiyyah adalah agamaku dan agama nenek moyangku. Tidak ada agama bagi orang yang tidak bertaqiyyah."
(Al-Kafi, Juz 2, hal. 217)
Artinya, berdusta demi kepentingan mazhab dianggap sebagai bagian dari agama mereka sendiri.
Dalil-Dalil yang Dipelintir oleh Syiah
Syiah sering menggunakan ayat ini sebagai justifikasi taqiyyah:
إِلَّا أَنْ تَتَّقُوا مِنْهُمْ تُقَاةً
"...kecuali jika kamu takut kepada mereka (orang kafir) dalam rangka berjaga-jaga (taqiyyah)..."
(QS. Ali 'Imran: 28)
Namun, ayat ini ditujukan dalam konteks situasi darurat, yaitu ketika Muslim benar-benar dalam bahaya nyawa di tengah dominasi orang kafir yang memusuhi Islam. Bukan dalam kondisi damai seperti sekarang, dan bukan pula untuk menyembunyikan penyimpangan keyakinan.
Sementara Syiah menjadikan taqiyyah sebagai strategi permanen, bahkan di negara mayoritas Muslim seperti Indonesia, mereka tetap menyembunyikan akidah sesatnya, seperti mencaci sahabat, meyakini perubahan Al-Qur’an, dan imamah sebagai rukun agama.
Bagaimana Taqiyyah Dipraktikkan?
Berikut beberapa contoh praktik taqiyyah yang lazim dilakukan Syiah:
-
Mengaku sebagai Ahlus Sunnah ketika minoritas.
-
Mengaku tidak mencaci sahabat, padahal dalam kitab-kitab mereka penuh dengan celaan kepada Abu Bakar, Umar, dan Aisyah.
-
Menyembunyikan keyakinan tentang nikah mut’ah atau imamah saat berdakwah di tengah masyarakat Sunni.
-
Bersikap manis dan sopan di depan umum, tapi menanamkan doktrin sesat secara sembunyi-sembunyi.
Semua ini dilakukan atas nama “taqiyyah” untuk menarik simpati dan menyusup ke dalam komunitas Muslim.
Mengapa Taqiyyah Berbahaya bagi Umat Islam?
-
Mengikis kepercayaan antarumat Islam
Jika umat terbiasa menerima ajaran yang dibungkus dengan kebohongan, maka akan sulit membedakan mana kebenaran dan mana tipu daya. -
Menyulitkan identifikasi penyimpangan
Karena Syiah menyembunyikan keyakinannya, umat awam bisa dengan mudah tertipu dan mengira Syiah adalah bagian dari Islam yang sama seperti Sunni. -
Menjadi alat dakwah terselubung
Banyak penyebar Syiah yang memulai dakwahnya dengan berpura-pura sebagai “pecinta Ahlul Bait”, lalu perlahan mengajak masuk ke ajaran ekstrem seperti mencaci sahabat, mut’ah, atau mengakui imam ma’shum. -
Merusak konsep kejujuran dalam Islam
Islam sangat menjunjung tinggi sifat shidq (jujur) sebagai bagian dari keimanan. Rasulullah ﷺ bersabda:"عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ، فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ"
"Hendaklah kalian bersikap jujur, karena kejujuran akan membawa kepada kebaikan, dan kebaikan akan membawa ke surga."
(HR. Bukhari dan Muslim)Sedangkan berdusta adalah ciri kemunafikan:
"آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاثٌ... وَإِذَا حَدَّثَ كَذَبَ"
"Tanda orang munafik itu ada tiga… jika berbicara ia berdusta."
(HR. Bukhari dan Muslim)
Apakah Ahlus Sunnah Mengakui Taqiyyah?
Dalam kondisi darurat yang sangat terbatas (misalnya disiksa atau diancam dibunuh oleh orang kafir), Islam memang memberi keringanan untuk menyembunyikan iman secara lahiriah tanpa meyakininya dalam hati, sebagaimana yang dilakukan oleh Ammar bin Yasir رضي الله عنه. Tapi ini tidak boleh dijadikan sistem hidup dan strategi dakwah seperti yang dilakukan oleh Syiah.
Jadi, taqiyyah versi Syiah bukan bagian dari ajaran Islam yang lurus, melainkan penyimpangan yang digunakan untuk menyebarkan kebohongan secara sistematis.
Kesimpulan: Muslim Sunni Wajib Waspada
Ajaran taqiyyah adalah alat utama Syiah untuk menyusup ke tubuh umat Islam, menipu kaum awam, dan menyebarkan keyakinan menyimpang. Ini adalah senjata halus tapi mematikan yang membuat penyimpangan Syiah sulit dikenali kecuali oleh orang yang memiliki ilmu dan wawasan.
Umat Islam Sunni harus:
-
Mengenali modus taqiyyah.
-
Tidak mudah percaya pada kelompok yang suka menyembunyikan identitas.
-
Berpegang teguh pada ajaran Islam yang jujur, terbuka, dan berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah.
Semoga Allah SWT melindungi kita semua dari fitnah taqiyyah dan menjaga kemurnian akidah Ahlus Sunnah wal Jamaah di negeri ini.
(albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: