Syiahindonesia.com - YAHUDI adalah salah satu akar sejarah masyarakat Iran. Sebab, merekalah salah satu penduduk tertua yang sudah menghuni tanah Persia sejak negeri itu masih membangun peradaban.
Seperti dikutip Iran Online, orang Yahudi masuk ke Iran sejak tahun 727 sebelum masehi. Mereka yang memasuki Iran adalah Yahudi yang terdeportasi oleh kekuasaan Raja Asiria (Babilonia), Saragon II. “Mereka terdeportasi dari Isarel setelah gagal melawan Asiria,” tulis Iran Online.
Akibat kekalahan ini, sekitar 27.290 orang Yahudi dipaksa menetap di Persia. Gelombang kedatangan Yahudi ke Persia makin besar ketika moyang bangsa Israel ini terusir oleh Raja Nebukadnezar. “Mereka (Yahudi) pelarian dari Asiria kemudian menetap di Isfahan,”
Para pelarian Yahudi di masa Babilonia inilah yang jadi bagian sejarah Persia. Mereka, terutama imigran Yahudi di Isfahan, mampu menata peradaban.
Tidak heran, Isfahan kini menjadi kota terbesar ketiga di Iran kini. Isfahan kini dihuni lebih dari 2 juta jiwa. Beberapa di antaranya memiliki garis darah Yahudi.
Periode penting bagi kaum Yahudi di tanah Persia (sekarang Iran), terjadi ketika Koresh Agung mampu menaklukkan Babilonia di tahun 586 sebelum masehi. Inilah menjadi tonggak awal berdirinya kekaisaran persia.
Keberhasilan Koresh menaklukkan Babilonia dengan sedikit perlawanan, membuatnya terpilih sebagai penguasa baru di kawasan Persia hingga tanah Israel. Raja Persia ini pantas berterima kasih kepada masyarakat Yahudi karena sudah mendukung penuh usahanya menaklukkan Babilonia.
Di bawah kepemimpinan Koresh, Yahudi seperti mendapatkan angin. Mereka yang telah melarikan diri semasa era Babilonioa, kini diizinkan pulang ke Jerusalem. “Sekitar 30 ribu Yahudi (Persia) kembali ke untuk membangun kuil Jerusalem,” tulis Iran Online.
Di masa awal perkembangan kerajaan Persia inilah, Yahudi mulai menancapkan gigi dari segi politik. Kebijakan Persia saat itu mendorong otonomi bagi masyarakat Yahudi mampu membangkitkan Israel dari “tidur” panjangnya.
Hal itulah yang menjadi salah satu tonggak awal kembalinya eksistensi politik Yahudi di muka bumi. Jasa Kopresh ini yang membuat orang Yahudi berhutang budi. Karena kalau bukan karena jasa Raja Persia ini, Yahudi bisa jadi lenyap dari muka bumi pada abad kelima sebelum masehi.
Sejak periode 500 an sebelum masehi hingga kini, Yahudi pun tetap bercokol. Bahkan di abad ke 21, Yahudi dengan negaranya Israel mampu tampil sebagai salah satu kekuatan utama dunia.
Sejak paham Syiah dianut di abad 16, kehidupan Yahudi dan Iran ibarat naik turun. Yahudi sempat jadi korban diskriminasi. Beberapa kali, Yahudi, kristen, dan umat agama lain, menerima tindakan berbeda dari pemerintah Iran.
Namun, di abad ke 19, Yahudi kembali bangkit di Iran. Saat itu, Kebijakan Iran adalah memberi Yahudi posisi hidup setara dengan masyarakat Iran lain yang mengantut syiah.
Bahkan seorang pemimpin Iran, Reza Shah Pahlevi sangat menghormati Yahudi. Dalam sebuah kunjungannya ke komunitas Yahudi di Isfahan, Reza sempat berdoa dan membungkuk kepada Yahudi.
“Reza Pahlevi menjadi pemimpin Iran yang paling dihormati Yahudi setelah Koresh Agung,” ujar Iran Online. Apa yang disebut laman Iran itu tidak terlepas membaiknya hubungan Iran Yahudi di masa itu.
Persahabatan Yahudi dengan Iran makin terasa di tahun 1970-an. saat itu, komunitas Yahudi mengibarkan bendera kebangsaan Iran saat negara itu bertanding sepak bola melawan tim nasional Israel. “Walau begitu beberapa orang Iran ini sempat dipukuli penonton Iran lain,” tulis Iran Online.
Sekalipun makin terpinggir selepas tahun 1970-an, kontribusi Yahudi untuk Iran tetap besar. Masyarakat Yahudilah yang berperan dalam menjaga kesenian kuno Iran. Sebab, Yahudi adalah salah satu peletak dasar budaya Iran sejak abad kelima sebelum masehi. “Yahudilah yang berjasa melestarikan musik Iran kuno, terutama saat pemerintah Iran membatasi musik,” tulis Iran Online.
Hingga saat inipun, ritual kebudayaan Iran kuno masih tetap dipelihara oleh orang Yahudi. Bahkan kkubudayaan Iran kuno dirayakan masyarakat Yahudi dengan sebuah festifal bernama Illanout.
Sejak revolusi Islam Iran tahun 1979, Yahudi mendapat kesempatan untuk mengirim seorang perwakilannya di parlemen. Yahudi Iran juga tetap memiliki kesempatan untuk menempuh kegiatan di Universitas utama di Iran.
Kendati saat ini sang presiden Mahmud Ahmadinejad berseberangan dari segi politik dengan Israel, namun hal itu tidak menghapus fakta bahwa Yahudi dan Iran tetap terkoneksi. Koneksi Yahudi Iran tercermin lewat sejarah, budaya, hingga masyarakatnya. Perjuanganislami.blogspot.com
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
Seperti dikutip Iran Online, orang Yahudi masuk ke Iran sejak tahun 727 sebelum masehi. Mereka yang memasuki Iran adalah Yahudi yang terdeportasi oleh kekuasaan Raja Asiria (Babilonia), Saragon II. “Mereka terdeportasi dari Isarel setelah gagal melawan Asiria,” tulis Iran Online.
Akibat kekalahan ini, sekitar 27.290 orang Yahudi dipaksa menetap di Persia. Gelombang kedatangan Yahudi ke Persia makin besar ketika moyang bangsa Israel ini terusir oleh Raja Nebukadnezar. “Mereka (Yahudi) pelarian dari Asiria kemudian menetap di Isfahan,”
Para pelarian Yahudi di masa Babilonia inilah yang jadi bagian sejarah Persia. Mereka, terutama imigran Yahudi di Isfahan, mampu menata peradaban.
Tidak heran, Isfahan kini menjadi kota terbesar ketiga di Iran kini. Isfahan kini dihuni lebih dari 2 juta jiwa. Beberapa di antaranya memiliki garis darah Yahudi.
Periode penting bagi kaum Yahudi di tanah Persia (sekarang Iran), terjadi ketika Koresh Agung mampu menaklukkan Babilonia di tahun 586 sebelum masehi. Inilah menjadi tonggak awal berdirinya kekaisaran persia.
Keberhasilan Koresh menaklukkan Babilonia dengan sedikit perlawanan, membuatnya terpilih sebagai penguasa baru di kawasan Persia hingga tanah Israel. Raja Persia ini pantas berterima kasih kepada masyarakat Yahudi karena sudah mendukung penuh usahanya menaklukkan Babilonia.
Di bawah kepemimpinan Koresh, Yahudi seperti mendapatkan angin. Mereka yang telah melarikan diri semasa era Babilonioa, kini diizinkan pulang ke Jerusalem. “Sekitar 30 ribu Yahudi (Persia) kembali ke untuk membangun kuil Jerusalem,” tulis Iran Online.
Di masa awal perkembangan kerajaan Persia inilah, Yahudi mulai menancapkan gigi dari segi politik. Kebijakan Persia saat itu mendorong otonomi bagi masyarakat Yahudi mampu membangkitkan Israel dari “tidur” panjangnya.
Hal itulah yang menjadi salah satu tonggak awal kembalinya eksistensi politik Yahudi di muka bumi. Jasa Kopresh ini yang membuat orang Yahudi berhutang budi. Karena kalau bukan karena jasa Raja Persia ini, Yahudi bisa jadi lenyap dari muka bumi pada abad kelima sebelum masehi.
Sejak periode 500 an sebelum masehi hingga kini, Yahudi pun tetap bercokol. Bahkan di abad ke 21, Yahudi dengan negaranya Israel mampu tampil sebagai salah satu kekuatan utama dunia.
Sejak paham Syiah dianut di abad 16, kehidupan Yahudi dan Iran ibarat naik turun. Yahudi sempat jadi korban diskriminasi. Beberapa kali, Yahudi, kristen, dan umat agama lain, menerima tindakan berbeda dari pemerintah Iran.
Namun, di abad ke 19, Yahudi kembali bangkit di Iran. Saat itu, Kebijakan Iran adalah memberi Yahudi posisi hidup setara dengan masyarakat Iran lain yang mengantut syiah.
Bahkan seorang pemimpin Iran, Reza Shah Pahlevi sangat menghormati Yahudi. Dalam sebuah kunjungannya ke komunitas Yahudi di Isfahan, Reza sempat berdoa dan membungkuk kepada Yahudi.
“Reza Pahlevi menjadi pemimpin Iran yang paling dihormati Yahudi setelah Koresh Agung,” ujar Iran Online. Apa yang disebut laman Iran itu tidak terlepas membaiknya hubungan Iran Yahudi di masa itu.
Persahabatan Yahudi dengan Iran makin terasa di tahun 1970-an. saat itu, komunitas Yahudi mengibarkan bendera kebangsaan Iran saat negara itu bertanding sepak bola melawan tim nasional Israel. “Walau begitu beberapa orang Iran ini sempat dipukuli penonton Iran lain,” tulis Iran Online.
Sekalipun makin terpinggir selepas tahun 1970-an, kontribusi Yahudi untuk Iran tetap besar. Masyarakat Yahudilah yang berperan dalam menjaga kesenian kuno Iran. Sebab, Yahudi adalah salah satu peletak dasar budaya Iran sejak abad kelima sebelum masehi. “Yahudilah yang berjasa melestarikan musik Iran kuno, terutama saat pemerintah Iran membatasi musik,” tulis Iran Online.
Hingga saat inipun, ritual kebudayaan Iran kuno masih tetap dipelihara oleh orang Yahudi. Bahkan kkubudayaan Iran kuno dirayakan masyarakat Yahudi dengan sebuah festifal bernama Illanout.
Sejak revolusi Islam Iran tahun 1979, Yahudi mendapat kesempatan untuk mengirim seorang perwakilannya di parlemen. Yahudi Iran juga tetap memiliki kesempatan untuk menempuh kegiatan di Universitas utama di Iran.
Kendati saat ini sang presiden Mahmud Ahmadinejad berseberangan dari segi politik dengan Israel, namun hal itu tidak menghapus fakta bahwa Yahudi dan Iran tetap terkoneksi. Koneksi Yahudi Iran tercermin lewat sejarah, budaya, hingga masyarakatnya. Perjuanganislami.blogspot.com
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: