Breaking News
Loading...

 Mengapa Ulama Sunni Mengharamkan Menyebarkan Buku-Buku Syiah?


Syiahindonesia.com
– Banyak pertanyaan yang muncul di kalangan masyarakat Muslim tentang alasan mengapa para ulama Ahlus Sunnah wal Jamaah begitu tegas dalam melarang penyebaran buku-buku Syiah. Apakah ini bentuk ketertutupan terhadap perbedaan pandangan, ataukah ada alasan yang lebih mendalam dan substansial dari sudut pandang akidah dan keselamatan umat?

Dalam artikel ini, kita akan mengulas alasan-alasan utama mengapa para ulama Sunni menegaskan bahwa menyebarkan buku-buku Syiah sangat berbahaya bagi umat Islam, serta bagaimana penyebaran itu bisa menjadi pintu masuk bagi kesesatan.


1. Kandungan Buku Syiah Bertentangan dengan Akidah Islam yang Shahih

Mayoritas buku-buku Syiah, terutama dari kalangan Imamiyah Itsna ‘Asyariyah (Syiah Dua Belas Imam), memuat ajaran-ajaran yang bertentangan secara terang-terangan dengan prinsip dasar Islam, seperti:

  • Pengkafiran terhadap para sahabat Rasulullah ﷺ seperti Abu Bakar, Umar, dan Utsman رضي الله عنهم.

  • Keyakinan bahwa para imam mereka adalah ma’shum (tidak pernah berdosa), bahkan memiliki derajat lebih tinggi dari para nabi.

  • Penyebutan adanya Mushaf Fatimah, yang dianggap sebagai wahyu lain selain Al-Qur’an.

  • Legalisasi nikah mut’ah yang bertentangan dengan ijma’ ulama Ahlus Sunnah.

  • Doa-doa dan ritual yang berisi celaan terhadap Ahlus Sunnah, bahkan menyebut mereka sebagai nawashib (pembenci Ahlul Bait), padahal itu adalah tuduhan batil.

Ajaran-ajaran ini tentu saja bertentangan dengan Al-Qur’an dan Sunnah yang shahih, serta dapat menyesatkan umat Islam yang awam.


2. Menyebarkan Buku Syiah Bisa Menyesatkan Orang yang Awam

Para ulama memahami bahwa tidak semua Muslim memiliki kapasitas ilmu untuk membedakan antara yang haq dan batil. Membaca buku-buku Syiah tanpa bimbingan dapat membuat seorang Muslim awam terpengaruh, karena bahasa yang digunakan dalam buku-buku tersebut sering kali terkesan ilmiah, penuh kutipan dalil, dan narasi sejarah yang diputarbalikkan secara halus.

Padahal, Allah ﷻ telah memperingatkan:

﴿وَإِنَّ الشَّيَاطِينَ لَيُوحُونَ إِلَىٰ أَوْلِيَائِهِمْ لِيُجَادِلُوكُمْۖ وَإِنْ أَطَعْتُمُوهُمْ إِنَّكُمْ لَمُشْرِكُونَ﴾
"Sesungguhnya setan itu membisikkan kepada teman-temannya agar mereka membantah kamu; dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang musyrik."
(QS. Al-An’am: 121)


3. Menyebarkan Buku Syiah Termasuk Menyebarkan Bid’ah dan Dosa

Dalam kaidah usul fiqh disebutkan bahwa:
"Wasāil lahā hukmul maqāshid"Sarana memiliki hukum seperti tujuan.
Jika tujuan dari penyebaran buku itu adalah menyebarkan kesesatan, maka sarana yang menuju ke sana (yaitu menyebarkan buku-buku tersebut) juga dihukumi haram.

Rasulullah ﷺ bersabda:

«مَنْ دَعَا إِلَىٰ ضَلَالَةٍ، كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ، لاَ يَنْقُصُ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا»
"Barang siapa yang menyeru kepada kesesatan, maka baginya dosa seperti dosa orang-orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun."
(HR. Muslim)

Dengan demikian, siapa pun yang memfasilitasi atau menyebarkan pemikiran sesat melalui media buku akan memikul dosa berantai.


4. Menjaga Akidah Umat adalah Tanggung Jawab Ulama

Ulama Ahlus Sunnah melihat bahwa menjaga akidah umat Islam lebih penting daripada menjunjung tinggi toleransi buta. Dalam konteks ini, melarang penyebaran buku-buku Syiah bukanlah bentuk intoleransi, melainkan langkah preventif agar umat Islam tidak terjatuh dalam kekeliruan yang dapat merusak iman.

Ibnu Sirin رحمه الله berkata:

"إن هذا العلم دين، فانظروا عمن تأخذون دينكم."
"Sesungguhnya ilmu ini adalah bagian dari agama, maka perhatikanlah dari siapa kalian mengambil agama kalian."
(Muqaddimah Shahih Muslim)


5. Banyak Buku Syiah Mengandung Pemutarbalikan Sejarah Islam

Dalam buku-buku Syiah, sering ditemukan pemutarbalikan fakta sejarah. Mereka mengangkat narasi bahwa para sahabat adalah pengkhianat, menyebarkan cerita palsu tentang pernikahan Sayyidah Fatimah, kematian Husain di Karbala yang dibesar-besarkan, dan menciptakan dendam antar generasi terhadap kaum Sunni.

Padahal, Islam datang untuk menyatukan umat, bukan menanamkan dendam dan permusuhan.


Kesimpulan

Pelarangan terhadap penyebaran buku-buku Syiah oleh ulama Ahlus Sunnah bukanlah tindakan diskriminatif, melainkan bentuk tanggung jawab ilmiah dan syar’i dalam menjaga kemurnian akidah umat Islam. Dalam situasi di mana banyak umat masih awam, penyebaran buku-buku tersebut hanya akan memperluas pengaruh pemikiran yang sesat dan menyesatkan.

Mari kita jaga akidah kita, dan perbanyak ilmu dari sumber yang benar serta ulama yang terpercaya.




************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: