Syiahindonesia.com - Islamabad: Sebuah tim mediasi dari Pemerintah Pakistan menengahi kesepakatan gencatan senjata selama tujuh hari antara kelompok Sunni dan Syiah yang bertikai. Mediasi ini menghentikan bentrokan selama berhari-hari yang telah menewaskan sedikitnya 82 orang dan melukai puluhan lainnya di wilayah barat laut negara itu, kata salah seorang mediator.
Kekerasan dimulai ketika orang-orang bersenjata menyerang konvoi kendaraan sipil pada hari Kamis, menewaskan sedikitnya 40 orang — sebagian besar Syiah.
Kematian itu memicu serangan balasan terhadap kelompok Muslim Sunni, dan telah terjadi pertempuran sengit antara kelompok-kelompok bersenjata dari kedua belah pihak.
Kelompok Syiah dan Muslim Sunni bersenjata telah terlibat dalam persaingan suku dan sektarian selama beberapa dekade atas sengketa tanah di distrik Kurram, Pakistan, dekat perbatasan Afghanistan.
"Kedua belah pihak telah sepakat untuk gencatan senjata selama seminggu yang diperkirakan akan diperpanjang," kata Muhammad Ali Saif, seorang anggota tim mediasi, kepada Reuters melalui telepon, seraya menambahkan bahwa bentrokan besar telah berhenti.
Saif, yang juga menjabat sebagai menteri informasi provinsi Khyber Pakhtunkhwa, tempat Kurram berada, mengatakan kedua pihak juga sepakat menukar tahanan, termasuk perempuan, dan jenazah mereka yang tewas dalam bentrokan.
Mengutip dari TRT World, Senin, 25 November 2024, tahanan dan jenazah akan dipertukarkan dengan bantuan dari pasukan paramiliter Pakistan.
Bentrokan Sektarian
Tim tersebut terbang ke Parachinar, kota utama Kurram, pada hari Sabtu dan bertemu para pemimpin suku Syiah dan Sunni. Seluruh distrik Kurram berada di bawah aturan jam malam.
Saif mengatakan berita tentang gencatan senjata juga akan menghentikan pertempuran kecil yang telah dilaporkan di daerah-daerah terpencil di distrik Kurram.
Anggota tim mediasi lainnya, Akhtar Hayat Gandapur, kepala polisi Khyber Pakhtunkhwa, mengatakan bahwa para pemimpin Syiah menuntut penangkapan segera mereka yang terlibat dalam penyerangan kendaraan penumpang, serta kompensasi bagi para korban dan jaminan keselamatan bagi para pelancong.
Pemerintah Pakistan belum mengidentifikasi atau menyebutkan nama penyerang secara publik, dan belum ada yang mengaku bertanggung jawab.
Dua sumber pemerintah, yang meminta untuk tetap anonim karena sensitivitas masalah tersebut, mengatakan jumlah korban tewas akibat kekerasan balasan sejak serangan bus di hari Kamis telah meningkat menjadi sedikitnya 28 orang, sehingga jumlah keseluruhan korban menjadi 68.
Kelompok bersenjata menyerbu permukiman yang dihuni anggota sekte yang berseteru. Banyak rumah telah dievakuasi, sementara pasar dan sekolah tetap tutup dan beberapa pom bensin dibakar, kata para pejabat.
Otoritas Pakistan khawatir jumlah korban tewas dapat meningkat karena komunikasi di Kurram terputus, sehingga informasi sulit diperoleh. (Muhammad Reyhansyah) medcom.id
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: