Breaking News
Loading...

Syiah Di Mata Mufasir Al Hafidz Ibnu Katsir [ Abul Fida’, Imaduddin Ismail bin Umar bin Katsir al-Qurasyi al-Bushrawi ad-Dimasyqi] Wafat 774.
Berita mengenai Syiah tertuang dalam kitab ini
Oleh : Zulkarnain El-Madury

Ibnu Katsir dalam Kitab Bidayah Wan Nihayat dan Kitab Tafrnya menyebutkan prilaku Syiah yang berlebihan menempatkan para cucu Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam , bahkan sengaja melebih lebihkan Husein diluar kewajaran, hingga harus melampuai sahabat  sahabat nabi  lainnya, yang mengantar Islam menjadi agama besar. Disamping sikap Ibnu Katsir yang mengutip perkataan Imam Malik tentang kekafiran Syiah :

“Setiap muslim memang sepantasnya merasa sedih atas musibah terhadap Husein ra. Bagaimana tidak? Ia adalah salah satu pemimpin umat Islam, ulama sahabat, serta putra dari putri Rasulullah saw. Ibunya merupakan putri beliau yang paling utama. Dia adalah ahli ibadah, pemberani, dan dermawan. Tetapi, lanjutnya, menampakkan kesedihan dan kegundahan yang boleh jadi sebagian besarnya adalah dibuat-buat dan untuk pamer yang dilakukan oleh Syiah bukanlah perbuatan baik. Padahal, bapaknya lebih utama dari pada dirinya.

 “Mengapa mereka tidak menjadikan hari pembunuhan Ali sebagai hari ratapan seperti yang mereka lakukan terhadap hari pembunuhan Husein? Bapaknya dibunuh pada hari Jum’at ketika mengimami shalat Subuh, tanggal 17 Ramadhan 40 Hijriah,” ungkapnya di dalam kitab sejarah fenomenal beliau. Utsman lebih baik daripada Ali, menurut Ahli Sunnah wal Jamaah. Dia dibunuh dalam keadaan terkepung di rumahnya pada hari-hari Tasyrik Dzulhijjah 36 H. Ia dibunuh dengan urat nadi dipotong. Tetapi, manusia tidak menjadikan hari kematiannya sebagai hari ratapan. Demikian juga Umar bin Al-Khaththab yang lebih baik daripada Utsman dan Ali. Dia dibunuh dalam keadaan sedang berdiri di mihrab pada waktu melaksanakan shalat Subuh, saat membaca Al-Qur’an. Kaum muslimin pun tidak menjadikan hari pembunuhannya sebagai hari ratapan. Demikian juga Abu Bakar Ash-Shiddiq yang lebih utama daripada Umar. Manusia tidak menjadikan hari kematiannya sebagai hari ratapan [Al-Bidayah wan Nihayah]

Ibnu Katsir menyebutkan ;
  1. Umat Islam layak dan pantas bela sungkawa dan sedih atas musibah terhadap Husein Radhi-Allahu’anhu 
  2. Syiah memandang Husein lebih utama dari Ayahnya, padahal Ayahnya mati terbunuh, tetapi tak pernah ada hari raya kesedian yang di lakukan terhadap ayahnya oleh Syiah  
  3. Ali lebih utama dari Husein [ Namun aneh mengapah harus Husein yang selalu digadang gadang  [dibesar besarkan]  Syiah 
  4. Usman lebih utama dari Ali, karena Usman jazanya besar terhadap Islam, Umar lebih utama dari Usman, dan Abu Bakar lebih Utama dari Umar.

Itulah aqidah sunni tentang keutamaan Sahabat menurut Ibnu Katsir, anehanya Ayah Husein belum dibuatkan hari ratapan oleh Syiah.

Selanjutnya Imam Ibnu Katsir berkata:

Dari ayat ini, Imam Malik Rahimahullah memutuskan, dalam sebuah riwayat darinya, bahwa kafirnya Rafidhah (syiah) yaitu golongan yang marah kepada sahabat nabi. Beliau (Imam Malik) berkata: “Karena mereka murka kepada para sahabat, maka barang siapa yang murka kepada para sahabat nabi maka dia KAFIR menurut ayat ini. (maksudnya Al Fath: 29). Dan, segolongan ulama menyepakati fatwa Imam Malik atas kafirnya Syiah ini.

( Tafsir Al Quran Al Azhim, 7/362)

Pernyataan Ibnu Katsir ini bukti kalau Syiah dalam islam sebagai pelaku makar dan pengrusakan agama. Bukan bagian dari Mazhab sebagaimana klaim Syiah yang menempatkan diri sebagai Mazhab kelima.


************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: