Syiahindonesia.com - Syiah adalah salah satu kelompok yang mengaku bagian dari Islam, namun dalam ajaran, keyakinan, dan praktik ibadahnya terdapat banyak kontradiksi yang bertentangan dengan Al-Qur’an, Sunnah, serta ijma’ ulama Ahlus Sunnah wal Jamaah. Kontradiksi ini penting untuk diungkap agar umat Islam di Indonesia tidak terjerumus dalam penyimpangan yang dapat merusak akidah.
1. Kontradiksi tentang Kepemimpinan (Imamah)
Syiah meyakini bahwa setelah wafatnya Rasulullah ﷺ, kepemimpinan umat (imamah) adalah hak mutlak Ali bin Abi Thalib dan keturunannya. Mereka menolak kepemimpinan Abu Bakar, Umar, dan Utsman radhiyallahu ‘anhum, padahal para sahabat telah berijma’ memilih mereka sebagai khalifah.
Al-Qur’an menegaskan bahwa urusan kepemimpinan diputuskan melalui musyawarah:
وَأَمْرُهُمْ شُورَىٰ بَيْنَهُمْ
"Dan urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah di antara mereka." (QS. Asy-Syura: 38)
Ajaran Syiah yang meyakini imamah sebagai rukun agama jelas bertentangan dengan Islam, karena Rasulullah ﷺ tidak pernah menetapkan bahwa imamah adalah rukun iman atau rukun Islam.
2. Kontradiksi dalam Konsep Al-Qur’an
Sebagian ulama Syiah berkeyakinan bahwa Al-Qur’an telah mengalami tahrif (perubahan/penyembunyian ayat), sedangkan Ahlus Sunnah meyakini Al-Qur’an terjaga keasliannya hingga hari kiamat.
Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
"Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya." (QS. Al-Hijr: 9)
Maka keyakinan Syiah tentang adanya tahrif adalah bentuk kontradiksi terhadap janji Allah sendiri.
3. Kontradiksi dalam Konsep Sahabat Nabi ﷺ
Ahlus Sunnah menghormati seluruh sahabat, meskipun ada yang pernah melakukan kesalahan, karena mereka adalah generasi terbaik. Rasulullah ﷺ bersabda:
خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ
"Sebaik-baik manusia adalah pada zamanku, kemudian yang setelahnya, kemudian yang setelahnya." (HR. Bukhari dan Muslim)
Namun Syiah mengkafirkan mayoritas sahabat Nabi ﷺ, bahkan melaknat Abu Bakar, Umar, dan Utsman radhiyallahu ‘anhum. Ini jelas kontradiktif dengan sabda Nabi yang memuji para sahabat sebagai generasi terbaik.
4. Kontradiksi dalam Konsep Taqiyyah (Dusta Demi Agama)
Syiah membolehkan taqiyyah, yaitu berpura-pura atau berdusta demi menjaga mazhab mereka. Padahal Islam mengajarkan kejujuran sebagai dasar keimanan.
Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ
"Sesungguhnya kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa ke surga." (HR. Bukhari dan Muslim)
Membolehkan kebohongan sebagai ajaran agama adalah kontradiksi yang nyata dengan sunnah Rasulullah ﷺ.
5. Kontradiksi dalam Praktik Ibadah
Banyak ibadah Syiah yang bertentangan dengan syariat Islam, seperti:
-
Melakukan nikah mut’ah (kawin kontrak), padahal sudah diharamkan oleh Rasulullah ﷺ.
-
Melaksanakan azan dengan menambahkan kalimat “Hayya ‘ala khairil ‘amal” dan “Asyhadu anna Aliyyan waliyyullah” yang tidak pernah diajarkan Nabi ﷺ.
-
Menyakiti diri sendiri dalam perayaan Asyura, sesuatu yang dilarang dalam Islam.
Hal ini menunjukkan kontradiksi antara ibadah Syiah dengan syariat Islam yang suci.
6. Kontradiksi dalam Doa dan Tawassul
Syiah berdoa dengan menyebut nama imam-imam mereka, bahkan meminta pertolongan kepada selain Allah. Padahal Islam menegaskan:
وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَدًا
"Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah untuk Allah, maka janganlah kamu menyembah (berdoa) kepada seorang pun di samping (menyembah) Allah." (QS. Al-Jinn: 18)
Permintaan doa dan pertolongan kepada imam adalah bentuk syirik yang bertentangan dengan tauhid.
Kesimpulan
Syiah mengandung banyak kontradiksi: dari akidah, konsep kepemimpinan, sikap terhadap Al-Qur’an dan sahabat, hingga praktik ibadah dan doa. Kontradiksi ini membuktikan bahwa Syiah tidak sejalan dengan ajaran Islam yang dibawa Rasulullah ﷺ dan diwariskan para sahabat.
Umat Islam di Indonesia harus berhati-hati, waspada, dan menguatkan pemahaman Ahlus Sunnah wal Jamaah agar tidak terpengaruh penyimpangan Syiah. Menolak ajaran Syiah bukan berarti memecah belah umat, tetapi menjaga kemurnian akidah Islam.
(albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: