Breaking News
Loading...

 PERKEMBANGAN SYIAH DI SUMATRA UTARA (6-Habis)


AKTIFITAS INTELEKTUAL KOMUNITAS SYIAH SUMATRA UTARA
 

Keberadaan sejumlah alumni ITB dan UNPAD dengan berbagai profesi yang digelutinya baik sebagai pengusaha, pengelola lembaga pendidikan, maupun sebagai tenaga medis memberikan peran yang cukup berarti bagi pengembangan ajaran Ahlul Bayt di Sumatera Utara khususnya dari sisi intelektual. Hubungan yang telah dibangun sejak mengikuti “pengajian” Jalaluddin Rakhmat di Yayasan Muthahari Bandung ternyata dapat dilestarikan atau bahkan dikembangkan setelah mereka berada di Sumatera Utara. Sebagai akademisi para ulumnus ITB dan UNPAD yang ada di Sumatera Utara juga berupaya mengembangkan ajaran mazhab Ahlul Bayt tersebut khususnya di tempat mereka bekerja. 

 

Di dunia akademik sendiri, keberadaan mazhab Ahlul Bayt memiliki memiliki peran yang amat penting, sebab ajaran mazhab ditampilkan dalam kemasan “pemikiran rasional” yang khas di mana dalam memahaminya dibutuhkan perenungan intelektual secara serius. Karena itu, jaringan akademisi merupakan jalur yang amat menentukan penyebaran mazhab ini di Sumatera Utara. Sejumlah ajaran yang ditampilkan mazhab Ahlul Bayt yang terkesan baru atau bahkan menantang intelektual masyarakat menyebabkan kehadiran mazhab seolah memberikan nuansa baru bagi kehidupan intelektual masyarakat Sumatera Utara. 

 


Situasi ini sangat menguntungkan bagi penganut mazhab Ahlul Bayt, sebab selain menjadikan mazhab ini dapat diakses secara lebih luas juga karena jalur intelektual ini dinilai dapat memberikan hasil yang lebih riil yang secara langsung dapat menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Atas dasar itulah kehidupan mazhab yang cinta ilmu pengetahuan ini tidak pernah kering dari tradisi pengikut mazhab ini. 

 

Kegiatan keilmuan dilakukan dalam berbagai cara seperti mengadakan majelis taklim dengan menghadirkan ustadz dari Jakarta dan Jawa ataupun dengan memanfaatkan ustadz-ustadz lokal yang ada di Sumatera Utara. Majelis taklim dihadiri oleh hampir seluruh jam`ah dan biasanya dilakukan mingguan dan bulalan. Pengajian mingguan diisi oleh ustadz-ustadz lokal sementara bulanan diisi oleh ustadz-ustadz dari luar Sumatera Utara. Selain majelis ta’lim, kegiatan ilmiah dapat pula dilakukan melalui jalur akademik seperti seminar, dialog, pengkaderan, bedah buku, dan sebagainya. Selain itu aktifitas keilmuan telah diwujudkan dalam bentuk tulisan baik yang dipublikasikan melalui website internet, bulletin maupun pembuatan buku-buku saku dan tuntunan praktis. 

 

Dalam bentuk seminar telah diadakan beberapa kali khususnya di universitas-universitas yang ada di Sumatera Utara, seperti USU, UMA dan IAIN. Adapun yang bersifat dialog dan pengkaderan biasanya dilaksanakan di yayasan, rumah jama`ah serta di berbagai universitas. Hingga tahun 2006 kegiatan dialog dan pengkaderan telah dilakukan di USU, UMA, IAIN, Yayasan Amali dan Yayasan Islam Abu Thalib,

 

RITUAL SYIAH SUMATRA UTARA 

Sebagai sebuah mazhab teologi dan sekaligus mazhab fikih tentu saja Ahlul Bayt yang ada di Sumatera Utara sebagaimana di daerah lainnya memiliki berbagai aktifitas keberagamaan baik yang bersifat individual maupun jama`ah. Untuk ibadah yang bersifat individual, pengikut mazhab ini hampir tidak memiliki perbedaan dengan penganut mazhab lainnya yang beragama Islam, kecuali dalam beberapa hal yang sifatnya sangat ijtihadi. 

 

Pengikut madzhab Ahlul Bayt melaksanakan shalat lima waktu sehari semalam, puasa di bulan Ramadhan, menunaikan zakat dan melaksanakan ibadah haji sebagai ibadah mahdhah. Selain itu dianjurkan pula bershadaqah, berpuasa sunnah, membaca al-Qur`an dan beberapa ibadah sunnah lainnya sebagaimana yang juga dianjurkan pada mazhab lain. Sementara itu, terdapat pula aktifitas keberagamaan yang dilakukan secara berjam`ah seperti shalat jum`at, shalat `id, shalat jenazah, memperingati hari asyura, membaca do`a kumayl secara bersama. Sejumlah aktifitas yang dilakukan pengikut mazhab Ahlul Baytseperti ibadah shalat baru dapat didirikan secara berjama`ah di rumah-rumah jama`ah karena hingga saat ini belum ada mesjid yang secara khusus dibangun oleh komunitas ini di Sumatera Utara. Namun hal tersebut tentu tidak mengharuskan mereka menghindari shalat berjama`ah yang dilaksanakan oleh kaum Muslimin lainnya, sebab dalam aktualisasi ajaran ditekankan perlunya menjaga ukhuwah dan persatuan umat.

Sumber : Perkembangan Komunitas Ahlul Bayt Di Sumatera Utara, Oleh Zainul Fuad dan sudah dimuat di faktasyiah dot com



************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: