Breaking News
Loading...

 Ritual Menjilat Kaki Ulama dalam Syiah: Bukti Kesesatan?


Syiahindonesia.com
– Salah satu aspek kontroversial yang sering dikaitkan dengan praktik ajaran Syiah adalah ritual menyembah atau menjilat kaki ulama. Meskipun ini bukan praktik yang diterima secara universal dalam semua komunitas Syiah, namun ada segelintir kelompok yang melakukannya sebagai bentuk penghormatan atau pengakuan terhadap kedudukan ulama mereka.

Banyak pihak, baik dari kalangan Sunni maupun sebagian kelompok dalam Syiah itu sendiri, menganggap ritual ini sebagai bentuk kesesatan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Dalam Islam, penghormatan kepada ulama dan orang yang berilmu sangat dihargai, namun ada batasan tertentu dalam memberikan penghormatan tersebut. Apakah ritual menjilat kaki ulama ini mencerminkan kesesatan dalam Syiah? Artikel ini akan membahasnya secara mendalam.

1. Sejarah dan Asal Usul Ritual Menjilat Kaki Ulama

Ritual menjilat kaki ulama dalam beberapa kelompok Syiah tidak hanya terbatas pada bentuk penghormatan biasa, tetapi melibatkan simbolisme yang lebih mendalam dalam pandangan mereka terhadap ulama. Beberapa kelompok yang mengikuti ajaran Syiah ekstrim meyakini bahwa ulama mereka memiliki kedudukan yang sangat tinggi, bahkan bisa mencapai tingkat kewibawaan yang hampir setara dengan para imam dalam ajaran Syiah.

Dalam pandangan mereka, menjilat kaki ulama adalah salah satu bentuk penghormatan dan pengakuan terhadap kedudukan spiritual dan keilmuan ulama tersebut. Namun, ritual ini jelas bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar ajaran Islam yang mengajarkan bahwa hanya Allah yang layak disembah dan dihormati secara mutlak. Rasulullah ﷺ sendiri mengingatkan umat Islam agar tidak mengangkat kedudukan seseorang melebihi kewajiban yang semestinya, sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Tirmidzi:

"لَا تُطْرُونِي كَمَا أَطْرَتِ النَّصَارَى عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ، إِنَّمَا أَنَا عَبْدٌ فَقُولُوا: عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ"
"Jangan kalian menjulang-julang (memuji) aku seperti yang dilakukan oleh kaum Nasrani terhadap Isa bin Maryam. Sesungguhnya aku hanyalah seorang hamba, maka katakanlah: Hamba Allah dan Rasul-Nya."
(HR. Al-Tirmidzi)

Hadits ini menunjukkan bahwa dalam Islam, tidak diperbolehkan menjadikan seseorang sebagai objek pemujaan atau penghormatan yang berlebihan.

2. Praktik Penyembahan Ulama dalam Syiah

Dalam beberapa kelompok Syiah, terutama mereka yang mengikuti ajaran yang lebih ekstrem, terdapat kecenderungan untuk memandang ulama mereka sebagai figur yang sangat dihormati, bahkan diberi kedudukan yang sangat tinggi. Mereka dipercaya memiliki kekuatan spiritual atau bahkan kemampuan untuk menafsirkan ajaran agama dengan cara yang khusus. Beberapa kalangan bahkan beranggapan bahwa ulama-ulama tertentu bisa menjadi penerjemah wahyu atau bahkan memiliki "wasiat" dari imam-imam Syiah yang diyakini memiliki kedudukan yang sangat tinggi dalam agama mereka.

Praktik ini membawa mereka pada sebuah kondisi di mana para pengikut merasa perlu menunjukkan penghormatan yang luar biasa kepada ulama mereka, termasuk dengan melakukan tindakan yang tidak seharusnya, seperti menjilat kaki ulama. Ini jelas bertentangan dengan ajaran Islam yang murni, yang mengajarkan bahwa Allah-lah satu-satunya yang pantas disembah, dan Rasulullah ﷺ adalah contoh teladan umat Islam, bukan seorang ulama atau pemimpin agama tertentu.

3. Pandangan Islam Terhadap Penyembahan Ulama

Dalam ajaran Islam, tidak ada satu pun ulama yang memiliki kedudukan lebih tinggi dari yang telah diberikan oleh Allah dan Rasul-Nya. Penghormatan kepada ulama, sebagai orang yang memiliki ilmu agama, memang sangat dianjurkan. Namun, penghormatan tersebut harus tetap dalam batas yang wajar dan sesuai dengan ketentuan yang ada dalam Islam.

Islam mengajarkan agar umat tidak menjadikan orang lain sebagai objek pemujaan, apalagi sampai melakukan tindakan ekstrem seperti menjilat kaki, yang jelas bertentangan dengan prinsip tauhid (mengesakan Allah). Rasulullah ﷺ menegaskan pentingnya menjaga kesucian dalam beragama dan tidak melakukan perbuatan yang bisa menyebabkan penyimpangan dalam ibadah.

"مَنْ رَأَيْتُمُوهُ يَشْتَمُّ رَائِحَةَ فَرْجٍ فَقَدْ جَاءَ زُورًا"
"Barang siapa yang kamu lihat mencium bau yang tidak baik, maka sungguh dia telah datang dengan kebohongan."
(HR. Al-Bukhari)

Hadits ini memberikan pelajaran bahwa dalam Islam, kita harus menjaga kemurnian ajaran agama dan tidak terpengaruh oleh tindakan atau praktik yang dapat mengarah pada penyimpangan dari tauhid dan ajaran yang benar.

4. Mengapa Ritual Menjilat Kaki Ulama Dilarang dalam Islam?

Ritual menjilat kaki ulama bukanlah bagian dari ajaran Islam yang sah. Tindakan tersebut dapat menimbulkan banyak masalah moral dan spiritual dalam komunitas Muslim. Berikut adalah beberapa alasan mengapa ritual ini tidak diterima dalam Islam:

  • Penyimpangan dari tauhid: Salah satu prinsip dasar Islam adalah tauhid, yaitu keyakinan bahwa hanya Allah yang layak disembah. Menjilat kaki seorang ulama atau memberikan penghormatan yang berlebihan bisa menyebabkan seseorang terjatuh ke dalam penyimpangan dari tauhid.

  • Penghormatan yang berlebihan: Islam mengajarkan bahwa penghormatan kepada orang yang berilmu harus dalam batasan yang wajar. Memberikan penghormatan yang berlebihan atau melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan ajaran Nabi ﷺ bisa membawa umat Islam pada kesesatan.

  • Praktik yang tidak ada dasarnya dalam Sunnah: Dalam sunnah Rasulullah ﷺ, tidak ada petunjuk atau contoh tentang cara mengagungkan atau menghormati ulama dengan cara yang ekstrem. Semua bentuk penghormatan terhadap ulama harus berdasarkan pada akhlak dan adab yang telah diajarkan oleh Rasulullah ﷺ, yang mengajarkan kesederhanaan dan ketulusan.

5. Kesimpulan: Ritual Menjilat Kaki Ulama dalam Syiah

Ritual menjilat kaki ulama, yang terdapat dalam beberapa kelompok Syiah, merupakan bentuk penyimpangan dari ajaran Islam yang murni. Islam mengajarkan penghormatan kepada ulama dalam batas yang wajar, tanpa adanya tindakan ekstrem yang dapat menyebabkan penyimpangan dari tauhid dan ajaran yang benar. Tindakan seperti ini tidak ada dasarnya dalam sunnah Nabi ﷺ dan jelas bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar agama Islam.

Sebagai umat Islam, kita harus selalu berpegang teguh pada ajaran yang telah diajarkan oleh Rasulullah ﷺ dan tidak terjerumus dalam praktik-praktik yang dapat merusak akidah dan moral kita.

(albert/syiahindonesia.com)


************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: