Fatwa-Fatwa Ulama Indonesia tentang Syi'ah dari Dahulu hingga saat ini
Peran Ulama Indonesia yang teguh memegang ajaran Islam, tetap berada dalam satu kesepakatan anti Syiah. Karena ajaran hakikat Syiah di mata mereka, bukanlaha ajran islam, tetapi sebuah produk agama lain yang dipromosikan lewat agama. Ulama ulama anti Syiah Indonesia mensinyaler, Syiah datang ke Indonesia dengan membawa bahan import dari Iran, merupakan sebuah bukti agama yang tidak pernah ada dijaman Nabi. Pijakan sejarah Islam berdasarkan kabar kabar Shahih telah mengindikasikan Syiah bukan sempalan Islam yang bersifat qauliyah, tetapi sebuah agama produk Persia yang lahir atas kombinasi Islam dan Persia yang paganis, keduanya campur aduk dalam keyakinan tersendiri dengan meng-atas namakan Ahlul bait.
1. KH. Hasyim Asy’ari Rahimahulloh (Pendiri NU) :“Dan diantara mereka ada kaum rofidhoh (syi’ah) yang mencaci-maki Sayyidina Abu Bakar dan Umar ra, dan mereka membenci sahaba-sahabat (nabi) ra dan secara berlebih-lebihan (ghuluw) terhadap Sayyidina Ali dan ahlul bait ra. Sayyid Muhammad berkata dalam syarah al-Qomus (tentang Syi’ah): Dan sebagian mereka (Syi’ah) telah sampai pada kekafiran dan zindiq, semoga Allah melindungi kita dan kaum muslimin darinya”. Dan Qodhi “Iyadh berkata dalam kitab as-Syafa: dari Abdullah bin Mugaffal ra berkata: “Takutlah kepada Allah akan sahabatku, janganlah kalian menjadikan mereka sebagai sasaran (hujatan). Barang siapa yang mencintai mereka, maka akupun akan mencintainya dengan cintaku, dan barangsiapa yang menyakiti mereka, maka mereka menyakiti aku. Dan barangsiapa menyakiti aku, maka sesungguhnya dia telah menyakiti Allah. Dan barangsiapa menyakiti Allah, maka aku khawatir Dia akan mengazabnya.” . Rasulullah Saw bersabda: “Janganlah kalian mencaci maki sahabatku, karena barangsiapa mencaci mereka, maka baginya laknat Allah, malaikat dan seluruh manusia, Allah tidak akan menerima darinya ibadah wajib maupun sunnah.” .Dan beliau, Nabi Saw bersabda: “Janganlah kalian mencaci maki sehabatku, sesungguhnya akan datang suatu kaum di akhir zaman yang mencaci maki mereka, maka janganlah kalian menshalati (jenazah) mereka, dan jangan shalat bersama mereka, dan jangan kalian menikah dari mereka, dan jangan duduk bersama mereka, jika mereka sakit janganlah kalian menjenguknya.
2. Buya Dr. Hamka Rahimahulloh (Tokoh Muhammadiyah) : 1. Sesuai dengan preambul UUD 1945, saya simpati atas revolusi yang telah berlaku di negeri Iran. Saya simpati karena mereka telah menentang feodalisme Kerajaan Syah yang tidak adil 2. Karena ternyata revolusi Islamnya ialah berdasar Mazhab Syiah, maka kita tidak berhak mencampuri urusan dalam negeri orang lain, dan sayapun tetap seorang Sunni yang tak perlu berpegang pada pendapat orang Syiah dan ajaran-ajaran ayatullah. Ketika saya di Iran, datang empat orang pemuda ke kamar hotel saya, dan dengan bersemangat mereka mengajari saya tentang revolusi dan menyatakan kenginannya untuk datang ke Indonesia guna mengajarkan revolusi Islam Syiah itu di Indonesia. Boleh datang sebagai tamu, tapi ingat kami adalah bangsa yang merdeka dan tidak menganut Syiah! Ujar saya.
3. Dr. Muhammad Natsir Rahimahulloh (1908-1994) {Tokoh dan Pendiri Dewan Dakwah Islamiyyah Indonesia/DDII) tentang agama Syi’ah. Beliau adalah Pahlawan Nasional dan mantan Perdana Menteri RI.1 Beliau berkata : “Semenjak permulaan tahun delapan puluhan mulailah berdatangan kitab-kitab mengenai aliran Syi’ah dalam bahasa Arab melalui beberapa alamat di Jawa Tengah dan Jawa Timur dan beredar dari tangan ke tangan. Para alim ulama kita tahu, tapi “diam”. Sementara itu mulailah terbit buku-buku dan brosur-brosur tentang aliran Syi’ah dalam bahasa Indonesia. Ada berupa karangan sendiri, ada yang berupa terjemahan dari buku-buku Inggris. Diterbitkan di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan lain-lain serta mendapat pasaran pembaca yang luas juga, terutama di kalangan angkatan muda kita. Selangkah lagi, kelompok-kelompok dari kalangan mahasiswa dan pelajar-pelajar kita sudah mulai ziarah ke Teheran melalui Kuala Lumpur dan New Delhi, sekalipun peperangan Iran-Iraq sedang berkobar. Sekembalinya membawa literatur aliran Syi’ah. Yang menarik perhatian pula ialah bahwa ada di antara pemuda-pemuda kita itu meletakkan sebuah batu kecil di depan tempat sujud. Memang begitu antara lain cara shalat yang dilakukan oleh banyak penganut aliran Syi’ah. Sewaktu-waktu ada yang bersedia shalat berjama’ah bersama teman-teman lain berimamkan seorang yang bukan Syi’ah. Tetapi kemudian diulanginya lagi shalat itu juga sendirian. Menurut pelajaran yang mereka terima, tidak sah shalat bila diimami oleh seorang bukan Syi’ah. Kalau perkembangan sudah demikian, apakah para alim ulama kita di Indonesia patut “mendiamkan saja”? Tak patut dan tidak boleh! “Kata berjawab, gayung bersambut!”
4. Prof. Dr. H.M. Rasjidi Rahimahulloh: “Syiah Imamiah tidak sesuai dan bahkan bertentangan dengan ajaran Islam sesungguhnya”. Sebagaimana diketahui, Syiah jenis Imamiah ini adalah anutan resmi negara Iran yang menjadi komoditi ekspor nomor wahid mereka ke nagara-nagara lain, termasuk Indonesia [ Dari buku apa itu syiah ]
5. Prof. Ibrohim Husein Rahimahulloh: ajaran Syiah bertentangan dengan ajaran Islam yang benar.
6. Prof. Dr. Yunahar Ilyas, Lc, M.Ag Rahimahulloh: Ketidak benaran ajaran Syi’ah, setelah menelusuri akar keberadaan hingga saat ini yang sarat dengan ajaran kebencian terhadap sahabat Rasululloh ﷺ. para sahabat itu adalah orang-orang yang dalam ajaran kita sangat dihormati. Oleh karenanya, bahwa Syiah yang berkembang saat ini adalah Syiah Imamiyah (Syiah 12 Imam) atau Syiah Iran. Di Indonesia, Syiah mulai berkembang dengan semakin jelasnya dengan kegiatan beberapa tokoh tokohnya. “Bahkan baru-baru ini kita menyaksikan gesekan antara Syi’ah dan kaum Sunni seperti perisiwa Pesantren Bangil dan Sampang, Di samping itu, kaum Syiah di tempat kejaian itu terkadang membuat kesal kaum Sunni. Apa sebab? Para penganut Syi’ah seringkali melaknat para sahabat yang justru oleh kaum Sunni dikirim fatihah. “Semestinya kaum syiah sabar tidak melaknat laknat para sahabat sahabat yang mulia itu,”
7. Al Habib Achmad Zein Al Kaff Rahimahulloh: Sejauh pemahaman saya, sifat Syiah itu memang memusuhi Ahlus Sunnah. Saya kira itu wataknya. Bahkan boleh dikata, melebihi kebencian mereka kepada kaum Nasrani. Saya kira mereka (Syiah Al Khutsiyin) sedang mencari momen berkejolaknya situasi politik di negeri itu. Bahasa sederhananya, mereka sedang mencari “tumpangan”. Ingat, Syiah di dunia ini dikendalikan satu tempat, dari Iran. Dengan bersumber di Iran, semua gerakan Syiah adalah gerakan politik yang tujuannya adalah kekuasaan. Harap jangan lupa kasus “haji berdarah” tahun 1987, di mana terjadi bentrok aparat keamanan Arab Saudi dengan para demonstran asal Iran. (Menurut catatan, kasus ini telah menelan korban 401 orang. Di antaranya adalah 275 warga Iran, 85 warga Arab Saudi, dan 42 jemaah haji asal negara lain, red). Jadi pusat Syiah di Iran tetap berkeinginan menguasai Saudi. Karena dengan menguasai Saudi, bisa menguasai pusat gerakan Islam di seluruh dunia. Karena di situ ada Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Dan keinginan seperti itu akan terus dilakukan. Jadi semua gerakan Syiah itu “diremote” dari Iran. Termasuk yang di Indonesia. Lihat kejadian Syiah Pasuruan beberapa saat lalu. Juga rangkaian kejadian-kejadian lain. Mereka selalu memprovokasi umatnya untuk membenci umat lainnya. Di Jatim, jarang terdengar ada bentrokan kita dengan Ahmadiyah, tapi di Pasuruan bentrokan masalah Syiah sudah sering terjadi. Bahkan di Iran, tokoh-tokoh Sunni dianiaya dan dipenjara. Banyak tokoh-tokoh kita diundang ke Iran dan ditunjukkan Revolusi Syiah versi mereka. Namun tak diberi tahu secara jujur berapa ulama Ahlussunnah (Sunni) yang telah rezim Khumeini. Berapa ulama Ahlussunnah masih mendekam di penjara Iran. Belum termasuk masjid-masjid Sunni yang hancurkan. Sementara Sinagog Yahudi banyak bertebaran di seantero Iran. Di Iran, kaum Sunni mencapai 20% dari populasi penduduk yang berjumlah 70 juta. Namun Sunni mengalami penekanan dan tak ada hak. Suara mereka di DPR juga tak ada. Malah orang Yahudi mengaku lebih aman tinggal Iran dibanding di Israel sendiri. Yahudi mendapat perlindungan dibanding Ahlussunnah.
8. Prof. Dr. H. Muhammad Baharun, SH, MA Hafidzhahulloh: Kesesatan Syi’ah Bisa Menjadi Ancaman Keutuhan NKRI, Bagaimana mungkin kedua aliran yang bertolak belakang dan diametral ini bisa berkompromi dalam ukhuwah.
9. KH. Dr. Farid Ahmad Okbah, Lc, M.Ag Hafidzhahulloh: “Syiah tidak boleh dbiarkan karena jika dibiarkan tumbuh besar akan merusak akidah ahlus sunnah di Indonesia, “Kemudian desaklah pemerintah untuk bertindak dalam membubarkan Syiah di Indonesia. Kemudian desak pemerintah untuk menutup Islamic Cultural Center (ICC ) di Jakarta di bawah Kedutaan Iran, karena ia menjadi pusat penyebaran Syiah di Indonesia, Satukan seluruh kekuatan ummat untuk membubarkan seluruh acara-acara Syiah yang mereka selenggarakan, dengan cara yang elegan dan tidak dengan cara yang anarkis.
10. KH. Dr. Tengku Zulkarnaen, M.BA Rahimahulloh: Jika begitu, berarti Jalaluddin Rahmat alias Kang Jalal itu bodoh, karena telah membuat puisi berjudul Fatimah dalam bukunya, yang menyebut sahabat Nabi Abu Bakar Shiddiq sebagai perampas. Khalifah Abu Bakar juga disebut telah merampas Ali. Jadi orang Syiah yang mencela sahabat Nabi itu bodo. Kerjasama tingkat dunia antara Sunni-Syiah itu sama halnya dengan bermimpi.
11. KH. Dr. Abu Hamzah Agus Hasan Bashori Lc, M.Ag Hafidzhahulloh: Pertama, Ahlussunnah tidak perlu menerima ajakan debat dari Syiah karena ‘buang-buang’ umur saja. Sebagai contoh, bila Syiah mengajak Ahlussunnah berdebat tentang kekafiran sahabat, aqidah Syiah sendiri sudah mengkafirkan sahabat. Sekarang bagaimana Ahlussunnah mendorong masyarakat untuk menjalankan syari’at Islam. Kedua boleh menerima ajakan debat Syiah, tapi dengan syarat. Misalkan, Ahlussunnah menerima ajakan debat Syiah tentang kekafiran sahabat. Namun bila Syiah menerima ajakan debat Ahlussunnah tentang Imam Mahdi, tujuannya agar kesesatan Syiah terbongkar. Ahlussunah dituntut untuk tidak hanya membenci kesesatan Syiah, tapi juga menyadarkan pengikut Syiah untuk kembali ke jalan yang benar.
12. KH. Abdul Hamid Baidlowi Hafidzhahulloh: Mengajak bertaubat kepada seluruh tokoh dan penganut syiah agar kembali kepada ajaran Islam yang benar (Ahlussunnah Wal Jama’ah) dan apabila tidak, maka akan memproses secara hukum mereka sebagai bentuk penistaan agama seperti pada kasus Jalaluddin Rakhmat di Makassar dan kasus Tajul Muluk di Sampang Madura.mengusulkan kepada UIN Alauddin Makassar agar meninjau kembali rencana pemberian gelar doktor by riset kepada Jalaluddin Rakhmat , yang ditengarai sebagai tokoh penggiat syi’ah di Indonesia. Menginformasikan seluas mungkin mengenai keberadaan para aktivis, lembaga, penerbit, buku, dan media lainnya tentang organisasi dan gerakan Syi’ah maupun para pendukungnya. (rekomendasi selengkapnya, lihat judul Hasil lengkap Musyawarah ‘Ulama dan Ummat Islam Indonesia tentang Langkah Strategis Hadapi Aliran Sesat Syi’ah). Said Aqil Siradj menghina Nabi 2X, Parahnya, NU pun sudah mulai digerogoti akidah Syiah,”
13. Prof. Dr. KH. Muslim Ibrahim Hafidzhahulloh: kekafiran Syiah itu karena mengkafirkan sahabat nabi .
14. KH. Muhammad Said Abdus Shamad, Lc Hafidzhahulloh: Syiah itu bukan Islam,
15. Prof. Dr. Maman Abdurrahman Hafidzhahulloh: ”Kesesatan Syiah tertumpu pada pengkafiran Syiah terhadap Sahabat nabi .
16. KH. Drs. Abdul Muis Abdullah Hafidzhahulloh:” Syiah itu sesat”
17. KH. Ahmad Cholil Ridwan, Lc Hafidzhahulloh: Syiah itu aliran sesat
18. KH. Drs. Muhammad Nuruddin A.Rahman, SH Hafidzhahulloh: Mendesak MUI keluarkan fatwa sesatnya Syiah .
19. KH. Ir. Muhammad Khaththath Hafidzhahulloh: Syiah Sesat
20. KH. Athian Ali Muhammad Da’i, Lc, MA Hafidzhahulloh: Syiah Sesat
21. Ustadz Drs. H. Hartono Ahmad Jaiz Hafidzhahulloh: Syiah bukan Islam
22. KH. Yusuf Usman Baisa, Lc Hafidzhahulloh: Syiah bukan Islam
23. Ustadz Abu Fayadh Muhammad Faisal, S.Pd, M.Pd, Gr Hafidzhahulloh: Syiah itu Bukan Islam dan Bukan bagian dari Islam, Syi'ah Agama Tersendiri
24. Ustadz Dr. Khalid Basalamah, Lc, MA Hafidzhahulloh: Syiah Bukan Islam dan Harus di Waspadai
25. KH Dr. Bachtiar Nashir, Lc, MM Hafidzhahulloh: Syiah Bukan Islam
26. Habib Mundzir Al Musawa Rahimahulloh: Kalau ada syiah mengaku cinta Ahlul Bait, tetapi memaki istri Rasulullah dan sahabatnya, maka pengakuannya adalah DUSTA.
27. DPMSS. Habib Rizieq Syihab, Lc, MA, P.hD : Pernyataan tegas Habib ini disampaikan dalam acara Tabligh Akbar bertema “Menggalang Ukhuwwah Islamiyah dalam Menghadapi Era Globalisasi” -di halaman Gedung Syari’ah, Banyuanyar, Surakarta, pada Ahad (7 Muharram 1435 H/ 10/10/2013) lalu.
“Saya tantang semua orang yang menuduh saya Syiah. Bahkan saya tantang mereka mubahalah. Saya tantang dimanapun anda berada! Mari kita Mubahalah, kalau Anda benar bahwa saya ini syi’ah, saya dilaknat oleh Allah, mati dalam keadaan hina..!!! tapi kalau saya yang benar, saya bukan Syiah. . Anda menfitnah. . Anda yang dilaknat Allah, mati dalam keadaan hina. ..!! @dpp-fpi,” isi pesan tersebut.
Pada kesempatan seminar di Bekasi, Habib Rizieq kembali menyatakan dukungannya dengan dibuatnya undang-undang yang melarang aliran syiah menyebarkan ajarannya di Indonesia.
Ia kemudian menyatakan bahwa pada Muktamar Sunni-Syiah pada 21-22 Januari 2007 di Doha, Qatar tersebut para tokoh ulama telah menyimpulkan tiga poin penting, berikut poin-poin tersebut:
Pertama, dilarang menghina atau melecehkan segenap ahlul bait Nabi Saw termasuk seluruh istrinya. Seluruh sahabat Nabi tanpa terkecuali.
“Ini sudah menjadi kesepakatan, gak boleh ada lagi yang menghina keluarga Nabi, sahabat Nabi tanpa terkecuali. Kalau mau berdialog, bersaudara, bertoleransi maka poin pertama ini harus ditepati oleh semua pihak,” ujar Habib Rizieq dalam kesempatannya.
Yang kedua, dan ini tidak kalah pentingnya, tekan Habib Rizieq. Dilarang melakukan misionarisme ajaran tertentu di wilayah yang lain. Indonesia ini negeri Ahlu sunnah waljamaah. Oleh karenanya, orang-orang syiah tidak boleh melakukan misionaris syiah di Indonesia.
“Jadi, saya setuju dengan apa yang disampaikan Dr. Kamal tadi. Kalau di Malaysia ada undang-undang yang melarang syiah untuk menyebarkan ajarannya. Mestinya di Indonesia juga dibuat undang-undang yang sama,” ujar Habib yang disahuti teriakan takbir para hadirin.
“Tidak boleh saudara, syiah menyebarkan ajarannya di negeri sunni. Itu akan menimbulkan konflik. Begitu juga sebaliknya, gak ada kan cerita orang sunni ke Iran untuk mensunnikan Iran. Gak ada sodara,” tegasnya lagi.
Habib menjelaskan bahwa di Iran itu penduduknya mayoritas beragama syiah. Jadi tidak boleh Ahlusunnah disana memaksakan ajarannya kepada orang syiah di Iran. Ia mempersilahkan jika Iran membuat peraturan melarang ajaran Ahlusunnah di negaranya.
“Tapi kita juga punya hak untuk bikin aturan. Indonesia merupakan negeri Ahlusunnah wal jamaah. Selain Ahlusunnah wal jamaah, tidak boleh menyebarkan ajarannya di Republik Indonesia,” seru Habib Rizieq diiringi pekikan ‘Allahu Akbar’ dari para jamaah.
Kemudian yang ketiga, mendorong para ulama untuk menggalakkan dialog. Jika ini terlaksana dengan baik. Maka, tidak akan ada lagi perpecahan yang terjadi.
“Kenapa di masyarakat bawah masih ada yang mencaci sahabat, bahkan hingga tingkat pimpinan menerbitkan dan menerjemahkan kitab-kitab yang mencela sahabat dan istri Nabi Saw. Bahkan disebarluaskan di negeri Sunni. Kalau begini caranya, kata Yusuf Qardhawi. Saya mundur! Anda hanya memanfaatkan kami untuk menyebarluaskan ajaran syiah”. Dan Syi'ah itu bukan bagian dari ISLAM dan harus di waspadai dan perangi.
Demikian pernyataan Para Tokoh Umat Islam , termasuk kalangan Habaib, yang menyatakan : Syi'ah bukan Islam. Semoga bermanfaat info ini. Barokallohu fiikum
Sumber dari:
(✍🏻 Koepas/Komite Pembela Ahlul Bait dan Sahabat)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: