Breaking News
Loading...

Tokoh syiah Indonesia Jalaluddin Rakhmat mati

 Tokoh politisi dan Tokoh Syiah Indonesia Jalaluddin Rakhmat mati karena COVID-19 di Rumah Sakit Santosa, Kota Bandung pada Senin (15/2/2021) sekitar pukul 15.23 WIB. Kematiannya seolah menyusul istrinya yang lebih dulu mati di rumah sakit yang sama pada Kamis, 11 Februari 2021.
"Istrinya juga empat hari yang lalu mendahului beliau. Iya dirawat di RS Santosa semua," ujar Ketua PW Jamaah Ahlulbait Indonesia (IJABI) PW Jabar Sutrasno saat dihubungi, Senin (15/2/2021). Begitu berita menurut detik.com. 


Sebelumnya, Jalal telah menjalani perawatan selama 12 hari di RS Santosa. "Seminggu yang lalu dirawat, dari hari Kamis, berarti kurang lebih 12 hari yang lalu. Beliau ada sesak dan diabetes," ujar Sutrasno.
Sementara itu Ketua Bidang Pemenangan Pemilu PDIP Bambang Wuryanto mengatakan Jalaluddin Rakhmat meninggal karena mengidap COVID-19. "(karena) COVID-19)," ujarnya.
Saat ini, pihak keluarga masih merundingkan tempat di mana Kang Jalal akan dikebumikan.
Ia pun meminta kepada jemaah di Indonesia, untuk turut mendoakan kepergian Kang Jalal menghadap sang Khalik. "Keluarga, Jemaah sekalian diharapkan untuk mendoakan beliau," katanya.
Jalaluddin Rakhmat merupakan pria kelahiran Bandung, 29 Agustus 1949. Kang Jalal, akrab ia disapa, lahir dari keluarga Nahdiyyin (kalangan NU). Sambil mengenyam pendidikan di Fakultas Publisistik UNPAD, ia bergabung dengan pengkaderan Muhammadiyah. Namun, di akhir hayatnya dikenal sebagai tokoh Syiah sekaligus politikus syiah di Indonesia dengan membidani lahirnya organisasi IJABI pada awal Juli 2000.
Sempat terjun ke dunia politik. Ia terpilih menjadi anggota DPR-RI Dapil II periode 2014-2019 lewat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Di DPR, ia menjadi anggota Komisi VIII (agama dan sosial) dan berjuang membela hak-hak penganut agama minoritas di Indonesia. Pada periode berikutnya sempat mencalonkan lagi tapi gagal. Mungkin karena masyarakat sudah sadar akan bahayanya syiah dalam gerakan politik.
Sikap Umat Islam
Sebagian umat islam merasa bersyukur, karena tokoh dan dedengkot syiah tersebut telah mati. Kiprahnya dalam dunia dakwah syiah, banyak pengaruh yang beliau ajarkan masuk ke dalam kalangan muda islam dan juga para mahsiswa.
Organisasi yang didirikan juga berperan signifikan dalam dakwah syiah di Nusantara. Tak heran, beberapa tokoh anti syiah, mengucapkan syukur mendengar tokoh syiah tersebut mati. Bahkan kolom kementar dari netizen baik di portal berita seperti detik.com dan juga beberapa platform medsos juga mengungkapkan rasa syukurnya.
Ini sejalan dengan sejarah islam, ketika ada tokoh kesesatan yang meninggal maka, mereka bersyukur.
Al-Imam al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan:

“Al-Hasan bin Shafi bin Bazdan at-Turki, salah seorang tokoh besar pemerintahan Baghdad yang berkuasa di negara. Namun dia adalah seorang rafidhah busuk, sangat fanatik kepada kaum rafidhah (Syi'ah yakni para pencela shahabat Nabi, bahkan pencela isteri-isteri Nabi) Mereka (kaum rafidhah) benar-benar di bawah perlindungan dan ketenarannya. Hingga akhirnya Allah bebaskan kaum Muslimin dari kejelekan orang ini (dengan kematian Hasan bin Shafi, pen) pada bulan Dzulhijjah tahun tersebut (568H). Dia pun dikubur di rumahnya, kemudian dipindahkan ke pekuburan Quraisy. Hanya milik Allah sajalah segala pujian dan pemberian. Ketika dia (Hasan bim Shafi) mati, Ahlus Sunnah sangat bergembira dengan kematiannya Menampakkan syukur kepada Allah. Sehingga tidaklah kamu dapati seorang pun dari mereka kecuali mengucapkan tahmid kepada Allah (kalimat Alhamdulillah).”

[Al-Bidayah an-Nihayah, 12/338]

Imam Ibnu Katsir adalah penulis Tafsir Quran yg menjadi rujukan Muslimin sedunia






************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: