Syiahindonesia.com, Baghdad – Ratusan warga segala usia membanjiri Baghdad hari Kamis (13/2) bersama para demonstran anti-pemerintah, menentang perintah ulama Syiah berpengaruh Moqtada al-Sadr untuk memisahkan pria dan perempuan dalam unjuk rasa.
Kebanyakan pemrotes membawa mawar, bendera Irak atau tanda-tanda yang membela peran mereka dalam demonstrasi menuntut perubahan rezim.
Para pria saling bergandengan membentuk cincin pelindung untuk para perempuan saat mereka berbaris selama lebih dari satu jam. Mereka terlihat berpegangan tangan di Lapangan Tahrir, Baghdad, dan bahkan berkemah di alun-alun bersama.
“Siapa pun yang menuduh perempuan menjadi lemah tidak memahami Irak,” kata pemrotes perempuan berusia 35 tahun, Baan Jaafar.
“Kami akan terus mempertahankan hak-hak kami melalui demonstrasi dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan untuk membangun Irak baru setelah demonstrasi,” katanya kepada AP.
Unjuk rasa hari Kamis sebagai tanggapan pernyataan pemimpin milisi Syiah Muqtada al-Sadr, yang pada akhir pekan lalu mengkritik aksi protes anti-pemerintah selama berbulan-bulan dengan sebutan “amoral”.
Hari Sabtu, al-Sadr mengatakan pria dan perempuan untuk bergaul di tempat-tempat protes sebagai tindakan tak bermoral dan menuduh para pengunjuk rasa menggunakan narkoba dan alkohol.
Beberapa saat sebelum pawai perempuan hari Kamis dimulai, Al-Sadr sekali lagi berkomentar melalui akun Twitter mengatakan unjuk rasa penuh “ketelanjangan, pergaulan bebas, mabu-mabukan, amoralitas, pesta pora … dan orang-orang tidak beriman.” Dia juga mengatakan Irak tidak boleh “berubah menjadi Chicago,” yang katanya penuh dengan “kelonggaran moral,” termasuk homoseksualitas. Tuduhan ini melahirkan ejekan warganet secara online.
Al-Sadr awalnya mendukung gerakan anti-korupsi, tetapi baru-baru ini berubah posisi setelah ia mendukung perdana menteri baru Irak, Mohammed Tawfiq Allawi.
“Kami ingin melindungi peran perempuan dalam protes karena kami seperti laki-laki. Ada upaya untuk mengusir kami dari Lapangan Tahrir, tetapi kami hanya akan kembali lebih kuat,” kata Zainab Ahmad, seorang mahasiswa farmasi, seperti dilansir AFP.
“Beberapa orang menghasut kita beberapa hari yang lalu, berusaha untuk menjaga perempuan di rumah atau membuat mereka diam. Tapi hari ini kita dalam jumlah besar membuktikan kepada orang-orang itu bahwa upaya mereka akan berakhir dengan kegagalan,” katanya Zainab.
Jumlah peserta dalam protes anti-pemerintah Irak telah menurun, sebagian karena tindakan keras pemerintah yang brutal yang menyebabkan lebih dari 500 orang kehilangan nyawa. Namun, aksi protes ini menantang tabu di sebuah negara Muslim, di mana pria dan perempuan berpegangan tangan bahkan berkemah bersama.
“Kami keluar hari ini terhadap mereka yang menuduh demonstran perempuan Irak di Lapangan Tahrir,” kata pengunjuk rasa 24 tahun Nada Hassan. “Kami memberi tahu mereka bahkan jika Anda membunuh atau mengancam kami, kami akan terus mendukung para demonstran,” tambahnya. indonesiainside.id
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
Kebanyakan pemrotes membawa mawar, bendera Irak atau tanda-tanda yang membela peran mereka dalam demonstrasi menuntut perubahan rezim.
Para pria saling bergandengan membentuk cincin pelindung untuk para perempuan saat mereka berbaris selama lebih dari satu jam. Mereka terlihat berpegangan tangan di Lapangan Tahrir, Baghdad, dan bahkan berkemah di alun-alun bersama.
“Siapa pun yang menuduh perempuan menjadi lemah tidak memahami Irak,” kata pemrotes perempuan berusia 35 tahun, Baan Jaafar.
“Kami akan terus mempertahankan hak-hak kami melalui demonstrasi dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan untuk membangun Irak baru setelah demonstrasi,” katanya kepada AP.
Unjuk rasa hari Kamis sebagai tanggapan pernyataan pemimpin milisi Syiah Muqtada al-Sadr, yang pada akhir pekan lalu mengkritik aksi protes anti-pemerintah selama berbulan-bulan dengan sebutan “amoral”.
Hari Sabtu, al-Sadr mengatakan pria dan perempuan untuk bergaul di tempat-tempat protes sebagai tindakan tak bermoral dan menuduh para pengunjuk rasa menggunakan narkoba dan alkohol.
Beberapa saat sebelum pawai perempuan hari Kamis dimulai, Al-Sadr sekali lagi berkomentar melalui akun Twitter mengatakan unjuk rasa penuh “ketelanjangan, pergaulan bebas, mabu-mabukan, amoralitas, pesta pora … dan orang-orang tidak beriman.” Dia juga mengatakan Irak tidak boleh “berubah menjadi Chicago,” yang katanya penuh dengan “kelonggaran moral,” termasuk homoseksualitas. Tuduhan ini melahirkan ejekan warganet secara online.
Al-Sadr awalnya mendukung gerakan anti-korupsi, tetapi baru-baru ini berubah posisi setelah ia mendukung perdana menteri baru Irak, Mohammed Tawfiq Allawi.
“Kami ingin melindungi peran perempuan dalam protes karena kami seperti laki-laki. Ada upaya untuk mengusir kami dari Lapangan Tahrir, tetapi kami hanya akan kembali lebih kuat,” kata Zainab Ahmad, seorang mahasiswa farmasi, seperti dilansir AFP.
“Beberapa orang menghasut kita beberapa hari yang lalu, berusaha untuk menjaga perempuan di rumah atau membuat mereka diam. Tapi hari ini kita dalam jumlah besar membuktikan kepada orang-orang itu bahwa upaya mereka akan berakhir dengan kegagalan,” katanya Zainab.
Jumlah peserta dalam protes anti-pemerintah Irak telah menurun, sebagian karena tindakan keras pemerintah yang brutal yang menyebabkan lebih dari 500 orang kehilangan nyawa. Namun, aksi protes ini menantang tabu di sebuah negara Muslim, di mana pria dan perempuan berpegangan tangan bahkan berkemah bersama.
“Kami keluar hari ini terhadap mereka yang menuduh demonstran perempuan Irak di Lapangan Tahrir,” kata pengunjuk rasa 24 tahun Nada Hassan. “Kami memberi tahu mereka bahkan jika Anda membunuh atau mengancam kami, kami akan terus mendukung para demonstran,” tambahnya. indonesiainside.id
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: