Breaking News
Loading...

Kesalahan Besar Syiah dalam Memahami Konsep Wali Allah


Syiahindonesia.com
– Salah satu kesalahan fatal dalam ajaran Syiah adalah penyimpangan mereka dalam memahami konsep Wali Allah. Dalam Islam yang lurus, Wali Allah adalah orang-orang yang beriman dan bertakwa, sebagaimana firman Allah Ta’ala:

"Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada rasa takut pada mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa."
قَالَ اللَّهُ تَعَالَى:
{ أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ ۝ الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ }
(سورة يونس: 62-63)

Namun, Syiah mendefinisikan Wali Allah dengan pengertian yang sangat berbeda, bahkan menyesatkan, sehingga berujung pada pengkultusan manusia dan melahirkan konsep imamah yang penuh dengan penyimpangan aqidah.


Syiah Memutlakkan Wali Allah pada Para Imam

Dalam ajaran Syiah, konsep Wali Allah dikunci hanya pada dua belas imam yang mereka yakini sebagai maksum (terjaga dari dosa). Mereka mengajarkan bahwa imam-imam Syiah adalah Wali Allah dalam arti mutlak, bahkan menjadikan ketaatan kepada imam tersebut sebagai syarat sah keimanan. Hal ini jelas menyelisihi ajaran Islam yang sebenarnya, di mana keimanan dan ketakwaan kepada Allah adalah ukuran utama, bukan kesetiaan kepada individu tertentu.

Syiah percaya bahwa imam-imam mereka memiliki kedudukan spiritual yang lebih tinggi dari para nabi (kecuali Nabi Muhammad ﷺ), dan memiliki ilmu ghaib serta kekuasaan atas alam semesta. Ini merupakan aqidah yang sangat berbahaya dan bertentangan dengan prinsip tauhid uluhiyah dalam Islam.


Penyelewengan dalam Konsep Kewalian

Dalam Al-Qur’an, Wali Allah adalah orang-orang beriman yang dekat dengan Allah karena ketaatan dan ketakwaannya, bukan karena nasab atau garis keturunan. Allah tidak menetapkan bahwa wali-wali-Nya harus berasal dari keluarga tertentu atau dari kelompok eksklusif. Namun dalam ajaran Syiah, status Wali Allah diprivatisasi hanya untuk keturunan Imam Ali dan Fatimah az-Zahra, serta dibatasi pada jalur imamah versi mereka.

Lebih dari itu, Syiah bahkan menuduh para sahabat besar seperti Abu Bakar, Umar, dan Utsman radhiyallahu ‘anhum sebagai bukan wali Allah, melainkan musuh agama, hanya karena tidak mengikuti imamah Ali bin Abi Thalib setelah wafatnya Rasulullah ﷺ. Tuduhan ini jelas bertentangan dengan dalil-dalil Al-Qur’an dan Sunnah yang memuji para sahabat secara umum.


Kultus Imam dalam Ajaran Syiah

Syiah juga mengajarkan bahwa imam-imam mereka memiliki kedudukan ilahiyah dalam beberapa aspek. Mereka meyakini bahwa imam adalah:

  • Sumber hukum syariat setelah Nabi

  • Pemberi syafaat utama di akhirat

  • Penguasa segala ilmu ghaib

  • Pelindung bumi dari kehancuran

Kepercayaan ini jelas menggeser hak-hak eksklusif Allah kepada manusia biasa, yang merupakan bentuk syirik akbar dalam aqidah Islam. Islam mengajarkan bahwa hanya Allah yang mengetahui perkara ghaib, sebagaimana firman-Nya:

"Katakanlah (Muhammad), tidak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah."
قَالَ اللَّهُ تَعَالَى:
{ قُلْ لَا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ }
(سورة النمل: 65)


Kesimpulan: Bahaya Memutarbalikkan Konsep Wali Allah

Penyimpangan konsep Wali Allah dalam ajaran Syiah bukan sekadar perbedaan pandangan, melainkan kesalahan fatal yang menghancurkan prinsip-prinsip tauhid. Menjadikan imam sebagai Wali Allah dalam pengertian mutlak, menganggap mereka maksum, dan memberikan sifat-sifat ketuhanan kepada manusia adalah bentuk penyelewengan aqidah yang besar.

Umat Islam, khususnya Ahlus Sunnah wal Jama’ah, wajib meluruskan pemahaman ini dengan kembali kepada dalil-dalil syar’i yang shahih. Wali Allah adalah siapa saja yang beriman dan bertakwa, tanpa memandang nasab, suku, ataupun garis keturunan.

Kita harus tetap waspada terhadap ajaran-ajaran yang mencoba mengkaburkan konsep dasar Islam, serta senantiasa berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan Sunnah dengan pemahaman para sahabat dan ulama salaf.

(albert/syiahindonesia.com)



************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: