Syiahindonesia.com, Idlib – Pasca serangan puluhan rudal AS ke Suriah, apakah terjadi perubahan signifikan atas kondisi lapangan di Suriah? Apakah hal itu membuat Bashar Assad kapok, sehingga menghentikan serangan terhadap kota-kota di Suriah yang dihuni warga sipil? Lebih lanjut, apakah jumlah korban warga sipil berkurang?
Pertanyaan-pertanyaan itu pada akhirnya dijawab langsung oleh warga sipil Suriah di lapangan. Mereka lah yang secara langsung merasakan pedihnya kondisi ketika serangan-serangan Assad tak kunjung berhenti. Mereka lah yang secara jelas melihat, ketika saudara, keluarga, atau teman-teman mereka bersimbah darah di saat bom-bom Assad menghantam tanah. Dikutip dari The New Arab, Jum’at (28/04), inilah jeritan hati mereka:
“Hal paling menakutkan yang pernah saya lihat, sebuah rudal besar yang membawa bom curah jatuh di dekat tempat keluarga saya melarikan diri. Bagaimana mungkin mereka menyerang wanita dan anak-anak yang awalnya melarikan diri dari kota karena pemboman yang berat itu? Seperti itukah dunia!” (Ahmad di Daraa)
“Tahukah kalian bagaimana rasanya dikepung, harga semakin tinggi saat kalian hampir tidak dapat menemukan makanan apa pun. Belum lagi penembakan dan serangan berat yang diberikan Assad dan Rusia kepada kami. Saya tidak dapat membayangkan bagaimana 400 ribu warga sipil yang tinggal di sini akan bertahan, karena ini adalah saat-saat paling kejam sejak pengepungan diberlakukan pada tahun 2013. Maaf, saya harus pergi, saya bisa mendengar peringatan bahaya datang.” (Firas di Ghauta Timur)
“Apa gunanya solusi politik atau transisi, atau perang baru ketika kami dipindahkan dari rumah kami karena kami tidak akan pernah kembali lagi? Itu menjadi seolah-olah penduduk bumi menyerang kami.” (Amer di Al-Zabbadani)
“Saya melihat semuanya di Khan Shaikhoun, sangat mengerikan bagaimana anak-anak dan perempuan sekarat karena serangan kimia itu. Dan setelah itu, saya merasa akan terbunuh saat mereka menyerang rumah sakit. Apa itu semua? Apakah Assad dan Rusia menikmati darah kami yang tertumpah? Ini adalah kekacauan! Kita mengatakan bahwa kita ingin menyingkirkan Assad, dan jika tidak, zona larangan terbang akan melakukan pekerjaan itu. Apa gunanya menyerang lapangan terbang saat semua orang tahu bahwa Assad akan menyerang warga sipil lagi? Betapa kontradiksinya ini.” (Omar di Idlib. (kiblat)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
Pertanyaan-pertanyaan itu pada akhirnya dijawab langsung oleh warga sipil Suriah di lapangan. Mereka lah yang secara langsung merasakan pedihnya kondisi ketika serangan-serangan Assad tak kunjung berhenti. Mereka lah yang secara jelas melihat, ketika saudara, keluarga, atau teman-teman mereka bersimbah darah di saat bom-bom Assad menghantam tanah. Dikutip dari The New Arab, Jum’at (28/04), inilah jeritan hati mereka:
“Hal paling menakutkan yang pernah saya lihat, sebuah rudal besar yang membawa bom curah jatuh di dekat tempat keluarga saya melarikan diri. Bagaimana mungkin mereka menyerang wanita dan anak-anak yang awalnya melarikan diri dari kota karena pemboman yang berat itu? Seperti itukah dunia!” (Ahmad di Daraa)
“Tahukah kalian bagaimana rasanya dikepung, harga semakin tinggi saat kalian hampir tidak dapat menemukan makanan apa pun. Belum lagi penembakan dan serangan berat yang diberikan Assad dan Rusia kepada kami. Saya tidak dapat membayangkan bagaimana 400 ribu warga sipil yang tinggal di sini akan bertahan, karena ini adalah saat-saat paling kejam sejak pengepungan diberlakukan pada tahun 2013. Maaf, saya harus pergi, saya bisa mendengar peringatan bahaya datang.” (Firas di Ghauta Timur)
“Apa gunanya solusi politik atau transisi, atau perang baru ketika kami dipindahkan dari rumah kami karena kami tidak akan pernah kembali lagi? Itu menjadi seolah-olah penduduk bumi menyerang kami.” (Amer di Al-Zabbadani)
“Saya melihat semuanya di Khan Shaikhoun, sangat mengerikan bagaimana anak-anak dan perempuan sekarat karena serangan kimia itu. Dan setelah itu, saya merasa akan terbunuh saat mereka menyerang rumah sakit. Apa itu semua? Apakah Assad dan Rusia menikmati darah kami yang tertumpah? Ini adalah kekacauan! Kita mengatakan bahwa kita ingin menyingkirkan Assad, dan jika tidak, zona larangan terbang akan melakukan pekerjaan itu. Apa gunanya menyerang lapangan terbang saat semua orang tahu bahwa Assad akan menyerang warga sipil lagi? Betapa kontradiksinya ini.” (Omar di Idlib. (kiblat)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: