Breaking News
Loading...

Imam Mahdi fiktif atau fakta?



Oleh Zulkarnain El Madury

Keyakinan seorang ilmuwan menuntut berfikir lebih mencari fakta kebenaran sebuah pengetahuan tentang Imam Mahdi. Tentu tidak bisa dilepaskan dari referensi kitab-kitab klasik yang menyuarakan datangnya Imam Mahdi sebagai raja adil. Meskipun terdiri dari dua versi yang berbeda antara Syi'ah dan Sunni, berita Imam Mahdi menjadi legenda paling laris dalam dua kelompok yang punya persepsi berbeda tentang Islam, tentunya berbeda dengan Sunni, Syiah punya kelainan tersendiri di dalam perjalanan keyakinannya, bukan saja menempatkan Imam Mahdi Maksum di matanya, tapi menempatkan Imam Mahdi sebagai sosok penuntut keluarga Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, tujuan utamanya menebar bencana terhadap kaum Sunni yang dikenal sebagai nawashib atau nashibi.

Lebih menarik jika mencari solusi tepat mengakhiri kekisruhan yang terjadi antara Sunni dan Syiah sekitar Imam Mahdi. Di samping menutup akses generalisir Syiah, membangun kualitas kebohongan di tengah umat dalam ajakannya kepada orang-orang di luar  Syiah untuk memeluk agama Syiah.

Meskipun berat misalnya bagi Sunni, karena banyaknya ulama-ulama yang berpendapat terkait hadis Imam Mahdi yang ditempatkan sebagai Hadis Mutawatir berdasarkan kesimpulan-kesimpulan, Meskipun tidak sebagaimana yang digambarkan menurut pandangan ilmu hadits. Apalagi kalau kemudian gambaran kehidupan Imam Mahdi ini ada dalam dua versi yang berbeda, tentu lebih memprihatinkan, karena umat Islam seolah diwajibkan hanya menunggu kedatangan Imam Mahdi, Padahal bukankah hadis Hadis Mutawatir dan terjamin keasliannya dari sisi ilmu hadits menyisakan banyak pertanyaan yang sulit dijawab. Semisal Hadits berikut ini

 mendengar Abu Usamah berkata tentang hadits yazid bin Aby Ziyad dari Ibrohim dari Alqomah dari Ibnu Masud. Ia (Abu Usamah) berkata: Andaikan dihadapanku bersumpah 50 orang aku tidak mempercayainya. Apakah ini madzhab ibrohim?  Apakah ini madzhab Alqomah? Apakah ini madzhab ibnu Mas’ud? 
< Imam Ibnu Hibban mengatakan:

وكان يزيد صدوقاً إلا أنه لما كبر ساء حفظه وتغير
“Adalah Yazid ini orangnya Shoduq (jujur) hanya saja disaat umurnya sudah tua hafalannya buruk dan telah berubah”

Kemudian Ibnu Hibban Mengatakan:

فسماع من سمع منه قبل دخوله الكوفة في أول عمره سماع صحيح، وسماع من سمع منه في آخر قدومه الكوفة بعد تغير حفظه وتلقنه ما يُلقن سماع ليس بشيء”.

“sama’nya (pendengarannya) dari seseorang sebelum ia masuk Kuffah (Iraq) ketika diawal hidupnya maka sama’nya adalah benar. Dan sama’nya dari seseorang setelah ia masuk Kuffah di akhir kehidupannya maka ia telah berubah hafalannya dan sama’nya adalah lemah” 

Pembahasan:
Jalur Ibrohim dari Alqomah dari Ibnu Mas’ud r.a yang dibawa oleh Yazid bin Aby Ziyad adalah Munkar.
Yazid seorang rowi yang lemah dan bukan seorang hafidz. Kelemahan seperti ini pada dasarnya bisa diterima apabila ada riwayat lain yang mendukungnya. Namun kebesaran ibrohim An-Nakho’ie seorang imam besar yang memiliki murid-murid yang tsiqoh dan masyhur adalah menunjukkan riwayat yang dibawa oleh Yazid dari Ibrohim adalah Munkar.

Ibrohim seorang Imam yang tsiqoh memiliki banyak murid yang tsiqoh yang sanadnya di keluarkan oleh Al-Bukhary dan Muslim diantaranya:

Al-Hakam bin ‘Utaibah (rowi Jama’ah)Sulaiman Al-A’masy (rowi jama’ah)Zubaid Al-Yaamy (rijal Al-Bukhory)Simak bin Harb (rijal Muslim)‘Abdullah bin ‘Aun (rijal Al-Bukhary Muslim)‘Amr bin Murroh (rijal Muslim dan Abu Daud)Mughiroh bin Miqsam (rijal Al-Bukhory Muslim)Mansur bin Mu’tamir (rowi jama’ah)Al-Hasan bin ‘Ubaidillah (rijal Muslim)Hammad bin Aby Sulaiman (rijal Muslim)Ziyad bin Kulaib (rijal Muslim)‘Abdurrohman bin Aby Sya’sya (rijal Muslim)

Ke 12 rowi diatas adalah para imam hafidz yang masyhur (terkenal) ketsiqohannya, keluasan ilmunya dan kedekatannya dengan sang gurunya yaitu Ibrohim An-nakho’ie mengakibatkan rowi lemah menyendiri darinya adalah Munkar. Belum para imam yang lain masih banyak yang berguru kepada Ibrohim An-Nakho’ie walau hanya sebatas shoduq dan kelemahan ringan.

Atas keluasan ilmu mereka dan kekuatan hafalan mereka, penulis mempertanyakan kenapa para imam ini tidak meriwayatkan dari Ibrohim sebuah riwayat yang dibawa oleh Yazid?

Memang tidaklah harus semua imam itu meriwayatkan dari apa yang dibawa Yazid dari Ibrohim, namun minimal 1 sampai 5 orang imam yang masyhur diatas haruslah mengetahuinya andaikan yang dibawa oleh yazid dari Ibrohim itu benar.

Namun kenyataannya dari hasil penelusuran riwayat dari kitab-kitab mashodir ashliyyah (kitab primer) tidaklah penulis dapatkan para imam besar ini meriwayatkan dari Ibrohim seperti apa yang dibawa oleh Yazid ini. Dari sinilah nampak kemungkaran riwayat yang dibawa oleh Yazid ini.

Yang menguatkan kemungkarannya adalah bahwa Yazid ini disamping seorang rowi yang lemah adalah ia seorang imam syi’ah dan termasuk pembesar syi’ah. Riwayat yang dibawa oleh Yazid ini nampak jelas wajib kita tolak disaat beliau menyendiri dari Ibrohim seorang imam besar maka riwayat yang dibawanya adalah sebuah riwayat yang ia 

أخبرني أبو بكر بن دارم الحافظ بالكوفة ثنا محمد بن عثمان بن سعيد القرشي ثنا يزيد بن محمد الثقفي ثنا حَنان بن سُدير، عن عمرو بن قيس الملائي، عن الحكم، عن إبراهيم، عن علقمة بن قيس وعبيدة السلماني، عن عبدالله بن مسعود – رضي الله عنه – قال: أتينا رسول الله صلى الله عليه وسلم فخرج إلينا مستبشراً يعرف السرور في وجهه… حتى ترتفع رايات سود من المشرق، فيسألون الحق فلا يعطونه ثم يسألونه فلا يعطونه ثم يسألونه فلا يعطونه، فيقاتلون فينصرون، فمن أدركه منكم أو من أعقابكم فليأت إمام أهل بيتي ولو حبواً على الثلج فإنها رايات هدى يدفعونها إلى رجل من أهل بيتي يواطئ اسمه اسمي، واسم أبيه اسم أبي، فيملك الأرض فيملأها قسطاً وعدلاً كما ملئت جوراً وظلماً

(Dikeluarkan oleh Imam Al-Hakim; Kitab Al-Mustadrok Juz 4 hal. 464 cet. Majlis Dairotu Al-Ma’arif)
Riwayat ini matannya (terjemahnya) hampir sama dengan yang dibawa oleh Yazid bin Aby Ziyad tentang bendera hitam dimana sepintas terlihat sanadnya saling menguatkan antara Yazid dengan Al-Hakam yang keduanya dapat dari Ibrohim. Dan Al-Hakam telah penulis kutip diatas bahwa beliau adalah rijalnya jama’ah. Andaikan benar pada jalur Ibrohim ini ada Al-Hakam yang tsiqoh maka apa yang dibawa Yazid adalah benar dan tidak sedang membawa kebid’ahannya dari background nya seorang syi’ah. Namun kenyataannya pada jalur ini sebenarnya tidak ada Al-Hakam dari Ibrohim karena pada sanadnya terdapat HANAN BIN SUDAIR. Rowi ini dloif.

Imam Ad-Daroqouthny mengatakan dalam kitabnya “Al-Mu’talif Wal Mukhtalif” dan di kitab “Al-‘Ilal”: “dia itu (Hanan bin Sudair) termasuk Syaikhnya Syi’ah”.[8]
Rowi ini tidak penulis dapatkan dikitab kitab rijal tentang penilaian jarh ta’dilnya. Rowi ini sepi dari penilaian baik dari para imam. Disaat rowi ini mastur, juga seorang pembesar syi’ah tulen. Sehingga kesendiriannya dari ‘Amr bin Qois adalah Munkar.

Rowi seperti Hanan yang lemah ini juga seorang Syi’ah tidak boleh sendirian dalam riwayat yang dibawanya dari ‘Amr bin Qois. Apabila sendirian maka riwayatnya mesti ditolak karena lebih dominan rowi ini sedang membawa riwayat untuk mendukung kebid’ahannya yaitu tentang Al-Mahdy.

‘Amr bin Qois seorang rowi tsiqoh yang memiliki murid-murid yang tsiqoh pula seperti Sufyan Ats-Tsaury. Karena itu kesediriannya dari ‘Amr bin Qois adalah bentuk kemungkaran.

Karena itu Imam Ad-Dzahaby dalam Talkhisnya Al-Hakim mengomentarinya dengan menilai: “Hadits ini Palsu”.
Syaikh Abdurrohman Al-Mu’allimy pentahqiq kitab  Al-Fawaid Al-Majmu’ah karya Imam Asy-Syaukany mengomentari:

ابن أبي دارم رافضي كذاب ، وقال الحاكم نفسه : رافضي غير ثقة ، وشيخه وشيخه لم أعرفهما ، وحنان رافضي غال ، والخبر فيما أرى من وضع ابن أبي دارم
Ibnu Aby Darim seorang Syi’ah rofidloh Kadzzab (pendusta). Dan Imam Al-hakim sendiri mengatakan: “dia seorang Syiah Rofidloh yang lemah. Dan Syaikhnya dan Syaikhnya adalah tidak aku kenal. Dan Hanan seorang Syiah Rofidloh yang berlebihan. Dan kabar tentang ini dari yang aku tahu adalah dari kepalsuan Abu Bakar bin Aby Dari

Riwayat yang dibawa oleh Hanan bin Suraid adalah Munkar bahkan palsu karena telah menyelisihi murid-muridnya ‘Amr bin Qois dan juga kemungkinan besar sanad ini di palsukan oleh Ibnu Aby Darim seorang Syi’ah Rofidloh yang Kadzzab (pendusta).

Kesimpulan Jalur Ibnu Mas’ud r.a:
Atas penulusuran riwayat ini maka bisa diketahui riwayat dari arah Yazid bin Aby Ziyad adalah Munkar. Tidaklah benar Ibrohim mengabarkan kepadanya dari Al-Qomah dari Ibnu Mas’ud tentang kabar ini. Adapun Mutabi’ bagi Yazid yaitu Al-Hakam adalah juga tidak benar karena jalur ini dibawa oleh Hanan dan juga Abu Bakar bin Aby Darim seorang rowi pendusta.

Jalur riwayat dari arah Ibnu Mas’ud r.a adalah Dloif dan tidak sah sumber berita ini berasal dari Nabi saw. Kedua jalur dari arah ini tercium bau kebid’ahan yang dibawa oleh rowi-rowi Syi’ah dari Kuffah yang disana sudah banyak para penganut faham Syi’ah bertebaran.


Ini baru tinjauan dari satu Hadis,  belum dilakukan sejarah utuh penelitian hadis hadis Imam Mahdi, sedangkan dari hasil telaah untuk sementara dapat disimpulkan tidak ada satupun hadits-hadits Imam Mahdi yang benar- benar SHAHI



************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: