Breaking News
Loading...

Bahaya Syiah dalam Pendidikan Islam


Syiahindonesia.com
– Salah satu medan strategis penyebaran paham Syiah yang paling membahayakan adalah sektor pendidikan. Melalui jalur ini, Syiah berusaha menanamkan ideologi dan aqidah menyimpang mereka kepada generasi muda Islam secara sistematis. Pendidikan adalah tulang punggung peradaban dan penjaga aqidah umat, maka ketika sektor ini disusupi oleh ajaran sesat, akibatnya bisa sangat fatal bagi masa depan umat Islam, khususnya di Indonesia.

Infiltrasi Buku Ajar dan Literasi Syiah

Penyusupan Syiah dalam dunia pendidikan tidak selalu dilakukan secara frontal, melainkan kerap melalui pendekatan halus seperti penerbitan buku pelajaran, referensi keagamaan, dan karya ilmiah yang secara tidak langsung memuat pemikiran-pemikiran mereka. Buku berjudul "Muhammad Baqir Sang Pemilah Ilmu" terbitan Al-Huda, misalnya, yang beredar di Indonesia, secara gamblang menyebutkan bahwa Ali bin Abi Thalib adalah khalifah sah setelah wafatnya Rasulullah ﷺ, sebagaimana diyakini oleh Syiah. Hal ini tercantum dalam halaman 253.

Klaim semacam ini bertentangan dengan keyakinan Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang berdasarkan ijma' sahabat bahwa khalifah pertama setelah Nabi adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq رضي الله عنه, sebagaimana tertuang dalam sejarah Islam yang otentik.

Pengaruh di Lingkungan Akademik

Di beberapa universitas negeri maupun swasta, bahkan di pesantren dan sekolah Islam, ditemukan dosen atau guru yang menyisipkan pemikiran Syiah, baik secara terang-terangan maupun terselubung. Mereka memanfaatkan ruang diskusi ilmiah atau mata pelajaran seperti sejarah Islam, fiqih, dan tafsir untuk menggiring opini mahasiswa atau murid agar menerima pandangan Syiah, seperti doktrin imamah, nikah mut’ah, atau bahkan konsep raj’ah dan bada’.

Rasulullah ﷺ bersabda:

من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو ردّ
“Barangsiapa mengada-adakan dalam urusan (agama) kami ini sesuatu yang bukan darinya, maka ia tertolak.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini adalah peringatan keras terhadap semua bentuk bid’ah, termasuk ajaran Syiah yang memasukkan unsur-unsur baru dalam aqidah dan syariat Islam.

Kurikulum yang Terancam

Ada kekhawatiran bahwa jika dibiarkan, kurikulum pendidikan Islam di sekolah-sekolah akan dimodifikasi untuk memasukkan narasi-narasi sejarah dan tafsir ala Syiah. Narasi-narasi ini biasanya didesain agar tampak "alternatif", padahal sesungguhnya memutarbalikkan fakta sejarah dan mengikis otoritas para sahabat Rasulullah ﷺ.

Syiah dikenal sangat agresif dalam mempromosikan tokoh-tokoh mereka dan mencemarkan nama para sahabat seperti Abu Bakar, Umar, dan Utsman رضي الله عنهم, yang justru dijunjung tinggi dalam Islam Sunni. Ini jelas merupakan bentuk penghinaan terhadap generasi terbaik umat Islam.

Bahaya Doktrin Imamah dalam Dunia Pendidikan

Konsep imamah yang diyakini Syiah menempatkan imam sebagai sosok maksum (bebas dosa) yang lebih tinggi daripada para nabi kecuali Nabi Muhammad ﷺ. Pandangan ini sangat menyimpang dari Islam yang benar dan dapat menyesatkan pelajar atau mahasiswa yang belum cukup ilmu.

Al-Qur’an menyatakan dengan tegas:

وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ
“Dan taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya).”
(QS. An-Nisa: 59)

Tidak ada dalam Al-Qur’an perintah untuk taat kepada imam ma’shum setelah wafatnya Rasulullah ﷺ. Namun Syiah justru menempatkan imam-imam mereka seakan-akan setara bahkan lebih dari para nabi.

Upaya Pencegahan dan Peran Orang Tua

Mencegah penyusupan Syiah dalam pendidikan Islam membutuhkan peran aktif orang tua, guru, ulama, dan seluruh komponen masyarakat. Pengawasan terhadap buku bacaan anak, materi pelajaran, guru agama, hingga pergaulan di media sosial perlu diperketat.

Orang tua juga harus mengajarkan aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah sejak dini agar anak-anak tidak mudah tertipu oleh manisnya retorika Syiah yang sering membungkus ajaran mereka dengan kata-kata “cinta Ahlul Bait”.

Penutup

Syiah bukan hanya menyimpang dalam aspek aqidah dan ibadah, tapi juga membawa misi jangka panjang untuk mengubah wajah Islam dari dalam, termasuk melalui pendidikan. Jika kita lengah, maka generasi mendatang bisa menjadi korban penyimpangan yang sistematis ini.

Sudah saatnya pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat luas bersinergi untuk menjaga kemurnian ajaran Islam dari infiltrasi ajaran sesat seperti Syiah, khususnya di lingkungan pendidikan yang menjadi pondasi masa depan umat.

(albert/syiahindonesia.com)



************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: