Syiahindonesia.com, Hama – Faksi oposisi Suriah, Batalion Tengah, mengumumkan bertanggung jawab atas tewasnya dua perwira Rusia di pedesaan Hama utara pada Selasa (18/04). Kelompok oposisi bagian dari Free Syrian Army (FSA) itu menggunakan rudal TAO dalam operasi tersebut.
Dalam pernyataannya di akun resmi Facebook, seperti dilansir portal enabbaladi.net, Selasa, keberhasilan ini terkonfirmasi setelah pejuang berhasil memantau pembicaraan pasukan loyais Assad. Mereka saling berkomunikasi mengabarkan dua perwira Rusia tewas.
“Setelah berhasil memantau komunikasi pasukan Assad, kami mengonfirmasi bahwa dua perwira pasukan penjajah Rusia tewas setelah kami menargetkan mereka dengan rudal TAO di daerah Rubah Khitab, Hama utara,” demikian tulis Batalion Tengah di akun facebooknya.
Batalion Tengah aktif di provinsi Hama, termasuk wilayah pedesaan barat dan utara. Meski menjadi bagian FSA, faksi ini tidak menutup diri untuk terlibat operasi militer bersama dengan faksi-faksi lain, khususnya Islamis.
Sementara itu, Departemen Pertahanan Rusia membenarkan klaim pasukan oposisi itu. Melalui pernyataan singkat, Dephan Rusia juga mengabarkan satu tentaranya kritis akibat serangan tersebut.
Akan tetapi, Rusia menyebut korban pasukannya itu akibat ranjau yang dipasang pasukan oposisi.
Menurut sumber warga di Hama utara, para instruktur militer Rusia dan milisi asing berdatangan ke kota mereka bersamaan pertempuran sengit yang digulirkan militer Assad untuk merebut kota Halfaya. Operasi ini diluncurkan setelah rentetan kemunduran yang dialami di provinsi tersebut.
BACA JUGA Jet Tempur Rusia Serang Pasukan yang Didukung AS
Korban Tentara Rusia Terus Meningkat
Dalam konteks ini, kantor berita Reuters melaporkan, berdasarkan pantauan sejak akhir Januari hingga akhir Maret 2017, tercatat 21 tentara dan milisi asal Rusia tewas di Suriah. Paling banyak korban itu jatuh dalam pertempuran di Tadmur (Palmyra) di provinsi Homs.
Tiga dari korban tersebut diketahui bukan tentara. Akan tetapi, mereka mengangkat senjata di barisan militer Suriah memerangi pasukan oposisi.
Dengan demikian, kerugian pasukan tentara Rusia sejak akhir Januari hingga Selasa kemarin bertambah menjadi 23 tentara. Angka ini didapat dari pantauan media sosial dan pemberitaan media Rusia. Moskow sendiri menutup rapat kerugian pasukannya di Suriah. (kiblat)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
Dalam pernyataannya di akun resmi Facebook, seperti dilansir portal enabbaladi.net, Selasa, keberhasilan ini terkonfirmasi setelah pejuang berhasil memantau pembicaraan pasukan loyais Assad. Mereka saling berkomunikasi mengabarkan dua perwira Rusia tewas.
“Setelah berhasil memantau komunikasi pasukan Assad, kami mengonfirmasi bahwa dua perwira pasukan penjajah Rusia tewas setelah kami menargetkan mereka dengan rudal TAO di daerah Rubah Khitab, Hama utara,” demikian tulis Batalion Tengah di akun facebooknya.
Batalion Tengah aktif di provinsi Hama, termasuk wilayah pedesaan barat dan utara. Meski menjadi bagian FSA, faksi ini tidak menutup diri untuk terlibat operasi militer bersama dengan faksi-faksi lain, khususnya Islamis.
Sementara itu, Departemen Pertahanan Rusia membenarkan klaim pasukan oposisi itu. Melalui pernyataan singkat, Dephan Rusia juga mengabarkan satu tentaranya kritis akibat serangan tersebut.
Akan tetapi, Rusia menyebut korban pasukannya itu akibat ranjau yang dipasang pasukan oposisi.
Menurut sumber warga di Hama utara, para instruktur militer Rusia dan milisi asing berdatangan ke kota mereka bersamaan pertempuran sengit yang digulirkan militer Assad untuk merebut kota Halfaya. Operasi ini diluncurkan setelah rentetan kemunduran yang dialami di provinsi tersebut.
BACA JUGA Jet Tempur Rusia Serang Pasukan yang Didukung AS
Korban Tentara Rusia Terus Meningkat
Dalam konteks ini, kantor berita Reuters melaporkan, berdasarkan pantauan sejak akhir Januari hingga akhir Maret 2017, tercatat 21 tentara dan milisi asal Rusia tewas di Suriah. Paling banyak korban itu jatuh dalam pertempuran di Tadmur (Palmyra) di provinsi Homs.
Tiga dari korban tersebut diketahui bukan tentara. Akan tetapi, mereka mengangkat senjata di barisan militer Suriah memerangi pasukan oposisi.
Dengan demikian, kerugian pasukan tentara Rusia sejak akhir Januari hingga Selasa kemarin bertambah menjadi 23 tentara. Angka ini didapat dari pantauan media sosial dan pemberitaan media Rusia. Moskow sendiri menutup rapat kerugian pasukannya di Suriah. (kiblat)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: