Breaking News
Loading...

Bagaimana Syiah Menggunakan Perayaan Asyura untuk Menyebarkan Kebencian?


Syiahindonesia.com -
Setiap tahun pada tanggal 10 Muharram, Syiah di berbagai negara menggelar perayaan Asyura secara besar-besaran. Namun yang menjadi sorotan utama bukanlah nilai-nilai spiritual dari hari tersebut, melainkan bagaimana Syiah memanfaatkan momen ini sebagai ajang menyebarkan kebencian, khususnya terhadap sahabat Nabi ﷺ dan kaum Muslimin dari kalangan Ahlus Sunnah wal Jama’ah.


1. Asyura dalam Islam: Hari Puasa dan Syukur

Dalam Ahlus Sunnah, Asyura adalah hari puasa yang disunnahkan karena Nabi ﷺ berpuasa pada hari itu dan menyuruh umatnya ikut berpuasa.

قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ المَدِينَةَ، فَرَأَى اليَهُودَ تَصُومُ يَوْمَ عَاشُورَاءَ، فَقَالَ: مَا هَذَا؟ قَالُوا: هَذَا يَوْمٌ صَالِحٌ، هَذَا يَوْمٌ نَجَّى اللَّهُ بَنِي إِسْرَائِيلَ مِنْ عَدُوِّهِمْ، فَصَامَهُ مُوسَى، فَقَالَ: فَأَنَا أَحَقُّ بِمُوسَى مِنْكُمْ، فَصَامَهُ، وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ
“Nabi ﷺ datang ke Madinah dan melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura. Beliau bertanya, ‘Hari apa ini?’ Mereka menjawab, ‘Ini adalah hari baik, hari Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuh mereka, maka Musa pun berpuasa.’ Maka Nabi bersabda, ‘Aku lebih berhak atas Musa daripada kalian,’ lalu beliau pun berpuasa dan memerintahkan untuk berpuasa.”
(HR. Bukhari)

Namun dalam Syiah, Asyura dijadikan hari duka yang ekstrem, penuh dengan ritual ratapan, siksaan diri, dan propaganda sektarian.


2. Narasi Tragedi Karbala Dijadikan Alat Politisasi

Syiah memanfaatkan tragedi wafatnya Husain bin Ali رضي الله عنه sebagai komoditas ideologi, dan terus membangkitkan emosi massa dengan cerita versi mereka. Dalam perayaan Asyura, mereka menyampaikan kisah-kisah penuh manipulasi, seperti:

  • Husain dibunuh oleh umat Sunni

  • Yazid bin Muawiyah mewakili seluruh Ahlus Sunnah

  • Para sahabat Rasul ﷺ dianggap berkhianat

Narasi ini menumbuhkan kebencian dalam benak generasi Syiah terhadap kaum Muslimin selain kelompok mereka.


3. Melaknat Sahabat secara Terang-Terangan

Dalam banyak majelis Asyura, Syiah melaknat Abu Bakar, Umar, Utsman, dan istri Nabi Aisyah رضي الله عنهم. Padahal Allah telah memuliakan mereka dalam Al-Qur’an:

وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُم بِإِحْسَانٍ رَّضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ
“Orang-orang yang pertama masuk Islam dari kalangan Muhajirin dan Anshar serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka.”
(QS. At-Taubah: 100)

Melaknat sahabat Nabi ﷺ adalah perbuatan bid'ah yang sangat tercela, dan merupakan indikasi kebencian ideologis.


4. Membakar Emosi dan Menanamkan Dendam

Perayaan Asyura Syiah tidak hanya berisi ratapan, tetapi juga orasi politik dan seruan kebencian terhadap ‘musuh-musuh Ahlul Bait’, yang mereka identifikasi sebagai Sunni. Anak-anak kecil dilibatkan untuk menangis dan berteriak, seolah-olah umat Sunni adalah pembunuh Husain.

Mereka meneriakkan kutukan dalam berbagai bahasa terhadap tokoh-tokoh sejarah Islam, lalu mengaitkannya dengan politik masa kini. Ini menumbuhkan dendam lintas generasi terhadap kaum Muslimin Ahlus Sunnah.


5. Menyebar Video dan Ceramah Asyura ke Media Sosial

Media sosial dijadikan alat untuk memperluas jangkauan pengaruh. Saat Asyura, Syiah:

  • Menyebarkan video penyiksaan diri

  • Menyiarkan ceramah provokatif

  • Menulis status atau artikel yang menuduh Sunni sebagai musuh Ahlul Bait

Dengan begitu, mereka memanfaatkan simpati masyarakat awam terhadap tragedi Karbala untuk membangkitkan emosi anti-Sunni.


6. Mencetak Buku, Poster, dan Meme Penuh Hasutan

Setiap Asyura, Syiah mencetak ratusan ribu:

  • Buku yang memutarbalikkan sejarah

  • Poster bergambar darah dan tubuh bersimbah luka

  • Meme digital yang menyindir para sahabat Nabi

Semua ini tidak lain adalah bentuk propaganda yang terstruktur untuk menumbuhkan permusuhan terhadap Ahlus Sunnah.


7. Asyura Dijadikan Wadah Konsolidasi Ideologi

Di negara-negara Syiah seperti Iran dan Irak, Asyura dijadikan momentum untuk:

  • Menggalang massa

  • Menguatkan loyalitas terhadap imam dan ulama mereka

  • Menanamkan bahwa Syiah sedang dizalimi oleh Sunni

Dengan narasi ini, Syiah seolah menjadi korban abadi, padahal mereka telah menjadi pelaku utama disintegrasi umat.


Kesimpulan: Asyura Dipakai untuk Menanamkan Kebencian, Bukan Ketaatan

Perayaan Asyura dalam Syiah telah menyimpang jauh dari ajaran Islam. Alih-alih memperbanyak dzikir, puasa, dan ketaatan, yang terjadi justru:

❌ Penyiksaan diri
❌ Melaknat sahabat
❌ Menyebar kebencian terhadap Sunni
❌ Propaganda politik sektarian

Umat Islam harus memahami bahwa Syiah memanfaatkan Asyura bukan sebagai ibadah, melainkan sebagai senjata ideologis untuk membentuk opini bahwa Sunni adalah musuh Ahlul Bait.

Padahal Ahlus Sunnah mencintai Husain bin Ali رضي الله عنه, dan mencintai semua Ahlul Bait sesuai dengan sunnah Nabi ﷺ — bukan dengan ekstremisme dan kebencian.

اللَّهُمَّ لَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا
“Ya Allah, janganlah Engkau jadikan dalam hati kami rasa dendam kepada orang-orang yang beriman.”
(QS. Al-Hasyr: 10)


(albert/syiahindonesia.com)



************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: