Syiahindonesia.com - Islam yang dibawa oleh Rasulullah ﷺ adalah agama yang murni, sempurna, dan telah disampaikan secara jelas kepada para sahabat. Namun dalam sejarah Islam, muncul berbagai kelompok sempalan yang membawa ajaran menyimpang. Salah satu kelompok yang paling banyak dibahas dan menjadi peringatan para ulama adalah Syiah. Pertanyaannya: mengapa Syiah dianggap keluar dari ajaran Islam yang murni?
1. Menolak Kesepakatan Para Sahabat Nabi ﷺ
Salah satu penyimpangan utama Syiah adalah mereka menolak ijma’ sahabat, terutama dalam urusan kepemimpinan setelah wafatnya Nabi ﷺ. Mereka menolak kekhilafahan Abu Bakar, Umar, dan Utsman رضي الله عنهم, padahal Nabi ﷺ bersabda:
عَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ
"Wajib atas kalian untuk berpegang dengan sunnahku dan sunnah khulafaur rasyidin yang mendapat petunjuk."
(HR. Abu Dawud no. 4607)
Jika Nabi sendiri menyuruh kita mengikuti para khalifah setelah beliau, bagaimana bisa Syiah justru mencela dan mengkafirkan mereka?
2. Mengkultuskan Manusia Biasa sebagai Imam Makshum
Dalam Islam, tidak ada manusia setelah Nabi ﷺ yang ma’shum (terjaga dari dosa). Namun Syiah meyakini bahwa 12 imam mereka adalah ma’shum, bahkan lebih tinggi dari para nabi. Ini menyimpang dari Islam yang menegaskan bahwa kenabian telah berakhir dan hanya Nabi yang ma’shum.
Mereka mengutip dari kitab Bihar al-Anwar:
إِنَّ الْأَئِمَّةَ هُمْ النُّورُ الَّذِي خَلَقَهُ اللَّهُ قَبْلَ الْخَلْقِ
“Para Imam adalah cahaya yang Allah ciptakan sebelum seluruh makhluk.”
(Bihar al-Anwar, 25/5)
Konsep ini menyerupai ajaran Gnostik atau Majusi, bukan ajaran Islam murni.
3. Melecehkan dan Mengkafirkan Para Sahabat
Dalam ajaran Islam yang murni, para sahabat adalah generasi terbaik, sebagaimana firman Allah:
وَٱلسَّـٰبِقُونَ ٱلْأَوَّلُونَ مِنَ ٱلْمُهَـٰجِرِينَ وَٱلْأَنصَارِ وَٱلَّذِينَ ٱتَّبَعُوهُم بِإِحْسَـٰنٍ رَّضِىَ ٱللَّهُ عَنْهُمْ
"Orang-orang yang terdahulu dari Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka..."
(QS. At-Taubah: 100)
Namun Syiah mencaci mereka, termasuk Aisyah, Abu Bakar, Umar, dan Utsman. Bahkan ada doa dalam literatur Syiah yang melaknat Abu Bakar dan Umar, yang disebut sebagai "berhala Quraisy."
4. Keyakinan bahwa Al-Qur’an Telah Diubah
Sebagian ulama Syiah, seperti dalam kitab Al-Kafi, menyebutkan bahwa Al-Qur’an yang ada saat ini tidak lengkap, dan mushaf yang sempurna hanya akan dibawa oleh Imam Mahdi ketika muncul kembali. Ini bertentangan langsung dengan firman Allah:
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا ٱلذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُۥ لَحَـٰفِظُونَ
"Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al-Qur’an, dan sesungguhnya Kami benar-benar menjaganya."
(QS. Al-Hijr: 9)
Mengatakan bahwa Al-Qur’an telah dikurangi atau diubah adalah bentuk kekufuran terhadap janji Allah.
5. Menerapkan Taqiyah sebagai Prinsip Dasar
Syiah menganggap berbohong demi menyelamatkan agama sebagai prinsip utama (taqiyah). Ini jelas bertentangan dengan Islam yang melarang dusta, kecuali dalam situasi darurat tertentu (bukan sebagai strategi dakwah harian).
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهْدِى مَن هُوَ كَـٰذِبٌ كَفَّارٌ
"Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang yang pendusta dan sangat ingkar."
(QS. Az-Zumar: 3)
Jika sebuah sekte mengajarkan kebohongan sebagai kewajiban, bagaimana ia bisa disebut bagian dari Islam yang murni?
6. Praktik Nikah Mut’ah dan Penyimpangan Moral
Nikah mut’ah (kawin kontrak) adalah ajaran yang dijadikan legal oleh Syiah, padahal telah diharamkan oleh Nabi ﷺ setelah perang Khaibar.
نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْمُتْعَةِ
"Rasulullah ﷺ melarang nikah mut’ah."
(HR. Muslim no. 1406)
Syiah tetap menghalalkannya hingga hari ini, bahkan ada yang menyebutkan pahala mut’ah seperti jihad. Ini jelas menyimpang dari ajaran Islam yang menjunjung tinggi kehormatan dan pernikahan sah secara syar’i.
7. Menyebarkan Kebencian kepada Ahlus Sunnah wal Jama’ah
Dalam berbagai kitab dan khutbah tokoh Syiah, Ahlus Sunnah disebut sebagai musuh, bahkan darahnya halal. Banyak konflik dan peperangan di Irak, Suriah, Yaman dan Lebanon berasal dari kebencian ideologis Syiah terhadap Sunni.
Islam murni mengajarkan persaudaraan dan kasih sayang:
إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ
"Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara."
(QS. Al-Hujurat: 10)
Namun ajaran Syiah malah menyuburkan kebencian, konflik, dan perpecahan.
Kesimpulan: Apakah Syiah Masih dalam Islam yang Murni?
Dari semua poin di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa ajaran inti Syiah sangat berbeda dengan Islam yang diajarkan Rasulullah ﷺ dan diamalkan para sahabat. Bahkan, banyak dari prinsip Syiah yang bertentangan langsung dengan Al-Qur’an dan hadits shahih.
Maka wajar jika para ulama Ahlus Sunnah menyatakan bahwa Syiah telah keluar dari Islam yang murni, dan umat Islam harus waspada terhadap penyusupan paham ini di tengah masyarakat.
(albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: