Syiahindonesia.coom, BEIRUT - Darah menetes di jalan-jalan di kota Nabatieh, Lebanon ketika warga Syiah memperingati hari suci Asyura, yang mencerminkan akar keyakinan mereka.
Harian The Independent, Rabu (12/10/2016), melaporkan, jutaan Syiah dunia mengambil bagian dalam prosesi untuk menandai hari tersuci dalam kalender Syiah, Tasua dan Asyura.
Tasua dan Asyura, hari ke-9 dan ke-10 bulan Muharram adalah dua hari berkabung Syiah, dengan puncaknya pada Asyura, untuk memperingati kesyahidan Imam Hussein, cucu Nabi Muhammad SAW.
Kematian Hussein dalam pertempuran pada tahun 680 setelah Masehi menandai perbedaan aliran dalam Islam hingga saat ini.
Banyak organisasi, termasuk Hezbollah Lebanon, mendorong warga merayakan Asyura bukan dengan mendonorkan darah ke bank darah, tetapi menetesi jalan-jalan di Nabatieh, Rabu.
Banyak warga yang mengikuti prosesi menggores dahi atau tangan mereka sehingga baju putih yang mereka pakai berubah menjadi merah darah.
Di Beirut, ribuan pria dan wanita mengenakan pakaian hitam sebagai tanda duka ketika mengikuti prosesi yang berakhir dengan mendengar pidato Ketua Hezbollah, Sayyed Hasan Nasrallah.
Petinggi Hezbollah itu mengulangi lagi deklarasi sebelumnya bahwa perayaan Asyura tahun ini didedikasikan untuk penderitaan rakyat Yaman yang menjadi korban perang saudara.
Jumlah terbanyak terdapat di bagian selatan pinggiran kota Beirut, di mana seluruh pemukiman memperingati hari suci ini dan jalan-jalan di bagian selatan kota itu ditutup.
Namun di Nabatieh, seperti dilaporkan Voice of America, ritual menyiksa diri hingga berdarah- darah, yang tidak dilakukan penganutnya di tempat lain, menjadikan lokasi ini berbeda dari tempat lainnya. Tribunnews
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
Harian The Independent, Rabu (12/10/2016), melaporkan, jutaan Syiah dunia mengambil bagian dalam prosesi untuk menandai hari tersuci dalam kalender Syiah, Tasua dan Asyura.
Tasua dan Asyura, hari ke-9 dan ke-10 bulan Muharram adalah dua hari berkabung Syiah, dengan puncaknya pada Asyura, untuk memperingati kesyahidan Imam Hussein, cucu Nabi Muhammad SAW.
Kematian Hussein dalam pertempuran pada tahun 680 setelah Masehi menandai perbedaan aliran dalam Islam hingga saat ini.
Banyak organisasi, termasuk Hezbollah Lebanon, mendorong warga merayakan Asyura bukan dengan mendonorkan darah ke bank darah, tetapi menetesi jalan-jalan di Nabatieh, Rabu.
Banyak warga yang mengikuti prosesi menggores dahi atau tangan mereka sehingga baju putih yang mereka pakai berubah menjadi merah darah.
Di Beirut, ribuan pria dan wanita mengenakan pakaian hitam sebagai tanda duka ketika mengikuti prosesi yang berakhir dengan mendengar pidato Ketua Hezbollah, Sayyed Hasan Nasrallah.
Petinggi Hezbollah itu mengulangi lagi deklarasi sebelumnya bahwa perayaan Asyura tahun ini didedikasikan untuk penderitaan rakyat Yaman yang menjadi korban perang saudara.
Jumlah terbanyak terdapat di bagian selatan pinggiran kota Beirut, di mana seluruh pemukiman memperingati hari suci ini dan jalan-jalan di bagian selatan kota itu ditutup.
Namun di Nabatieh, seperti dilaporkan Voice of America, ritual menyiksa diri hingga berdarah- darah, yang tidak dilakukan penganutnya di tempat lain, menjadikan lokasi ini berbeda dari tempat lainnya. Tribunnews
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: