Syiahindonesia.com – Pertemuan antara DPW Ahlulbait Indonesia (ABI) DKI Jakarta dan Pimpinan Wilayah GP Ansor Jakarta kembali menjadi sorotan publik. Momen yang dikemas dengan tajuk “merajut sinergi keumatan di tengah keberagaman” pada dasarnya menyimpan potensi bahaya besar bagi akidah umat Islam, jika tidak disikapi dengan kewaspadaan tinggi. Informasi ini dilansir dari situs resmi ahlulbaitindonesia.or.id pada tanggal 17 Juli 2025.
Pertemuan itu dihadiri oleh sejumlah tokoh ABI DKI dan GP Ansor DKI Jakarta, dan membahas program kolaborasi seperti pemberdayaan sosial, edukasi, hingga isu toleransi dan kebangsaan. Dalam narasi yang dibangun, ABI menyampaikan keinginan membangun masyarakat yang inklusif dan harmonis. Namun, perlu dicermati bahwa ABI adalah representasi kelompok Syiah yang selama ini dikenal menyimpang dari akidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah.
Syiah bukan sekadar berbeda pendapat dalam hal cabang fikih. Mereka meyakini konsep imamah yang menempatkan imam-imam mereka sebagai makhluk maksum, bahkan melebihi derajat para Nabi. Mereka juga mencela para sahabat Nabi Muhammad ﷺ, mengkafirkan mayoritas umat Islam, dan mempercayai adanya mushaf Fatimah yang berbeda dengan Al-Qur’an kita.
Allah Subḥānahu wa Ta‘ālā berfirman:
﴿وَلَا تَرْكَنُوا إِلَى الَّذِينَ ظَلَمُوا فَتَمَسَّكُمُ النَّارُ﴾
"Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim, nanti kamu akan disentuh api neraka."
(QS. Hūd: 113)
Ayat ini mengingatkan kita agar tidak condong, apalagi berkolaborasi dengan pihak yang menyimpang dari jalan kebenaran. Maka, sungguh ironis jika organisasi besar seperti GP Ansor justru membuka ruang interaksi yang dapat membuka celah masuknya pemikiran sesat ke tubuh umat Islam.
Rasulullah ﷺ juga telah bersabda:
«يَحْمِلُ هَذَا الْعِلْمَ مِنْ كُلِّ خَلَفٍ عُدُولُهُ، يَنْفُونَ عَنْهُ تَحْرِيفَ الْغَالِينَ، وَانْتِحَالَ الْمُبْطِلِينَ، وَتَأْوِيلَ الْجَاهِلِينَ»
"Ilmu ini akan dibawa oleh orang-orang adil dari setiap generasi; mereka akan membersihkan ilmu ini dari penyimpangan orang ekstrem, kedustaan orang batil, dan takwil orang bodoh."
(HR. al-Baihaqi)
Sebagai benteng Ahlus Sunnah, ormas Islam seharusnya tidak mudah terkecoh oleh pendekatan lembut yang dijalankan kelompok Syiah. Di masa lalu, mereka juga menggunakan strategi serupa —menyusup lewat diskusi kebangsaan, toleransi, dan kemanusiaan— untuk memperluas pengaruh mereka di tengah masyarakat Sunni.
Umat Islam Indonesia harus memahami bahwa strategi ini adalah langkah awal infiltrasi. Jangan sampai istilah "sinergi" dan "kerja sama" dijadikan pintu masuk normalisasi akidah Syiah yang penuh penyimpangan.
(albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: