Breaking News
Loading...

Bicara Paham Takfiri, Ketum MUI Tasikmalaya Singgung Kelompok Khawarij dan Syiah
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Tasikmalaya, KH. Ii Abdul Basith Wahab mengatakan, sesuai namanya, MUI adalah majelis

atau bangunan beekumpulnya orang-orang yang berilmu. Maka segala sikap ucapan dan tindakannya mencerminkan keilmuan dan mengacu kepada nilai-nilai keilmuan yang melandaskan kepada Al Quran dan Assunnah.

Oleh karena itu, maka sangatlah tidak pantas jika kebijakan-kebijakan yang diambil oleh MUI berdasarkan kepada ambisi atau kebencian. Ambisi terhadap popularitas, ambisi jabatan atau yang mendasar kepada permusuhan.

"Ambisi dan kebencian sama sekali tidak lahir dari kekuatan akal dan tidak mengacu kepada keilmuan," kata KH. Ii seusai dilantik sebagai Ketua Umum MUI Kabupaten Tasikmalaya, Kamis (17/10 /2019).

Dengan demikian terang dia, maka dasar untuk langkah kerja MUI ke depan, harus mengacu kepada akidah Ahlussunnah. Karena hanya akidah Ahlussunnah yang mendasarkan pahamnya kepada kemurnian Al Quran dan Assunnah, sementara paham-paham yang lain semacam Khawarij atau Syiah, mereka lahir karena kisruh politik yang memendam misi dengan ambisi dan kebencian kemudian dilegalisasi atas nama ajaran Islam. Dari sini lahir generasi takfiri.

"Ahlussunnah sangat berpegangan teguh kepada sabda Rasul SAW (Muttafaqun 'alaih, diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim) bahwa mencela (sibab) seorang muslim merupakan kefasikan dan memeranginya merupakan kekufuran," kata KH. Ii.
 
Menurutnya, gejala-gejala perpecahan yang terjadi di Indonesia umumnya bahkan di Tasikmalaya, hari ini sudah terjadi karena kisruh politik yang menimbulkan ambisi yang berlebihan dan menimbulkan kebencian yang juga berlebihan. Sehingga orang yang tadinya ada di dalam jalur Ahlussunnah melenceng ke arah yang dengan segala kemampuannya mengumpulkan orang lain dengan dasar kebencian untuk kemudian membenci atau melaknat yang lainnya.

"Dulu pada zaman kita sedang pesantren hanya mengenal ajaran Ahlussunnah wal Jamaah Asy'ariyah dan Maturidiyah yang begitu santun lembut dan begitu menjaga kehormatan serta darah sesama muslim sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam Assunnah. Tetapi mari kita tengok gejala-gejala yang terjadi di Indonesia sekarang. Melaknat muslim itu seakan-akan menjadi kehebatan, mengatakan la'anahullah kepada seorang muslim itu menjadi sebuah kebanggaan. Inilah faham takfiri yang dikhawatirkan bakal menjadi pintu masuk saling membunuh, saling merusak sesama umat Islam," ucapnya.

Ditambahkan, Rasulullah SAW telah mengamanatkan bahwa kamu sekalian jangan kembali kepada kekufuran dimana satu sama lain saling membunuh. Beliau memberi isyarat kalau sudah menganggap halal darah muslim, itu berarti membuka pintu masuk pertempuran antar muslim.

Maka terang dia, program MUI Kabupaten Tasikmalaya yang paling ditonjolkan ke depan adalah meneguhkan ajaran Ahlussunnah Waljamaah menuju Islam moderat untuk kedamaian.

"MUI Kabupaten Tasikmalaya di dalam melangkah selalu memulai dengan pemetaan. Setiap tempat yang ada, dipetakan, karena sekalipun sama-sama di Kabupaten Tasikmalaya tetapi karakteristik setiap kecamatan itu berbeda-beda. Jika kita melakukan pendekatan kepada satu kecamatan tanpa sesuai dengan karakteristiknya maka kontraproduktif. Kita pun harus tahu potensi yang kita miliki," tuturnya.

Ditambahkan, Kabupaten Tasikmalaya memiliki banyak pesantren. Satu sisi ada baiknya dan di sisi lain kadang-kadang merugikan. Karena banyaknya pesantren tanpa ada kebersamaan, hanya akan menjadi alat persaingan dan karena bersaing di dalam hal apa saja muridnya pun hilang.

"Oleh karena itu, maka yang kita lakukan pertama kali adalah aktivasi pesantren-pesantren yang saat ini hampir tidak berfungsi. Sejak dua tahun lalu kita melakukan hal itu dan alhamdulillah dengan memberikan pembinaan teknis manajemen juga metode pengajaran di pesantren, beberapa pesantren yang tadinya hampir mati sekarang hidup kembali dan kembali menguatkan ajaran-ajaran Ahlussunnah wal Jamaah," kata KH. Ii. news.koropak.co.id

************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: