Syiahindonesia.com - Kebencian Syiah terhadap Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu adalah bagian dari akidah batil mereka yang diwarisi turun-temurun. Dalam ajaran Syiah, Umar digambarkan sebagai sosok yang telah "merampas hak kekhalifahan" dari Ali bin Abi Thalib. Namun pada hakikatnya, kebencian ini bukan semata soal politik sejarah, tetapi merupakan bagian dari upaya merusak pondasi Islam yang dibangun oleh para sahabat yang lurus dan mulia.
Siapakah Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu?
Umar bin Khattab adalah khalifah kedua dalam Khulafaur Rasyidin, seorang sahabat utama Rasulullah ﷺ yang dikenal dengan keberanian, keadilan, dan kepemimpinan luar biasa. Beliaulah yang membukakan pintu kejayaan Islam hingga ke Persia, Syam, dan Mesir. Banyak ayat Al-Qur’an turun sejalan dengan pendapat Umar. Rasulullah ﷺ sendiri bersabda:
«إِنَّ اللَّهَ جَعَلَ الْحَقَّ عَلَى لِسَانِ عُمَرَ وَقَلْبِهِ»
"Sesungguhnya Allah menjadikan kebenaran di lisan dan hati Umar."
(HR. Tirmidzi no. 3682, dinilai hasan oleh al-Albani)
Dengan segala kemuliaan ini, Umar menjadi target kebencian Syiah, karena mereka tidak bisa menerima bahwa Islam berkembang justru di bawah kepemimpinannya, bukan di bawah jalur keturunan Ali semata.
Kebencian Syiah terhadap Umar Dibangun atas Dusta Sejarah
Syiah mengklaim bahwa Umar merebut kekuasaan dari Ali bin Abi Thalib, padahal Ali sendiri membaiat dan setia kepada Abu Bakar dan Umar, bahkan menikahkan putrinya (Ummu Kultsum) dengan Umar bin Khattab. Hal ini menunjukkan tidak adanya konflik seperti yang digaungkan Syiah.
Ali berkata tentang Umar:
اللَّهُمَّ اجْعَلْ لِي عِنْدَ عُمَرَ يَدًا حَسَنَةً
"Ya Allah, jadikanlah aku memiliki hubungan baik dengan Umar."
(Diriwayatkan dalam sejarah Ibnu Asakir)
Tapi Syiah justru mencela Umar bahkan dalam doa-doa mereka, seperti dalam kitab mereka yang dikenal, Ziyarat Ashura, mereka melaknat Umar bersama Abu Bakar dan Utsman. Ini jelas bukan akhlak seorang Muslim, karena mencaci sahabat Nabi ﷺ adalah perbuatan yang keluar dari jalan Islam.
Apa yang Dikatakan Al-Qur’an tentang Para Sahabat?
وَٱلسَّـٰبِقُونَ ٱلْأَوَّلُونَ مِنَ ٱلْمُهَـٰجِرِينَ وَٱلْأَنصَـٰرِ وَٱلَّذِينَ ٱتَّبَعُوهُم بِإِحْسَـٰنٍ رَّضِىَ ٱللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا۟ عَنْهُ
"Orang-orang yang terdahulu lagi pertama-tama (masuk Islam) dari kalangan Muhajirin dan Anshar serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya."
(QS. At-Taubah: 100)
Apakah Umar termasuk di dalamnya? Jelas iya. Ia adalah Muhajirin yang masuk Islam lebih awal, dan menjadi tiang kekuatan Islam. Maka kebencian kepada Umar berarti menolak ridha Allah, dan itu adalah kekufuran secara prinsip.
Mengapa Syiah Sangat Membenci Umar?
-
Karena Umar menghancurkan Kekaisaran Persia, negeri asal sebagian besar tokoh-tokoh awal Syiah. Syiah berasal dari bekas-bekas dendam bangsa Persia yang kalah oleh pasukan Islam.
-
Karena Umar menjadi simbol kekuatan Sunni, dan keberhasilan kekhalifahan Islam. Syiah ingin menghapus sejarah ini agar hanya Ali dan keturunannya yang tampak dominan.
-
Karena Umar menjadi simbol hukum yang adil, sedangkan Syiah ingin mengganti hukum Islam dengan sistem imamah yang tak berdasar syariat.
Syiah Tidak Pernah Menyembunyikan Kebencian Ini
Dalam kitab-kitab utama Syiah seperti Bihar al-Anwar, Al-Kafi, dan Tuhaf al-Uqul, terdapat ribuan riwayat yang menghina dan melaknat Umar. Bahkan sebagian besar ulama Syiah menyebut pembunuh Umar (Abu Lu’lu’ah) sebagai "pahlawan", bahkan dibangun makam dan peringatan atasnya di Iran hingga saat ini.
"Mereka (Syiah) merayakan hari terbunuhnya Umar sebagai hari besar mereka dan menyebutnya dengan nama ‘Id al-Zahra’."
(Lihat: Bihar al-Anwar karya al-Majlisi, Jilid 95)
Ini sangat berbeda dengan ajaran Islam. Membunuh dan mencela sahabat Nabi ﷺ adalah dosa besar dan jalan menuju kesesatan.
Kesimpulan: Mencintai Umar adalah Bagian dari Iman
Rasulullah ﷺ bersabda:
«أَحَبُّ النَّاسِ إِلَيَّ بَعْدَ أَبِي بَكْرٍ عُمَرُ»
"Orang yang paling aku cintai setelah Abu Bakar adalah Umar."
(HR. Tirmidzi no. 3657, sahih)
Kebencian terhadap Umar berarti kebencian terhadap apa yang dicintai oleh Nabi Muhammad ﷺ, dan itu jelas tidak bisa bersatu dengan Islam.
Syiah dengan tegas menolak Umar, mencaci dan melaknatnya – maka mereka telah keluar dari barisan umat Islam yang sesungguhnya.
وَمَن يُشَاقِقِ ٱلرَّسُولَ مِنۢ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ ٱلْهُدَىٰ وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ ٱلْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصْلِهِۦ جَهَنَّمَ
"Dan barang siapa yang menentang Rasul setelah jelas kebenaran baginya dan mengikuti jalan selain orang-orang beriman, Kami biarkan ia dalam kesesatan yang dipilihnya, dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam."
(QS. An-Nisa: 115)
(albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: