Syiahindonesia.com - Dalam beberapa tahun terakhir, fenomena kembalinya para pengikut Syiah ke jalan Ahlus Sunnah wal Jamaah semakin banyak terdokumentasi. Baik melalui kisah pribadi, ceramah, maupun testimoni publik, mantan penganut Syiah mengungkapkan alasan mengapa mereka meninggalkan Syiah dan memilih Islam yang lurus sesuai Al-Qur’an dan Sunnah. Fenomena ini tentu menimbulkan pertanyaan besar: Mengapa hal ini terus terjadi?
1. Kegelisahan terhadap Konsep Imam yang Berlebihan
Banyak mantan Syiah mulai meragukan ajaran bahwa para imam Syiah dianggap maksum, mengetahui hal gaib, dan wajib ditaati lebih dari para nabi. Doktrin ini dinilai bertentangan dengan tauhid, karena memberikan sifat ilahiyah kepada manusia.
قُلْ إِنَّمَآ أَنَا۠ بَشَرٌۭ مِّثْلُكُمْ يُوحَىٰٓ إِلَىَّ أَنَّمَآ إِلَـٰهُكُمْ إِلَـٰهٌۭ وَٰحِدٌۭ
“Katakanlah: Sesungguhnya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku bahwa Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Esa.”
(QS. Al-Kahf: 110)
Setelah meneliti ayat-ayat ini, banyak yang sadar bahwa menjadikan imam sebagai pusat agama adalah bentuk pengkultusan yang menyesatkan.
2. Ketidaksesuaian Ajaran dengan Al-Qur’an
Beberapa mantan Syiah mengaku resah karena menemukan banyak ajaran dalam mazhab mereka tidak memiliki dasar dari Al-Qur’an, bahkan bertentangan dengannya. Misalnya:
-
Anggapan bahwa Al-Qur’an telah diubah.
-
Ibadah seperti nikah mut’ah yang dianggap halal dan berpahala.
-
Pelaknatan sahabat Nabi ﷺ.
Padahal Allah berfirman:
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا ٱلذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُۥ لَحَـٰفِظُونَ
“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an dan Kamilah yang menjaganya.”
(QS. Al-Hijr: 9)
Mereka akhirnya menyadari bahwa Al-Qur’an versi Sunni-lah yang sesuai dengan janji Allah, bukan klaim tahrif ala Syiah.
3. Kekecewaan terhadap Fanatisme Buta
Banyak pengikut Syiah meninggalkan mazhab itu setelah mengalami tekanan dari sistem internal yang memaksakan taqlid buta kepada marja (ulama Syiah). Bahkan untuk hal-hal sepele, harus menunggu fatwa ulama.
Padahal Islam mengajarkan untuk menggunakan akal dan dalil:
أَفَلَا تَعْقِلُونَ
“Tidakkah kalian berpikir?”
(QS. Al-Baqarah: 44)
Kebebasan berpikir dan kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah menjadi alasan kuat bagi banyak orang untuk meninggalkan Syiah.
4. Fakta Sejarah yang Terungkap
Mereka yang menggali sejarah dengan objektif sering terkejut saat menemukan bahwa Syiah bukanlah kelanjutan Islam yang asli, tapi berasal dari fitnah politik dan tokoh kontroversial seperti Abdullah bin Saba’, seorang Yahudi yang menyusup ke tubuh umat Islam.
الروافض هم أعظم الطوائف كذبًا وتكذيبًا
"Rafidhah (Syiah) adalah kelompok yang paling banyak berdusta dan mendustakan."
(Ibnu Taimiyyah, Minhaj as-Sunnah)
Kesadaran akan akar sejarah Syiah yang penuh intrik ini membuat banyak pengikutnya berbalik arah.
5. Ketidakwajaran Ritual Syiah
Syiah dikenal dengan ritual Asyura yang penuh penyiksaan diri: memukul dada, menyayat kepala dengan pedang, bahkan membiarkan anak kecil berdarah. Banyak pengikut yang merasa bahwa ritual ini tidak mencerminkan Islam yang damai dan rasional.
Padahal Nabi ﷺ bersabda:
لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَطَمَ الْخُدُودَ وَشَقَّ الْجُيُوبَ
“Bukan dari golongan kami orang yang memukul pipi dan merobek pakaian saat musibah.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Ritual seperti ini lebih menyerupai budaya luar daripada ajaran Islam.
6. Keikhlasan Mencari Kebenaran
Banyak yang keluar dari Syiah bukan karena pengaruh luar, tetapi karena pencarian jujur terhadap kebenaran. Mereka membaca Al-Qur’an dan hadits-hadits shahih, lalu membandingkannya dengan apa yang diajarkan Syiah.
وَٱلَّذِينَ جَـٰهَدُوا۟ فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا
“Orang-orang yang bersungguh-sungguh di jalan Kami, niscaya Kami tunjukkan kepada mereka jalan Kami.”
(QS. Al-Ankabut: 69)
Keikhlasan inilah yang membuka pintu hidayah.
7. Kesaksian Tokoh Mantan Syiah
Beberapa tokoh terkenal yang dulunya Syiah namun akhirnya menjadi Sunni antara lain:
-
Dr. Musa Al-Musawi, penulis buku Al-Syiah wa al-Tashih.
-
Ali al-Wardi, sejarawan asal Irak.
-
Sayyid Husain al-Musawi, mantan ulama Syiah di Najaf, penulis Lillah tsumma Lilitarih.
Mereka semua bersuara lantang mengkritik penyimpangan Syiah dari dalam.
Kesimpulan: Jalan Pulang ke Islam yang Murni
Fakta bahwa semakin banyak orang yang meninggalkan Syiah dan kembali ke Ahlus Sunnah wal Jamaah adalah bukti bahwa Syiah menyimpan banyak penyimpangan akidah, sejarah, dan akhlak. Ketika hati dibuka untuk mencari kebenaran sejati, maka jalan kembali kepada Islam yang lurus pasti akan tampak.
فَمَن يُرِدِ ٱللَّهُ أَن يَهْدِيَهُۥ يَشْرَحْ صَدْرَهُۥ لِلْإِسْلَـٰمِ
“Barang siapa yang Allah kehendaki untuk mendapat petunjuk, Dia akan melapangkan dadanya untuk menerima Islam.”
(QS. Al-An’am: 125)
(albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: