Syiahindonesia.com – Dalam rangka meningkatkan kewaspadaan umat Islam terhadap penyebaran ajaran sesat Syiah di Indonesia, perlu dicermati berbagai langkah yang ditempuh kelompok-kelompok Syiah dalam menjalin relasi dengan pemerintah. Salah satu langkah terbaru yang patut diwaspadai adalah kunjungan Dewan Pengurus Pusat Ahlulbait Indonesia (DPP ABI) ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) sebagaimana diberitakan oleh laman resmi mereka pada tanggal 17 Juli 2025.
Dalam laporan tersebut disebutkan bahwa jajaran DPP ABI yang dipimpin oleh Ahmad Hidayat melakukan audiensi resmi dengan Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri, Dr. Bahtiar, M.Si. Pertemuan itu mengangkat tema “penguatan komitmen kebangsaan dan jalinan kemitraan strategis.” Meskipun terlihat formal dan nasionalis, namun umat Islam harus memahami bahwa ini bukan sekadar audiensi biasa. Ini adalah bagian dari agenda panjang Syiah dalam menyusup ke jantung kekuasaan melalui jalur resmi dan legal.
Syiah dan Strategi Taqiyyah: Mengelabui Publik Lewat Topeng Nasionalisme
Syiah dalam sejarahnya dikenal memiliki doktrin taqiyyah yaitu menyembunyikan keyakinan demi menjaga keselamatan atau keberlangsungan paham mereka. Maka tidak mengherankan jika berbagai pernyataan dan pendekatan mereka kepada pemerintah selalu dibungkus dengan kata “moderasi”, “toleransi”, dan “kebangsaan”. Padahal, di balik semua itu terdapat misi besar untuk menanamkan pengaruh ajaran Syiah ke dalam struktur birokrasi dan sosial masyarakat Indonesia.
Dalam pertemuan tersebut, ABI menawarkan kerja sama dengan Kemendagri dalam berbagai program seperti pelatihan kader bela negara, pendidikan wawasan kebangsaan, advokasi konstitusi, dan produksi konten edukatif. Ini tentu sangat berbahaya jika dibiarkan tanpa pengawasan ketat. Sebab melalui kegiatan-kegiatan semacam itu, ajaran Syiah bisa masuk ke ruang publik dan lembaga negara secara sistematis.
Syiah dan Penyimpangan Aqidah
Syiah bukan hanya sekadar mazhab fiqih berbeda, melainkan sebuah aliran yang menyimpang dalam banyak hal mendasar, seperti akidah, pemahaman terhadap sahabat Nabi ﷺ, bahkan terhadap Al-Qur’an. Dalam banyak kitab Syiah disebutkan bahwa sahabat Nabi telah murtad pasca wafatnya Rasulullah ﷺ – kecuali beberapa orang seperti Ali, Salman Al-Farisi, dan Abu Dzar.
Rasulullah ﷺ bersabda:
إِذَا سُبَّ أَصْحَابِي فَأَمْسِكُوا
"Jika disebut-sebut (dengan celaan) para sahabatku, maka tahanlah dirimu."
(HR. Abu Nu’aim dalam Hilyatul Auliya’)
Ini menunjukkan bahwa mencela sahabat merupakan bentuk penyimpangan serius dari ajaran Islam yang murni.
Manuver ABI di Pemerintahan: Upaya Sistematis atau Sekadar Silaturahmi?
Meskipun pertemuan antara ABI dan Kemendagri diklaim sebagai bentuk silaturahmi dan kolaborasi nasional, namun kita tidak boleh menutup mata bahwa ABI merupakan representasi ormas Syiah yang membawa ideologi asing ke dalam tubuh umat Islam Indonesia. Di berbagai negara mayoritas Muslim lainnya seperti Irak, Suriah, Lebanon, dan Yaman, Syiah terbukti telah menjadi aktor utama dalam konflik sektarian, perpecahan internal, dan perang saudara. Jangan sampai Indonesia menjadi ladang berikutnya akibat kelengahan kita.
Pada akhir audiensi, ABI menyerahkan buku bertajuk “Kebangsaan dan Konstitusi” kepada Dirjen Polpum Kemendagri sebagai simbol sinergi. Buku ini konon menjadi refleksi pemikiran internal ABI dalam mendukung nilai-nilai Pancasila. Namun, perlu dikritisi: apakah benar nilai-nilai yang dibawa sejalan dengan ajaran Islam Ahlus Sunnah wal Jama’ah? Ataukah hanya pembungkus belaka untuk menyusupkan ajaran sesat dengan pendekatan intelektual?
Peringatan dari Al-Qur'an: Jangan Ikuti Jalan-Jalan yang Menyesatkan
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberi peringatan agar umat Islam tidak mengikuti jalan-jalan yang menyimpang:
وَأَنَّ هَٰذَا صِرَاطِى مُسْتَقِيمًۭا فَٱتَّبِعُوهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعُوا ٱلسُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِۦ ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّىٰكُم بِهِۦ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
"Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya."
(QS. Al-An'am: 153)
Tugas Umat Islam: Jaga Aqidah, Jaga Negeri
Umat Islam di Indonesia wajib bersatu menjaga akidah dari penyusupan Syiah dan kelompok-kelompok sesat lainnya. Ulama, tokoh masyarakat, lembaga pendidikan, hingga aparat pemerintah harus lebih selektif dalam membuka pintu kerja sama dengan organisasi yang membawa ideologi yang tidak sesuai dengan Islam.
Jangan sampai atas nama toleransi dan nasionalisme, kita justru membuka jalan bagi masuknya racun pemikiran yang menghancurkan akidah umat dari dalam. Waspadalah terhadap agenda-agenda yang dibalut rapi namun menyimpan bahaya besar bagi umat dan bangsa.
(albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: