Syiahindonesia.com - Sekitar 50 tentara rezim Nushairiyah Suriah pimpinan Bashar Asad telah tewas dalam serangan gerilyawan sejak 16 Januari, menurut pernyataan pejabat Rusia, Yuri Borenkov, pada Ahad (19/1/2020).
“Sejak 16 Januari 2020, sebanyak 47 tentara Suriah telah terbunuh dan 77 lainnya cedera dalam serangan yang dilakukan oleh gerilyawan,” ujarnya seperti dilansir AMN.
Menurut klaim Borenkov, pejuang Suriah menggunakan senjata reguler dan amunisi dari negara-negara anggota NATO.
“Padahal sebelumnya, kelompok bersenjata ‘ilegal’ sebagian besar menggunakan senjata dan amunisi buatan sendiri, sekarang mereka menggunakan banyak amunisi dan senjata reguler dari negara-negara NATO,” klaimnya.
Dia juga mengatakan bahwa sejak 16 Januari pasukan rezim Asad telah diserang oleh pejuang oposisi di zona eskalasi Idlib sebanyak 16 kali.
“Selama periode ini, kelompok-kelompok ‘teroris’ telah melakukan 253 serangan penembakan terhadap daerah-daerah berpenduduk. Ini adalah ledakan ketegangan paling serius setelah Mei 2019.”
Empat zona de-eskalasi didirikan di Suriah berdasarkan kesepakatan yang dicapai oleh tiga negara penjamin gencatan senjata Suriah, yaitu Rusia, Iran dan Turki, pada Mei 2017.
Tiga dari mereka sekarang dikendalikan oleh Damaskus sementara yang keempat terletak di provinsi Idlib dan sebagian di provinsi Latakia, Hama dan Aleppo masih di luar kendali Damaskus, dengan sebagian besar wilayah berada di bawah kendali Hai’ah Tahrir Syam (HTS). (haninmazaya/arrahmah.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
“Sejak 16 Januari 2020, sebanyak 47 tentara Suriah telah terbunuh dan 77 lainnya cedera dalam serangan yang dilakukan oleh gerilyawan,” ujarnya seperti dilansir AMN.
Menurut klaim Borenkov, pejuang Suriah menggunakan senjata reguler dan amunisi dari negara-negara anggota NATO.
“Padahal sebelumnya, kelompok bersenjata ‘ilegal’ sebagian besar menggunakan senjata dan amunisi buatan sendiri, sekarang mereka menggunakan banyak amunisi dan senjata reguler dari negara-negara NATO,” klaimnya.
Dia juga mengatakan bahwa sejak 16 Januari pasukan rezim Asad telah diserang oleh pejuang oposisi di zona eskalasi Idlib sebanyak 16 kali.
“Selama periode ini, kelompok-kelompok ‘teroris’ telah melakukan 253 serangan penembakan terhadap daerah-daerah berpenduduk. Ini adalah ledakan ketegangan paling serius setelah Mei 2019.”
Empat zona de-eskalasi didirikan di Suriah berdasarkan kesepakatan yang dicapai oleh tiga negara penjamin gencatan senjata Suriah, yaitu Rusia, Iran dan Turki, pada Mei 2017.
Tiga dari mereka sekarang dikendalikan oleh Damaskus sementara yang keempat terletak di provinsi Idlib dan sebagian di provinsi Latakia, Hama dan Aleppo masih di luar kendali Damaskus, dengan sebagian besar wilayah berada di bawah kendali Hai’ah Tahrir Syam (HTS). (haninmazaya/arrahmah.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: