Breaking News
Loading...

Berbukanya Syiah Melanggar Kebiasaan Para Imam Ahlu al-Bait
Syiah Kalau Puasa  
Oleh Zulkarnain Eml Madury

Syiah punya fiqih sendiri untuk pedoman berpuasa di bulan Ramadhan. Menurut paham agama Syiah, Iftor atau berbuka puasa adalah malam hari, antara Maghri dan Isya, ketika bintang terlihat dengan jelas, sebagaimana ahli stronomi Syiah yang juga sebagai fakih Syiah. Mereka berhak menafsirkan perkataan imam imam berdasarkan sesuka hati mereka, dan diterima dengan sikap taqlid pengikutnya tanpa membantah dan taat menjalankan perintah.

Syiah memandang buka puasa hanya bisa dilakukan pada saat gelap (Dlilumat bukan Ghurub)' selebihnya kalau dilakukan hukumnya sama dengan berbuka selamanya, alias puasanya batil tidak bermakna. Pandangan syiah berdasarkan retorika dan mufasir dari kalangan pendeta Syiah, meskipun jauh berbeda dan bertolak belakang dengan imam imamnya. Karena sistem yang di anut syiah bukanlah kebiasaan yang berlaku dalam tradisi sunah yang menjadi sandaran Sunni. 

Dalam kitab kitab syiah bisa kita bongkar perkataan Imam mereka yang jauh berbeda dengan amalan para muqalid Syiah dalam menetapkan waktu buka puasa yang benar, sebagaimana berikut ini : 

بل جاء في كثير من كتب الشيعة ما يوافق ما أجمع عليه المسلمون في هذه المسألة .

فقد روى بعضهم عن جعفر الصادق رحمه الله قوله : "إذا غابت الشمس فقد حل الإفطار ووجبت الصلاة" انتهى .
("من لا يحضره الفقيه" (1/142) ، "وسائل الشيعة" (7/90) .

Bahkan terdapat banyak pendapat Imam Imam Syiah yang sesuai dengan seluruh kaum muslimin dalam masalah iftor. Sebagian mereka telah meriwayatkan perkataan dari Jakfar as Shadiq Rahimahullah : "Apabila Matahari tenggelam, maka sesungguhnya telah halal berbuka dan wajib shalat ( intaha)  ( Wasaail Syiah 7 / 142)

ونقل البروجردي عن "صاحب الدعائم" قوله : "روينا عن أهل البيت - صلوات الله عليهم أجمعين - بإجماع فيما علمناه من الرواة عنهم ، أن دخول الليل الذي يحل الفطر للصائم هو غياب الشمس في أفق المغرب بلا حائل دونها يسترها من جبل أو حائط ، ولا غير ذلك ، فإن غاب القرص في الأفق فقد دخل الليل وحل الفطر" انتهى .
("جامع أحاديث الشيعة" (9/165) .

Al Barujardy menukil perkataan pemilik kitab "Shahibu ad-Daa'im" :" kami meriwayatkan dari ahlul bait sholawatullahi'alaihim dengan KESEPAKATAN IJ'MA para ahlul bait yang kami mengetahui rawinya tersabung pada mereka :" bahwa MASUKNYA MALAM yang menjadi halalnya iftor (buka) bagi mereka yang berpuasa, yaitu ketika matahari tenggelam di ufuk tenggelamnya dengan tidak menghalkan selainnya seperti tertutup gunung atau tembok dan tidak juga selainnya. Bila Matahari tenggelam di ufuk , sudah masuk malam dan halal berbuka ( Al Barqy 9/165)

والحاصل : أن ما عليه بعض الشيعة الآن من تأخير صلاة المغرب ، والإفطار في الصيام إلى ما بعد غروب الشمس بمدة ، مخالف لما دل عليه القرآن الكريم ، والسنة النبوية الصحيحة ، وإجماع المسلمين .
ثم هو مخالف لما نقلوه هم عن أئمتهم !
والله أعلم .

Kesimpulannya bahwa yang dilakukan sebagian Syiah sekarang dengan mengairkan sholat Maghrib, juga mengakhirkan buka puasa yaitu sejak usai masa sholat maghrib adalah sangat bertentanga dengan Quran Karim, Sunah Nabawy dan Ijma muslimin, juga bertentangan dengan para Imam Imam mereka ( Syiah) . Artinya mereka tidak sejalan dengan imam imamnya yang benar benar sunah, dan hanya taqlid pada mufasir secara membabi-buta


************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: