Syiahindonesia.com – Konflik-konflik yang terus berkembang di Timur Tengah tidak hanya dipengaruhi oleh faktor politik dan ekonomi, tetapi juga oleh perbedaan sektarian antara kelompok-kelompok Sunni dan Syiah. Syiah, yang merupakan salah satu cabang utama dalam Islam, memainkan peran yang sangat signifikan dalam banyak konflik yang terjadi di kawasan ini, terutama sejak revolusi Islam di Iran pada tahun 1979. Artikel ini akan mengulas bagaimana Syiah berperan dalam konflik-konflik utama di Timur Tengah, serta dampaknya terhadap stabilitas dan keharmonisan antarnegara di kawasan tersebut.
1. Revolusi Islam Iran dan Pengaruhnya di Timur Tengah
Revolusi Islam Iran pada tahun 1979 menandai titik balik yang signifikan dalam politik Timur Tengah. Setelah menggulingkan Shah Iran, pemerintah Iran yang baru dipimpin oleh Ayatollah Ruhollah Khomeini mendirikan sebuah negara teokrasi Syiah yang berorientasi pada ajaran-ajaran Syiah. Iran, sebagai negara dengan populasi Syiah terbesar, mulai berusaha menyebarkan paham Syiah ke negara-negara tetangganya yang mayoritas Sunni, serta memperkenalkan ideologi "Wilayat al-Faqih" (pemerintahan ulama).
Iran menggunakan berbagai saluran untuk menyebarkan pengaruh ini, baik secara diplomatik maupun militer, yang sering kali mengarah pada ketegangan sektarian antara Syiah dan Sunni di kawasan Timur Tengah. Pengaruh ini terutama terlihat dalam hubungan Iran dengan negara-negara seperti Irak, Suriah, Lebanon, dan Yaman.
2. Konflik di Irak: Iran dan Pengaruh Syiah di Tengah Ketegangan Sektarian
Setelah invasi Amerika Serikat ke Irak pada tahun 2003 dan jatuhnya rezim Saddam Hussein, Iran mulai memanfaatkan kekosongan kekuasaan untuk memperluas pengaruhnya di Irak. Iran mendukung kelompok-kelompok Syiah Irak dalam upaya mereka untuk merebut kekuasaan politik, termasuk Partai Dawa dan milisi-milisi Syiah seperti Al-Hashd al-Shaabi yang dibentuk setelah munculnya ancaman dari ISIS.
Keterlibatan Iran dalam konflik Irak telah menyebabkan ketegangan yang lebih besar antara Syiah dan Sunni. Milisi Syiah yang didukung oleh Iran sering kali terlibat dalam tindakan kekerasan terhadap komunitas Sunni, yang memperburuk perpecahan sektarian di dalam negeri. Meskipun Iran mengklaim bahwa tujuan mereka adalah untuk memerangi terorisme, banyak pihak melihatnya sebagai upaya untuk memperkuat hegemoni Syiah di negara yang sebelumnya mayoritas Sunni.
وَقَالَ ٱللَّهُۥ لَا تَفْرَقُوا۟
"Dan Allah berfirman, janganlah kamu bercerai-berai."
(QS. Al-Imran: 103)
3. Konflik Suriah: Iran Mendukung Rezim Al-Assad
Di Suriah, Iran mendukung rezim Presiden Bashar al-Assad yang beraliran Alawi, sebuah sekte yang dianggap memiliki kedekatan dengan Syiah. Ketika pemberontakan dimulai pada tahun 2011, Iran menjadi salah satu pendukung utama pemerintah Assad, mengirimkan pasukan dan kelompok militan seperti Hizbullah untuk mempertahankan kekuasaan Assad.
Keterlibatan Iran dalam konflik Suriah bertujuan untuk melindungi pemerintahan sekutunya dan menjaga akses ke jalur pasokan strategis melalui Lebanon dan Irak. Iran melihat jatuhnya rezim Assad sebagai ancaman besar terhadap keseimbangan politik di kawasan tersebut dan sebagai ancaman terhadap hegemoni Syiah di Timur Tengah. Sementara itu, keterlibatan Iran memperburuk ketegangan sektarian antara Syiah dan Sunni, dengan negara-negara Sunni seperti Arab Saudi dan Qatar yang mendukung kelompok oposisi.
4. Yaman: Iran dan Dukungan untuk Houthi
Konflik di Yaman juga menunjukkan peran penting Iran dalam mempengaruhi dinamika sektarian di Timur Tengah. Iran memberikan dukungan militer dan politik kepada kelompok Houthi, yang sebagian besar berafiliasi dengan Syiah Zaidiyah. Houthi, yang telah terlibat dalam pemberontakan terhadap pemerintah Yaman yang didukung oleh Saudi, telah mendapatkan dukungan signifikan dari Iran, termasuk pasokan senjata dan pelatihan militer.
Konflik ini menjadi lebih rumit ketika Saudi, yang merupakan negara Sunni terbesar, memimpin koalisi untuk memerangi Houthi. Iran, di sisi lain, mendukung Houthi sebagai bagian dari strategi mereka untuk mengembangkan pengaruh Syiah di kawasan Arab, memperburuk ketegangan antara kekuatan Sunni dan Syiah. Dampaknya adalah terjadinya perang saudara yang brutal dan krisis kemanusiaan yang luar biasa di Yaman.
5. Hizbullah: Iran dan Peranannya di Lebanon
Hizbullah, kelompok militan Syiah yang berbasis di Lebanon, merupakan salah satu proksi utama Iran di Timur Tengah. Hizbullah didirikan pada awal 1980-an dengan bantuan dari Iran dan telah lama menjadi kekuatan militer dan politik yang signifikan di Lebanon. Kelompok ini memiliki ideologi yang sangat dekat dengan pemerintah Iran dan berjuang untuk menyebarkan pengaruh Syiah di seluruh kawasan.
Iran memberikan pelatihan, senjata, dan dukungan finansial kepada Hizbullah, yang kemudian menjadi kekuatan yang mempengaruhi kebijakan Lebanon, bahkan sampai ke konflik dengan Israel. Hizbullah juga memainkan peran penting dalam konflik Suriah, di mana mereka berperang di pihak Assad. Pengaruh Hizbullah di Lebanon semakin memperkuat posisi Syiah di Timur Tengah.
Kesimpulan:
Syiah, dengan Iran sebagai pemimpin utamanya, memainkan peran yang sangat signifikan dalam konflik-konflik yang terjadi di Timur Tengah. Mereka menggunakan berbagai cara untuk memperluas pengaruh mereka, baik melalui dukungan militer kepada kelompok-kelompok pro-Syiah, diplomasi, maupun penyebaran ideologi agama. Namun, tindakan ini sering kali memperburuk ketegangan sektarian antara Syiah dan Sunni, yang mengarah pada ketidakstabilan dan konflik yang berkepanjangan di kawasan tersebut.
Penting bagi umat Islam untuk memahami dampak dari ketegangan sektarian ini dan berusaha untuk menjaga persatuan umat di tengah perbedaan. Islam mengajarkan kita untuk bersatu, bukan terpecah belah, dan kita harus berhati-hati terhadap segala bentuk politik yang mengancam keharmonisan antar umat.
وَأَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ وَلَا تَفَرَّقُوا۟
"Dan taatilah Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu bercerai-berai."
(QS. Al-Anfal: 46)
(albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: