Syiahindonesia.com – Meski sama-sama mengaku sebagai bagian dari umat Islam, Syiah dan Sunni memiliki perbedaan yang sangat mencolok dalam praktik ibadah. Perbedaan ini tidak sekadar soal furu’ (cabang), tetapi juga menunjukkan perbedaan dalam pemahaman akidah dan sumber hukum. Berikut adalah beberapa perbedaan mencolok dalam tata cara ibadah yang bisa digunakan untuk mengenali apakah seseorang mengikuti ajaran Sunni atau Syiah:
1. Cara Shalat dan Sujud
Ahlus Sunnah:
Shalat dilakukan dengan meletakkan dahi langsung di lantai atau sajadah saat sujud. Mereka membaca bacaan sujud yang sesuai dengan hadits-hadits shahih.
Syiah:
Mereka meletakkan benda khusus yang disebut turbah (batu kecil dari tanah Karbala) saat sujud. Mereka meyakini bahwa sujud hanya sah bila di atas tanah atau sesuatu yang berasal dari bumi, dan mereka sangat mengutamakan tanah Karbala karena dianggap suci.
"Syiah meyakini bahwa tempat paling mulia untuk sujud adalah tanah Karbala, tempat terbunuhnya Husain bin Ali."
(Rujukan: Al-Kafi, bab tentang keutamaan tanah Karbala)
2. Waktu Shalat
Ahlus Sunnah:
Menunaikan lima waktu shalat secara terpisah: Subuh, Dzuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya dilakukan pada waktunya masing-masing.
Syiah:
Mereka sering menggabungkan antara Dzuhur dan Ashar serta Maghrib dan Isya tanpa uzur safar. Ini menjadi kebiasaan dalam komunitas mereka, padahal tanpa alasan syar’i, penggabungan ini tidak disyariatkan menurut mayoritas ulama Sunni.
3. Adzan
Ahlus Sunnah:
Adzan terdiri dari kalimat-kalimat yang diajarkan langsung oleh Rasulullah ﷺ, seperti “Allahu Akbar”, “Asyhadu an laa ilaaha illallah”, dan seterusnya.
Syiah:
Mereka menambahkan kalimat “Asyhadu anna ‘Aliyyan waliyyullah” (Aku bersaksi bahwa Ali adalah wali Allah) dalam adzan dan iqamah. Penambahan ini tidak memiliki dasar dalam hadits shahih dan dianggap sebagai bentuk bid’ah dalam Islam oleh para ulama Sunni.
4. Wudhu
Ahlus Sunnah:
Membasuh kedua kaki sampai mata kaki. Basuhan dilakukan dengan air mengalir dan menyentuh seluruh permukaan kulit.
Syiah:
Mereka hanya mengusap bagian atas kaki dengan tangan yang basah, bukan membasuhnya. Praktik ini menyelisihi penjelasan dalam hadits-hadits shahih tentang tata cara wudhu Nabi ﷺ.
5. Doa Qunut
Ahlus Sunnah:
Doa qunut dilakukan saat shalat Subuh (bagi sebagian mazhab seperti Syafi’i), atau dalam shalat witir pada bulan Ramadhan. Bacaan doa juga umum diketahui dan bersumber dari hadits shahih.
Syiah:
Mereka membaca qunut dalam setiap shalat wajib lima waktu. Bacaan qunut pun berisi doa-doa khusus, dan kadang-kadang memuat celaan kepada sahabat atau pengakuan atas keutamaan imam-imam mereka.
6. Shalat Tarawih
Ahlus Sunnah:
Mereka melaksanakan shalat tarawih berjamaah selama Ramadhan sebanyak 8 atau 20 rakaat, mengikuti sunnah Rasulullah ﷺ dan praktik Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu.
Syiah:
Mereka tidak melaksanakan tarawih berjamaah. Bahkan sebagian ulama Syiah menganggap tarawih berjamaah sebagai bid’ah yang berasal dari Umar bin Khattab – ini tentu menyelisihi tradisi Ahlus Sunnah yang menganggap Umar sebagai pelanjut sunnah Nabi ﷺ.
7. Ziarah Kubur dan Doa kepada Imam
Ahlus Sunnah:
Ziarah kubur dilakukan sebagai bentuk pengingat kematian dan mendoakan penghuni kubur. Tidak ada permintaan kepada orang yang telah wafat.
Syiah:
Mereka ziarah ke makam imam-imam mereka dengan cara yang menyerupai ibadah haji, bahkan kadang berdoa langsung kepada para imam tersebut dan meminta pertolongan (tawassul) kepada mereka, yang dalam akidah Sunni tergolong syirik bila sampai meyakini mereka bisa memberi manfaat secara independen.
Kesimpulan
Perbedaan dalam ibadah antara Sunni dan Syiah bukanlah perbedaan kecil, karena banyak dari praktik Syiah bertentangan dengan tuntunan Rasulullah ﷺ yang diajarkan oleh para sahabat. Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk mengenali dan memahami mana ajaran yang bersumber dari Al-Qur’an dan hadits shahih, serta mana yang berasal dari bid’ah dan ajaran menyimpang.
Menjaga kemurnian ibadah merupakan bagian dari menjaga akidah. Jangan mudah terpengaruh oleh praktik yang tampaknya islami tapi sejatinya menyimpang dari tuntunan Rasulullah ﷺ.
(albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: