Syiahindonesia.com - Para pemimpin militer senior yang berafiliasi dengan “Hizbullah” dan Iran telah terbunuh saat berperang bersama pasukan Syiah Houtsi, menurut menteri informasi Yaman, Muammar Al-Eryani, yang diumumkan kemarin.
Al-Eryani mengatakan kepada Saba News Agency bahwa “tentara Yaman, dengan dukungan dari koalisi yang dipimpin Saudi, mampu maju di garis depan kota-kota Naham, Sarwah, Al-Jawf dan Al-Bayda.”
“Selama konfrontasi, pasukan Houtsi mengalami ratusan kematian, termasuk para pemimpin militer dan para ahli dari ‘Hizbullah’ dan Iran,” klaim pejabat Yaman itu, seraya menambahkan bahwa pertempuran itu “masih berkecamuk” dan bahwa pasukan Houtsi “menyembunyikan kerugian mereka yang sebenarnya”, lansir MEMO (6/2/2020).
Yaman telah dilanda kekerasan dan kekacauan sejak Houtsi menyerbu sebagian besar negara itu, termasuk ibu kota, Sana’a, sejak 2014. Krisis meningkat kemudian pada tahun 2015 ketika koalisi militer yang dipimpin Saudi meluncurkan kampanye udara dahsyat yang diklaim bertujuan untuk mengembalikan pemerintahan ke tangan Abd-Rabbu Mansour Hadi yang diakui secara internasional.
Perang, di mana Amerika Serikat (AS) dan Inggris mendukung koalisi pimpinan Saudi, telah menewaskan lebih dari 100.000 orang dan mendorong jutaan orang ke ambang kelaparan, menurut data resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa. (haninmazaya/arrahmah.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
Al-Eryani mengatakan kepada Saba News Agency bahwa “tentara Yaman, dengan dukungan dari koalisi yang dipimpin Saudi, mampu maju di garis depan kota-kota Naham, Sarwah, Al-Jawf dan Al-Bayda.”
“Selama konfrontasi, pasukan Houtsi mengalami ratusan kematian, termasuk para pemimpin militer dan para ahli dari ‘Hizbullah’ dan Iran,” klaim pejabat Yaman itu, seraya menambahkan bahwa pertempuran itu “masih berkecamuk” dan bahwa pasukan Houtsi “menyembunyikan kerugian mereka yang sebenarnya”, lansir MEMO (6/2/2020).
Yaman telah dilanda kekerasan dan kekacauan sejak Houtsi menyerbu sebagian besar negara itu, termasuk ibu kota, Sana’a, sejak 2014. Krisis meningkat kemudian pada tahun 2015 ketika koalisi militer yang dipimpin Saudi meluncurkan kampanye udara dahsyat yang diklaim bertujuan untuk mengembalikan pemerintahan ke tangan Abd-Rabbu Mansour Hadi yang diakui secara internasional.
Perang, di mana Amerika Serikat (AS) dan Inggris mendukung koalisi pimpinan Saudi, telah menewaskan lebih dari 100.000 orang dan mendorong jutaan orang ke ambang kelaparan, menurut data resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa. (haninmazaya/arrahmah.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: