Syiahindonesia.com - Dalam dunia Islam, hadits menjadi sumber kedua setelah Al-Qur’an yang digunakan untuk memahami ajaran agama. Namun, tidak semua hadits yang beredar dapat dianggap sahih atau otentik. Hal ini juga berlaku dalam ajaran Syiah, yang seringkali mengutip hadits-hadits yang dipandang lemah atau bahkan palsu oleh banyak ulama Sunni. Artikel ini akan membahas berbagai hadits palsu yang sering dipergunakan oleh kaum Syiah serta mengungkap kebohongan di baliknya.
1. Hadits tentang Ali sebagai Pengganti Nabi Muhammad
Salah satu hadits yang sering dikutip oleh kaum Syiah adalah hadits yang menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW telah secara jelas menunjuk Ali bin Abi Talib sebagai penggantinya. Hadits ini sering disebut sebagai "hadits Ghadir Khum" yang diklaim menjadi dasar utama dalam doktrin Imamah Syiah. Menurut Syiah, Nabi Muhammad berkata di Ghadir Khum:
"Barangsiapa yang aku adalah maulanya, maka Ali adalah maulanya."
Namun, hadits ini tidak ditemukan dalam koleksi hadits yang disepakati oleh Ahlus Sunnah, seperti Shahih Bukhari dan Shahih Muslim. Bahkan, ulama-ulama Sunni yang terkenal seperti Al-Albani dan Ibn Hajar Al-Asqalani meragukan keotentikan hadits ini. Beberapa versi hadits Ghadir Khum bahkan memiliki sanad yang lemah atau bertentangan dengan prinsip-prinsip ilmiah dalam verifikasi hadits.
2. Hadits tentang Kelebihan Ali dan Keturunannya
Syiah juga sering kali mengutip hadits-hadits yang menunjukkan keutamaan Ali dan keturunannya, seperti hadits yang mengatakan bahwa hanya Ali dan anak-anaknya yang memiliki pengetahuan yang sempurna tentang agama. Salah satu hadits yang sering dikutip adalah:
"Sesungguhnya ilmu itu hanya ada pada Ali, dan setelah Ali, ada pada keturunannya."
Hadits semacam ini tidak ditemukan dalam Shahih Bukhari atau Shahih Muslim, yang merupakan dua kitab hadits paling sahih di kalangan Ahlus Sunnah. Selain itu, banyak hadits serupa yang ditemukan dalam kitab-kitab hadits Syiah seperti Al-Kafi yang sering dianggap lemah dan tidak dapat diterima secara ilmiah oleh para ulama Sunni. Hal ini menunjukkan adanya distorsi dalam cara mereka menyebarkan hadits-hadits ini untuk mendukung klaim-klaim mereka tentang keutamaan Ali dan keturunannya.
3. Hadits yang Mencela Abu Bakar dan Umar
Selain hadits-hadits yang mengangkat Ali, Syiah juga sering menggunakan hadits yang mencela sahabat-sahabat Nabi lainnya, terutama Abu Bakar dan Umar. Salah satu hadits yang populer di kalangan Syiah adalah yang menyebutkan bahwa Abu Bakar dan Umar adalah orang yang telah berkhianat terhadap kepemimpinan Ali setelah wafatnya Nabi Muhammad. Hadits ini, yang sering ditemukan dalam buku-buku hadits Syiah, mengklaim bahwa kedua sahabat tersebut tidak sah menjadi khalifah setelah Nabi.
Namun, banyak hadits yang meriwayatkan penghargaan Nabi terhadap Abu Bakar dan Umar, baik dalam Al-Qur'an maupun dalam hadits-hadits yang sahih. Misalnya, dalam Shahih Muslim terdapat hadits yang menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW memuji Abu Bakar dan Umar dengan berkata:
"Jika aku memilih seorang sahabat selain Rabb-ku, maka aku akan memilih Abu Bakar sebagai sahabat."
Hadits-hadits yang mencela Abu Bakar dan Umar tidak hanya bertentangan dengan ajaran Islam yang sahih, tetapi juga mengandung kebohongan yang sengaja dipropagandakan oleh kelompok tertentu untuk memecah belah umat Islam.
4. Hadits tentang Penutupan Wahyu
Syiah juga memanfaatkan hadits yang menyatakan bahwa wahyu tidak sepenuhnya berhenti dengan wafatnya Nabi Muhammad SAW, dan bahwa Imam-imam Syiah memiliki kemampuan untuk menerima wahyu atau petunjuk langsung dari Allah. Hadits ini sering kali menjadi landasan bagi doktrin Imamah mereka, yang menganggap Imam sebagai penerus wahyu.
Namun, pandangan ini jelas bertentangan dengan ajaran Islam yang sahih. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:
"Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku atasmu." (QS. Al-Ma'idah: 3).
Ayat ini dengan tegas menyatakan bahwa wahyu dan agama telah disempurnakan pada zaman Nabi Muhammad SAW, yang menandakan bahwa tidak ada lagi wahyu yang turun setelahnya.
Hadits-hadits yang mengklaim bahwa Imam Syiah menerima wahyu bertentangan dengan prinsip dasar Islam, yang meyakini bahwa Nabi Muhammad adalah penutup para nabi dan tidak ada wahyu setelahnya.
5. Hadits tentang Penurunan Al-Qur’an yang Tidak Lengkap
Salah satu ajaran Syiah yang kontroversial adalah keyakinan mereka tentang ketidaksempurnaan Al-Qur’an. Mereka berpendapat bahwa Al-Qur'an yang ada sekarang ini telah mengalami tahrif atau perubahan dan pengurangan sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Menurut Syiah, beberapa bagian Al-Qur'an yang asli telah hilang atau disembunyikan oleh pihak-pihak tertentu.
Keyakinan ini tidak hanya bertentangan dengan ajaran Ahlus Sunnah, tetapi juga dengan ayat-ayat Al-Qur'an itu sendiri yang menegaskan bahwa Al-Qur'an yang ada sekarang ini adalah yang terjaga dan sempurna. Dalam QS. Al-Hijr: 9, Allah berfirman:
"Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya."
Hadits-hadits yang menyatakan adanya perubahan dalam Al-Qur'an sering kali digunakan oleh kaum Syiah sebagai dasar bagi keyakinan mereka. Namun, hadits-hadits ini tidak ditemukan dalam kitab-kitab hadits yang sahih dan memiliki sanad yang lemah, bahkan banyak yang dianggap palsu oleh para ulama.
6. Hadits-hadits yang Menghina Sahabat Nabi
Syiah juga dikenal dengan kebiasaan mencela sahabat-sahabat Nabi, terutama yang dianggap tidak mendukung Ali dalam perebutan kepemimpinan setelah wafatnya Nabi. Hadits-hadits yang digunakan untuk mendiskreditkan sahabat-sahabat seperti Abu Bakar, Umar, dan Utsman banyak ditemukan dalam kitab-kitab hadits Syiah.
Namun, banyak hadits yang sahih dari sumber Ahlus Sunnah yang memuji sahabat-sahabat Nabi, dan menganggap mereka sebagai teladan yang patut diikuti. Misalnya, dalam Shahih Muslim, Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Sebaik-baik umatku adalah generasi yang hidup di masaku (sahabat), kemudian yang mengikuti mereka (tabi'in), kemudian yang mengikuti mereka (tabi'ut tabi'in)."
Ini menunjukkan bahwa mencela sahabat Nabi adalah suatu kesalahan besar yang bertentangan dengan ajaran Islam yang sahih.
Kesimpulan
Hadits-hadits yang digunakan oleh Syiah sering kali kontroversial dan banyak di antaranya dipandang palsu atau lemah oleh ulama-ulama Sunni. Kebohongan yang tersebar melalui hadits-hadits ini bukan hanya merusak pemahaman umat Islam, tetapi juga memecah belah persatuan umat. Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk kembali kepada sumber-sumber yang sahih dan menjaga kesatuan umat dalam kebenaran.
(albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: