Syiahindonesia.com – Salah satu perbedaan paling mendasar antara Ahlus Sunnah wal Jama’ah dan Syiah adalah dalam hal konsep imamah. Jika dalam Islam konsep kepemimpinan umat ditentukan melalui syura (musyawarah) dan ijtihad para sahabat, maka dalam ajaran Syiah, imamah dianggap sebagai rukun agama yang lebih tinggi dari kenabian, dan imam-imam mereka dianggap maksum (terjaga dari dosa).
Konsep imamah inilah yang menjadi pondasi utama akidah Syiah, dan sekaligus menjadi akar dari berbagai kesesatan mereka yang menyimpang dari Islam yang murni. Dalam artikel ini, kita akan mengupas konsep imamah menurut Syiah, membandingkannya dengan Ahlus Sunnah, serta menunjukkan bukti-bukti penyimpangan besar yang terkandung di dalamnya.
Apa Itu Imamah Menurut Syiah?
Dalam ajaran Syiah, imamah adalah doktrin kepemimpinan spiritual dan politik yang hanya sah dimiliki oleh keturunan Ali bin Abi Thalib dan Fatimah az-Zahra, putri Rasulullah ﷺ. Syiah Itsna Asy’ariyah (Syiah Dua Belas Imam), yang merupakan sekte terbesar, meyakini bahwa:
-
Imamah adalah penunjukan langsung dari Allah, bukan hasil musyawarah umat.
-
Imam adalah maksum, tidak bisa salah, bahkan lebih tinggi kedudukannya dari nabi.
-
Penolakan terhadap satu saja imam adalah kekufuran.
-
Imam terakhir (Imam ke-12, Muhammad bin Hasan al-Mahdi) saat ini bersembunyi (ghaib) dan akan muncul kembali sebagai Mahdi.
Doktrin Sesat dalam Konsep Imamah Syiah
1. Mengangkat Imam di Atas Para Nabi
Dalam kitab-kitab rujukan Syiah seperti Al-Kafi karya Al-Kulaini, disebutkan bahwa imam lebih tinggi dari nabi karena imam tidak pernah salah dalam menyampaikan agama, sedangkan nabi bisa lupa. Ini jelas bertentangan dengan Al-Qur’an, yang menegaskan bahwa Nabi Muhammad ﷺ adalah penutup para nabi dan pemimpin umat.
وَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُولٌ
"Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul..."
(QS. Ali ‘Imran: 144)
Syiah justru menempatkan imam-imam mereka di atas Rasulullah ﷺ dalam beberapa kutipan hadis palsu mereka, bahkan menyebut imam mengetahui ilmu ghaib, dapat memberi syafaat tanpa izin Allah, dan mengatur alam semesta. Ini adalah syirik yang nyata.
2. Pengkafiran Umat Islam yang Tidak Mengakui Imamah
Dalam kitab Bihar al-Anwar karya Al-Majlisi, dinyatakan bahwa siapa saja yang tidak meyakini imamah maka dia adalah kafir. Ini berarti, dalam pandangan Syiah, mayoritas umat Islam sejak zaman sahabat hingga hari ini adalah kafir. Tuduhan ini sangat berbahaya dan merusak persatuan umat.
Padahal Islam mengajarkan:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ
"Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara..."
(QS. Al-Hujurat: 10)
Syiah justru menciptakan sekat ideologis yang sangat ekstrem: siapa pun yang tidak mengakui Ali dan para imam sebagai pemimpin mutlak adalah musuh dan kafir.
3. Mengharuskan Wasiat dari Nabi tentang Imamah Ali
Syiah mengklaim bahwa Nabi ﷺ mewasiatkan kepada umat untuk mengikuti Ali bin Abi Thalib sebagai imam sepeninggal beliau. Mereka merujuk pada peristiwa Ghadir Khum dengan tafsir menyimpang. Padahal, para ulama Sunni sepakat bahwa maksud dari sabda Nabi di Ghadir Khum “Barang siapa yang aku adalah pemimpinnya, maka Ali adalah pemimpinnya” adalah bentuk penghormatan, bukan penunjukan kekhalifahan.
Jika benar Nabi ﷺ menunjuk Ali secara eksplisit, mengapa para sahabat utama seperti Abu Bakar, Umar, dan Utsman tidak mengetahuinya dan bahkan dipilih menjadi khalifah? Apakah para sahabat—yang dijamin surga—bisa bersalah dalam perkara besar seperti ini?
4. Imam Ghaib yang Tidak Pernah Ada dalam Islam
Syiah meyakini bahwa imam ke-12 mereka, Muhammad bin Hasan al-Askari, telah ghaib sejak abad ke-3 Hijriyah dan akan muncul di akhir zaman sebagai Imam Mahdi. Anehnya, tidak ada satu pun bukti sejarah yang valid tentang kelahiran dan keberadaan anak dari Imam Hasan al-Askari, apalagi keberadaan seorang manusia yang hidup lebih dari 1.000 tahun secara sembunyi.
Ini mirip mitologi, bukan ajaran Islam. Bahkan Rasulullah ﷺ tidak pernah mengajarkan konsep imam ghaib ini. Imam Mahdi yang diyakini Ahlus Sunnah berasal dari keturunan Nabi, tetapi bukan maksum, bukan ghaib, dan bukan bagian dari rantai imamah Syiah.
Perbandingan: Imamah dalam Sunni vs Syiah
Aspek | Ahlus Sunnah wal Jama’ah | Syiah |
---|---|---|
Pemimpin dipilih oleh | Musyawarah umat (syura) | Penunjukan langsung dari Allah |
Kriteria pemimpin | Adil, amanah, faqih, dan dipilih umat | Harus dari keturunan Ali dan Fatimah |
Kedudukan pemimpin | Manusia biasa yang bisa salah | Maksum, tidak bisa salah dan lebih tinggi dari nabi |
Pandangan terhadap umat | Semua Muslim adalah saudara seiman | Yang menolak imamah dianggap kafir |
Sumber ajaran | Al-Qur’an, Sunnah, dan ijma' ulama | Al-Qur’an versi Syiah dan hadis-hadis dari para imam |
Bahaya Konsep Imamah Syiah di Indonesia
-
Membelah umat Islam
Konsep imamah mengajarkan bahwa hanya Syiah yang benar. Ini mengarah pada takfiri (mengafirkan) terhadap mayoritas umat Muslim, termasuk para sahabat dan ulama sepanjang sejarah. -
Merusak akidah
Keyakinan bahwa imam lebih tinggi dari nabi dan mengetahui yang ghaib adalah bentuk syirik dalam akidah. -
Potensi radikalisasi
Keyakinan terhadap imam ghaib yang akan datang untuk membalas dendam Karbala bisa mendorong munculnya ekstremisme sektarian seperti yang terjadi di Suriah, Irak, dan Yaman. -
Pengaruh politik asing
Negara seperti Iran menjadikan konsep imamah sebagai ideologi negara. Penyebaran ajaran ini di Indonesia bisa membuka pintu bagi infiltrasi politik dan ideologis asing yang membahayakan keutuhan NKRI.
Penutup
Konsep imamah Syiah adalah kesesatan besar yang tidak memiliki dasar dalam ajaran Islam yang murni. Doktrin ini dibangun atas kebencian terhadap sahabat Nabi, pemuliaan tokoh yang tidak dijamin Allah, dan penolakan terhadap sistem syura yang ditetapkan Rasulullah ﷺ.
Sebagai umat Islam Ahlus Sunnah wal Jama’ah, kita harus waspada dan tegas menolak ajaran ini. Mengkritisi konsep imamah bukan berarti membenci Ahlul Bayt, tetapi justru melindungi mereka dari kedustaan yang dilekatkan oleh Syiah atas nama cinta.
Semoga Allah meneguhkan kita di atas jalan kebenaran.
(albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: