2 Warga Syiah di Bahrain Bentuk Kelompok Teror di Bahrain
Syiahindonesia.com - Pemerintah Iran mengecam keras eksekusi mati yang dilakukan otoritas Bahrain terhadap dua warga Syiah atas dakwaan terorisme. Kedua warga Syiah itu dieksekusi mati oleh regu penembak pada Sabtu (27/7) waktu setempat.
Dalam sebuah statemen, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Abbas Mousavi "mengutuk keras eksekusi Bahrain terhadap para pembangkang politik".
Seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (29/7/2019), Mousavi menyinggung soal "laporan pengakuan paksa di bawah penyiksaan dan persidangan tak adil bagi mereka yang dieksekusi dan seruan internasional agar Bahrain menghentikan eksekusi tersebut".
Dalam statemennya, Mousavi menegaskan bahwa Bahrain keliru telah menekan para demonstran, "bukannya mencoba menyelesaikan krisis yang diciptakannya sendiri lewat berdamai dengan orang-orang".
Sebelumnya dilaporkan bahwa dua pria Syiah yang oleh kelompok-kelompok HAM diidentifikasi sebagai Ali al-Arab (25) dan Ahmad al-Malali (24), dieksekusi mati pada Sabtu (27/7) waktu setempat.
Sumber kehakiman menyebutkan bahwa keduanya merupakan warga Syiah.
Bahrain yang merupakan sekutu penting Amerika Serikat, telah dilanda serangkaian peristiwa kekerasan sejak tahun 2011, ketika otoritas melakukan kekerasan terhadap para demonstran Syiah yang menuntut reformasi politik.
Kedua pria tersebut ditangkap secara terpisah pada Februari 2017. Keduanya divonis mati pada Januari 2018 lalu setelah persidangan massal bersama 58 terdakwa lainnya. Beredar dugaan bahwa para terdakwa mengalami penganiayaan selama penahanan.
Kedua pria tersebut dinyatakan bersalah karena "membentuk sebuah kelompok teror" untuk melakukan serangkaian serangan bersenjata di kerajaan yang terletak antara Arab Saudi dan Iran itu. Salah satunya, serangan penyerbuan ke penjara Jaw pada Januari 2017 yang menewaskan seorang sipir penjara dan menyebabkan kaburnya 10 tahanan. Serangan itu kemudian diikuti dengan dua serangan fatal terpisah terhadap polisi-polisi di bulan yang sama.
Otoritas Bahrain telah memenjarakan ratusan demonstran sejak tahun 2011. Pemerintah Bahrain mengklaim bahwa pemerintah Iran mendukung para demonstran itu untuk menggulingkan pemerintahannya. Klaim ini telah dibantah pemerintah Iran. Detik.com
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
Syiahindonesia.com - Pemerintah Iran mengecam keras eksekusi mati yang dilakukan otoritas Bahrain terhadap dua warga Syiah atas dakwaan terorisme. Kedua warga Syiah itu dieksekusi mati oleh regu penembak pada Sabtu (27/7) waktu setempat.
Dalam sebuah statemen, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Abbas Mousavi "mengutuk keras eksekusi Bahrain terhadap para pembangkang politik".
Seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (29/7/2019), Mousavi menyinggung soal "laporan pengakuan paksa di bawah penyiksaan dan persidangan tak adil bagi mereka yang dieksekusi dan seruan internasional agar Bahrain menghentikan eksekusi tersebut".
Dalam statemennya, Mousavi menegaskan bahwa Bahrain keliru telah menekan para demonstran, "bukannya mencoba menyelesaikan krisis yang diciptakannya sendiri lewat berdamai dengan orang-orang".
Sebelumnya dilaporkan bahwa dua pria Syiah yang oleh kelompok-kelompok HAM diidentifikasi sebagai Ali al-Arab (25) dan Ahmad al-Malali (24), dieksekusi mati pada Sabtu (27/7) waktu setempat.
Sumber kehakiman menyebutkan bahwa keduanya merupakan warga Syiah.
Bahrain yang merupakan sekutu penting Amerika Serikat, telah dilanda serangkaian peristiwa kekerasan sejak tahun 2011, ketika otoritas melakukan kekerasan terhadap para demonstran Syiah yang menuntut reformasi politik.
Kedua pria tersebut ditangkap secara terpisah pada Februari 2017. Keduanya divonis mati pada Januari 2018 lalu setelah persidangan massal bersama 58 terdakwa lainnya. Beredar dugaan bahwa para terdakwa mengalami penganiayaan selama penahanan.
Kedua pria tersebut dinyatakan bersalah karena "membentuk sebuah kelompok teror" untuk melakukan serangkaian serangan bersenjata di kerajaan yang terletak antara Arab Saudi dan Iran itu. Salah satunya, serangan penyerbuan ke penjara Jaw pada Januari 2017 yang menewaskan seorang sipir penjara dan menyebabkan kaburnya 10 tahanan. Serangan itu kemudian diikuti dengan dua serangan fatal terpisah terhadap polisi-polisi di bulan yang sama.
Otoritas Bahrain telah memenjarakan ratusan demonstran sejak tahun 2011. Pemerintah Bahrain mengklaim bahwa pemerintah Iran mendukung para demonstran itu untuk menggulingkan pemerintahannya. Klaim ini telah dibantah pemerintah Iran. Detik.com
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: