Syiahindonesia.com - Milisi pemberontak Yaman, Al-Houthi, pada Ahad menyerang Bandar Udara Abha di Arab Saudi dengan menggunakan pesawat tanpa awak (drone), kata juru bicara militer milisi yang bersekutu dengan Iran tersebut kepada TV Al-Masirah.
Juru bicara tersebut mengatakan “drone” itu menyerang menara pengawas di bandar udara.
Belum ada konfirmasi dari Pemerintah Arab Saudi, kata Reuters dikutip Antara di Jakarta, Ahad.
Pemberontak Al-Houthi, yang menguasai Ibu Kota Yaman, Sana’a, telah meningkatkan serangan mereka terhadap sasaran di Arab Saudi dalam beberapa bulan belakangan ini.
Sebagai balasan koalisi militer pimpinan Arab Saudi, yang memerangi pemberontak Syiah yang didukung Iran tersebut, telah menyerang beberapa lokasi militer milik kelompok itu, terutama di sekitar Sana’a.
Meningkatnya kerusuhan mengancam upaya yang ditaja PBB bagi gencatan senjata dan penarikan tentara dari Kota Al-Hodeidah, titik panas di pantai Yaman, yang menjadi pusat pertempuran tahun lalu –ketika koalisi tersebut berusaha merebut pelabuhannya.
Pelabuhan Hodesidah adalah jalur pasokan utama Al-Houthi dan nadi kehidupan buat jutaa orang Yaman.
Sejak September 2014, kelompok pemberontak Houthi telah menduduku Istana kepresidenan, mengendalikan ibu kota Sana’a dan beberapa daerah di Yaman.
Yaman telah mengalami perang antara pemberontak yang didukung Iran dan pasukan yang loyal kepada pemerintah yang diakui secara internasional.
Konflik ini meningkat dengan intervensi aliansi militer yang dipimpin oleh Arab Saudi, musuh bebuyutan Iran, pada bulan Maret 2015 untuk mendukung pemerintah Presiden Abd Rabbuh Mansur Hadi.
Tahun 2015, Mansur Hadi menangguhkan hubungan diplomatik dengan Teheran pada Oktober 2015, menuduh Iran mendukung pemberontak Houthi.
Maret 2016, kelompok pemberontak mengumumkan bahwa mereka telah menunjuk seorang duta besar untuk Suriah, yang tidak diakui oleh komunitas internasional.
Konflik telah menyebabkan kematian puluhan ribu orang, termasuk banyak warga sipil, menurut berbagai organisasi kemanusiaan. Masih ada 3,3 juta orang terlantar dan 24,1 juta orang, lebih dari dua pertiga populasi, membutuhkan bantuan. PBB, yang menggambarkan krisis kemanusiaan di Yaman sebagai yang terburuk di dunia saat ini. Indonesiainside.id
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
Juru bicara tersebut mengatakan “drone” itu menyerang menara pengawas di bandar udara.
Belum ada konfirmasi dari Pemerintah Arab Saudi, kata Reuters dikutip Antara di Jakarta, Ahad.
Pemberontak Al-Houthi, yang menguasai Ibu Kota Yaman, Sana’a, telah meningkatkan serangan mereka terhadap sasaran di Arab Saudi dalam beberapa bulan belakangan ini.
Sebagai balasan koalisi militer pimpinan Arab Saudi, yang memerangi pemberontak Syiah yang didukung Iran tersebut, telah menyerang beberapa lokasi militer milik kelompok itu, terutama di sekitar Sana’a.
Meningkatnya kerusuhan mengancam upaya yang ditaja PBB bagi gencatan senjata dan penarikan tentara dari Kota Al-Hodeidah, titik panas di pantai Yaman, yang menjadi pusat pertempuran tahun lalu –ketika koalisi tersebut berusaha merebut pelabuhannya.
Pelabuhan Hodesidah adalah jalur pasokan utama Al-Houthi dan nadi kehidupan buat jutaa orang Yaman.
Sejak September 2014, kelompok pemberontak Houthi telah menduduku Istana kepresidenan, mengendalikan ibu kota Sana’a dan beberapa daerah di Yaman.
Yaman telah mengalami perang antara pemberontak yang didukung Iran dan pasukan yang loyal kepada pemerintah yang diakui secara internasional.
Konflik ini meningkat dengan intervensi aliansi militer yang dipimpin oleh Arab Saudi, musuh bebuyutan Iran, pada bulan Maret 2015 untuk mendukung pemerintah Presiden Abd Rabbuh Mansur Hadi.
Tahun 2015, Mansur Hadi menangguhkan hubungan diplomatik dengan Teheran pada Oktober 2015, menuduh Iran mendukung pemberontak Houthi.
Maret 2016, kelompok pemberontak mengumumkan bahwa mereka telah menunjuk seorang duta besar untuk Suriah, yang tidak diakui oleh komunitas internasional.
Konflik telah menyebabkan kematian puluhan ribu orang, termasuk banyak warga sipil, menurut berbagai organisasi kemanusiaan. Masih ada 3,3 juta orang terlantar dan 24,1 juta orang, lebih dari dua pertiga populasi, membutuhkan bantuan. PBB, yang menggambarkan krisis kemanusiaan di Yaman sebagai yang terburuk di dunia saat ini. Indonesiainside.id
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: