Breaking News
Loading...

 Profil Pesantren Syiah Alhadi Pekalongan


Pondok Pesantren Al-Hadi didirikan pada tahun 1409 H/1998 M di Jalan Agus Salim, gang 5 Nomor 4 RT 1 RW 3 Kelurahan Klego, Kota Pekalongan, Jawa Tengah. Lokasinya menempati lahan seluas 1,5 hektar yang terletak ditengah kota yang dikenal dengan kampung Arab, dikelilingi oleh tiga ruas jalan utama, namun tidak terdapat pelang papan nama pondok pesantren Al-Hadi sehingga warga non Arab jarang yang mengenalnya. Bahkan tukang-tukang becak yang sering mangkal di tiga kelurahan itu tidak banyak yang mengenalnya. 



Sampai saat ini santri berjumlah 112 orang. Pondok pesantren ini menerapkan kurikulum yang isinya semua mata pelajaran agama dan tidak satu pun ada mata pelajaran umum. Pondok pesantren ini dipimpin oleh Ahmad Baraqbah merupakan satusatunya pondok pesantren yang dikelola dengan system pendidikan al-Hawzah Ilmiah di Qum, Iran. Awal tahun ajaran baru dimulai pada tanggal 15 Syawal. Lama pendidikan yang ditempuh santri 4 tahun. Pada umumnya lulusan pondok pesantren ini diproyeksikan untuk studi lanjut ke Iran. Pada umumnya setiap pondok pesantren terdapat masjid sebagai tempat ibadah santri, tetapi disini tidak terdapat bangunan masjid. Bahkan acara Kumail yang diselenggarakan setiap malam Jumat yang dihadiri sekitar 40 orang laki laki tidak dilaksanakan di dalam pondok, melainkan di sebuah rumah yang terletak di belakang dan terpisah dari pondok. Pondok pesantren


Al-Hadi mengembangkan cabang pada tahun 1998 dengan mendirikan bangunan di lahan seluas 6.500 m2 yang terletak di desa Brokoh, Kecamataan Wonotunggal, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Pondok pesantren cabang itu khusus untuk santri putra, sedangkan santri putri tetap di Pekalongan. Aktivitas pondok pesantren cabang ini hanya berjalan secara efektif selama dua tahun yaitu tahun 1998-2000 karena diprotes warga masyarakat sekitar pondok karena dituding menyebarkan aliran sesat. Oleh karena itu, ditutup pada tahun 2000.

Biaya pembangunan pondok pesantren Al-Hadi baik di Pekalongan maupun di Batang sebagian besar diperoleh dari bantuan Negara Iran, Lebanon dan komunitas Syi’ah di Arab Saudi dan Bahrain. Orang-orang Syi’ah Pekalongan pada umumnya bertempat tinggal di kampung Arab yang terkonsentrasi di Kelurahan Klego, Kelurahan Waras dan Kelurahan Krayak kota Pekalongan Timur yang banyak dihuni oleh orang-orang keturunan Arab, hanya sedikit warga asli Indonesia.

Sumber : Buku Pergulatan Syi’ah Dalam Konstelasi Politik Keagamaan di Indonesia hal 264 – 265





************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: