Amerika Serikat (AS) menyerukan pemberontak Houthi di Yaman untuk segera membebaskan puluhan staf lokal Kedutaannya di Sanaa yang ditahan baru-baru ini.
Seperti dilansir Arab News, Jumat (12/11/2021), laporan Bloomberg pada pekan ini menyebut 25 staf lokal Kedutaan Besar AS di Sanaa dan Badan Pembangunan Internasional AS ditahan dalam beberapa pekan terakhir oleh pemberontak Houthi, yang didukung Iran.
Kedutaan AS di Sanaa ditutup sejak tahun 2015, sesaat usai Houthi menguasai ibu kota Sanaa dan sebagian besar wilayah utara Yaman, yang memicu konflik berkepanjangan di negara itu.
Pemberontak Houthi dilaporkan menggeledah kompleks Kedutaan AS di Sanaa baru-baru ini dan memindahkan sejumlah properti.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS dalam pernyataan terbaru menyebut sebagian besar staf Kedutaan AS telah dibebaskan, namun beberapa masih ditahan. Tidak disebutkan lebih lanjut jumlah total staf yang sempat ditahan.
"Kami khawatir bahwa staf Yaman pada Kedutaan Besar AS di Sanaa terus ditahan tanpa penjelasan dan kami menyerukan pembebasan segera mereka," tegas juru bicara Departemen Luar Negeri AS tersebut.
Ditambahkan juru bicara itu bahwa Houthi harus 'segera mengosongkan' Kedutaan AS dan 'mengembalikan semua properti yang disita'.
"Pemerintah AS akan melanjutkan upaya-upaya diplomatiknya untuk mengamankan pembebasan staf kami dan mengosongkan kompleks kami, termasuk melalui mitra internasional," imbuh pernyataan juru bicara Departemen Luar Negeri AS.
Pada Selasa (9/11) waktu setempat, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price, menyatakan tidak mengetahui secara detail mengapa staf-staf lokal di Yaman itu ditahan oleh Houthi.
"Kami sangat prihatin dengan laporan penahanan sejumlah pegawai lokal Yaman kami di Sanaa, dan kami menyerukan pembebasan mereka segera," ujarnya.
Kabar soal penahanan staf lokal Kedutaan AS ini mencuat saat diplomat AS pada Kedutaan Yaman, Cathy Westley, yang kini berkantor di Arab Saudi, datang mengunjungi pemerintahan Yaman di Aden pada awal pekan ini. Dia berkunjung dengan Utusan Khusus AS untuk Yaman, Tim Lenderking.
Mereka bertemu Perdana Menteri (PM) Maeen Abdulmalek Saleed dan sejumlah pejabat lainnya untuk membahas konflik Yaman. Lenderking diketahui memiliki tugas untuk mencari resolusi bagi pertempuran antara Houthi dan pasukan pemerintah Yaman yang didukung koalisi Saudi.
Sumber : Detikcom
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: