Breaking News
Loading...

 Mengapa Negara-Negara Sunni Menolak Dominasi Syiah?


Syiahindonesia.com
– Ketegangan antara Syiah dan Sunni bukan sekadar perbedaan mazhab atau interpretasi fiqih, melainkan konflik ideologi yang mendalam. Di berbagai belahan dunia, negara-negara berpenduduk mayoritas Sunni secara tegas menolak dominasi dan ekspansi Syiah, baik dalam bentuk pengaruh politik, dakwah, maupun penetrasi budaya dan pendidikan.

Penolakan ini bukan tanpa alasan. Negara-negara Sunni menyadari bahwa dominasi Syiah bukanlah ajakan persatuan, melainkan upaya hegemoni ideologi dan infiltrasi kekuasaan, yang pada akhirnya mengancam stabilitas internal, aqidah umat, dan keutuhan bangsa.


1. Perbedaan Aqidah yang Sangat Mendasar

Penolakan negara-negara Sunni terhadap dominasi Syiah bukan karena kebencian sektarian semata, tapi karena perbedaan aqidah Syiah yang sangat menyimpang dari Islam yang diajarkan Nabi Muhammad ﷺ dan para sahabat.

Beberapa penyimpangan aqidah Syiah yang tidak bisa ditoleransi:

  • Mengkafirkan mayoritas sahabat Nabi ﷺ

  • Meyakini imam-imam mereka lebih tinggi daripada nabi

  • Menolak hadis-hadis sahih dari Bukhari dan Muslim

  • Meyakini adanya Mushaf Fatimah yang lebih lengkap dari Al-Qur’an

  • Menghalalkan nikah mut’ah (zina terselubung)

إِنَّ هَـٰذَا ٱلْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ
"Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus."
(QS. Al-Isra’: 9)

Negara Sunni melihat bahwa ajaran Syiah tidak sesuai dengan jalan lurus (as-sirat al-mustaqim) sebagaimana diajarkan Al-Qur’an dan Rasulullah ﷺ.


2. Ambisi Politik dan Ekspansi Iran Sebagai Rezim Syiah

Sebagai negara Syiah terbesar di dunia, Iran bukan hanya mengembangkan Syiah sebagai keyakinan teologis, tetapi juga sebagai alat ekspansi politik internasional.

Iran dikenal aktif:

  • Mendukung milisi Syiah di Lebanon (Hizbullah), Irak, Suriah, dan Yaman

  • Menyusupkan pengaruh ke negara Sunni lewat yayasan, beasiswa, dan media

  • Menyebarkan ide “Wilayah al-Faqih” yaitu kekuasaan mutlak ulama Syiah

  • Mempromosikan revolusi ala Khomeini ke dunia Islam

Negara-negara Sunni menolak hal ini karena melihat bahwa Syiah tidak hanya menyebarkan ajaran, tapi juga membawa agenda revolusi, konflik sektarian, dan ketidakstabilan.


3. Pengalaman Pahit Negara yang Terkena Dominasi Syiah

Beberapa negara mayoritas Sunni yang pernah mengalami penyusupan atau dominasi kekuatan Syiah mengalami dampak yang sangat buruk, antara lain:

Irak

Setelah jatuhnya Saddam Hussein, Iran memperkuat milisi Syiah seperti Al-Hashd Asy-Sya’bi. Akibatnya, terjadi pengusiran dan pembunuhan besar-besaran terhadap warga Sunni, masjid Sunni dihancurkan, dan kekuasaan dipenuhi sektarianisme.

Yaman

Kelompok Syiah Houthi yang didukung Iran melakukan kudeta terhadap pemerintahan Sunni dan memicu perang saudara yang berkepanjangan hingga kini.

Suriah

Rezim Bashar al-Assad (Syiah Nushairiyah) dengan dukungan Iran dan milisi Hizbullah melakukan penindasan brutal terhadap mayoritas Sunni, menyebabkan jutaan pengungsi dan kehancuran negara.

Dari kasus-kasus ini, negara-negara Sunni belajar dari sejarah dan menolak keras ekspansi Syiah ke wilayah mereka.


4. Infiltrasi Budaya dan Pendidikan yang Mengkhawatirkan

Syiah juga menyusup ke berbagai negara Sunni melalui jalur lunak, seperti:

  • Beasiswa belajar ke Qom (Iran)

  • Penerbitan buku dan media dakwah

  • Pendanaan yayasan dan LSM pro-Syiah

  • Pendirian pesantren dan lembaga kajian Ahlul Bait (versi Syiah)

Negara-negara seperti Mesir, Arab Saudi, Maroko, Bahrain, Indonesia, Malaysia, dan lainnya sudah menyadari hal ini dan memberi batasan ketat terhadap aktivitas Syiah karena dianggap mengancam akidah dan stabilitas ideologi nasional.


5. Ketakutan akan Disintegrasi Umat dan Fitnah Internal

Dominasi Syiah bukan hanya ancaman politik, tapi juga fitnah besar dalam tubuh umat Islam, yang bisa menimbulkan:

  • Perpecahan internal antarumat Islam

  • Pertikaian Sunni-Syiah yang menumpahkan darah

  • Melemahnya persatuan Islam di hadapan musuh eksternal

Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّ هَذِهِ الأُمَّةَ سَتَفْتَرِقُ عَلَى ثَلاثٍ وَسَبْعِينَ فِرْقَةً، كُلُّهَا فِي النَّارِ إِلَّا وَاحِدَةً
“Sesungguhnya umat ini akan terpecah menjadi 73 golongan, semuanya di neraka kecuali satu.”
(HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi)

Mayoritas ulama Ahlus Sunnah menegaskan bahwa Syiah bukan termasuk golongan yang selamat (al-firqah an-nājiyah), karena penyimpangan aqidah mereka terhadap sahabat, Al-Qur’an, dan tauhid.


6. Upaya Negara-Negara Sunni Menangkal Penyebaran Syiah

Karena alasan-alasan di atas, banyak negara Sunni mengambil tindakan tegas terhadap infiltrasi Syiah, antara lain:

  • Melarang kegiatan dakwah Syiah terbuka

  • Membubarkan yayasan Syiah yang menyusup

  • Menarik kembali mahasiswa dari universitas Iran

  • Melarang peredaran buku dan konten Syiah

  • Mengawasi kurikulum agar tidak ada doktrin imamah

Langkah ini bukan bentuk intoleransi, tapi langkah menjaga akidah, kestabilan sosial, dan mencegah konflik sektarian.


Kesimpulan: Penolakan Negara Sunni Bukan Kebencian, Tapi Perlindungan Aqidah

Negara-negara Sunni menolak dominasi Syiah bukan karena kebencian emosional, tapi karena:

✅ Perbedaan aqidah yang mendasar dan menyimpang
✅ Pengalaman pahit konflik dan kekerasan akibat dominasi Syiah
✅ Ancaman infiltrasi budaya, politik, dan pendidikan
✅ Kekhawatiran terhadap disintegrasi dan pertumpahan darah

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا
“Berpeganglah kalian semua pada tali Allah, dan janganlah bercerai-berai.”
(QS. Ali Imran: 103)

Persatuan umat Islam tidak akan terwujud jika harus menerima ideologi sesat yang menghancurkan pondasi aqidah dan merusak persaudaraan.



************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: