Breaking News
Loading...

Mengapa Syiah Menyebut Diri Mereka sebagai Muslim Padahal Menyimpang?


Syiahindonesia.com -
Dalam dunia Islam, klaim Syiah sebagai bagian dari umat Islam sering menimbulkan kebingungan. Mereka mengucap dua kalimat syahadat, shalat, puasa, bahkan pergi haji. Namun, di sisi lain, mereka memiliki keyakinan dan praktik yang sangat bertentangan dengan ajaran Islam yang dibawa Rasulullah ﷺ dan dipahami oleh para sahabatnya. Maka muncul pertanyaan penting: mengapa Syiah menyebut diri mereka Muslim, padahal akidah dan amal mereka menyimpang jauh dari Islam?

1. Klaim Islam untuk Menipu Umat

Syiah, dalam sejarahnya, dikenal menggunakan strategi taqiyah—berpura-pura demi menyembunyikan keyakinan aslinya. Salah satu bentuk taqiyah terbesar mereka adalah mengaku sebagai Muslim, agar bisa menyusup ke dalam tubuh umat Islam dan menyebarkan ajaran sesat mereka secara halus.

Dengan berpura-pura sebagai bagian dari Islam, mereka mendapatkan legitimasi sosial dan politik, bahkan dalam beberapa kasus, berhasil menguasai wilayah mayoritas Muslim Sunni, seperti yang terjadi di Irak dan Lebanon.

2. Syahadat Mereka Bukan Seperti Syahadat Muslim

Walaupun Syiah mengucapkan "La ilaha illallah Muhammadur Rasulullah", mereka menambahkan keyakinan terhadap Imamah sebagai rukun iman yang wajib. Bahkan, sebagian kelompok Syiah ekstrem (seperti Rafidhah) tidak mengakui keislaman siapa pun yang tidak meyakini Imamah 12 Imam versi mereka.

Lebih parah lagi, mereka mencaci dan mengkafirkan para sahabat Nabi ﷺ, seperti Abu Bakar, Umar, dan Utsman—orang-orang yang dijamin surga oleh Rasulullah ﷺ. Ini jelas bertentangan dengan prinsip Islam Sunni yang mengagungkan dan menghormati sahabat.

3. Ajaran yang Jauh Menyimpang

Beberapa penyimpangan ajaran Syiah yang paling jelas, antara lain:

  • Menghalalkan nikah mut’ah, padahal dalam Islam telah diharamkan selamanya.

  • Meyakini bahwa Al-Qur'an yang asli telah mengalami distorsi, dan menuduh para sahabat mengurangi ayat-ayat tentang Ali.

  • Menganggap bahwa Imam mereka ma’shum (terjaga dari dosa), bahkan melebihi para nabi.

  • Mencela istri Nabi ﷺ, terutama Aisyah radhiyallahu ‘anha, yang jelas-jelas dibela oleh Allah dalam Al-Qur'an (QS. An-Nur: 11–26).

Dengan penyimpangan sebesar itu, apakah pantas mereka disebut Muslim?

4. Pengakuan Ulama Sunni tentang Kekafiran Syiah

Banyak ulama Ahlus Sunnah yang menegaskan bahwa Syiah—terutama Syiah Rafidhah—telah keluar dari Islam. Di antaranya:

  • Imam Malik mengatakan: “Siapa yang membenci sahabat Nabi ﷺ, maka dia tidak punya bagian dalam Islam.”

  • Imam Ahmad bin Hanbal berkata: “Rafidhah adalah orang-orang yang memusuhi sahabat Nabi. Aku tidak melihat ada kelompok yang lebih sesat dari mereka.”

  • Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menulis panjang lebar tentang kesesatan Syiah dalam kitabnya Minhajus Sunnah, dan menyatakan bahwa mereka adalah kelompok paling sesat dalam sejarah Islam.

5. Tujuan Akhir Mereka: Menghancurkan Islam dari Dalam

Dengan tetap mengklaim sebagai Muslim, Syiah berusaha menghancurkan Islam dari dalam, seperti virus yang menyamar sebagai bagian tubuh. Mereka mencampuradukkan kebenaran dan kebatilan, hingga umat awam pun terkecoh. Maka sangat penting bagi kita untuk mewaspadai klaim mereka dan menjelaskan kepada umat bahwa Islam yang benar adalah Islam berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah sesuai pemahaman para sahabat.

Kesimpulan

Syiah menyebut diri mereka Muslim demi menyembunyikan kesesatan mereka dan mengelabui umat. Namun hakikat ajaran mereka jelas-jelas bertentangan dengan Islam yang murni. Kita sebagai Ahlus Sunnah wajib waspada, membentengi diri dengan ilmu, dan tidak tertipu dengan kedok palsu mereka.

(albert/syiahindonesia.com)



************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

Next
This is the most recent post.
Previous
Older Post

0 komentar: