Breaking News
Loading...

Iran Menjadi Negara Terjangkit Virus AIDS Tertinggi Di Timur Tengah
Syiahindonesia.com - Iran negeri Syiah Rafidhah yang merupakan Pusat atau Central Spiritual Mut’ah di dunia, telah terinfeksi oleh sebuah virus yang mematikan yang dikenal sebagai HIV AIDS.

Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan manusia akibat infeksi virus HIV.

HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu. Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut.

Sehingga seluruh dunia pun saling bahu-membahu agar penyakit yang mematikan tersebut tidak berkembang di seluruh penjuru dunia, maka dibentuklah sebuah organisasi berbasis dunia yang dikenal sebagai UNAIDS.

(UNAIDS) Didirikan pada tahun 1994 oleh resolusi PBB Dewan Ekonomi dan Sosial yang diluncurkan pada bulan Januari 1996, UNAIDS diarahkan oleh Badan Koordinasi Program (PCB) yang memiliki perwakilan dari 22 pemerintahan dari seluruh wilayah geografis, Sponsor UNAIDS, dan lima wakil dari organisasi non-pemerintah (LSM), termasuk asosiasi orang-orang yang hidup dengan HIV.

Pada bulan Maret 2009 diselenggarakanlah Konferensi Islam Menteri Kesehatan di Iran, Joint Islamic action to respond to AIDS, 10 March 2009.

Republik Islam Syiah Iran menjadi tuan rumah di sesi kedua Konferensi Islam Menteri Kesehatan yang menyatukan seluruh perwakilan dari 57 negara anggota, dari tanggal 1 - 4 Maret untuk mendiskusikan permasalahan kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat Islam dengan tema "Health Equity in the Islamic Ummah."

HIV/AIDS di Timur Tengah Termasuk Tertinggi di Dunia

Pada pertemuan yang diselenggarakan oleh Kerajaan Arab Saudi, di bawah naungan Liga Arab dan didukung oleh UNAIDS, perwakilan pemerintah dan non-pemerintah mengakui akan perlunya tindakan yang mendesak ketika MENA adalah salah satu dari hanya dua wilayah di mana epidemi terus tumbuh. Sementara jumlah keseluruhan mungkin relatif rendah, perkiraan dari Laporan Global UNAIDS yang dirilis pada bulan November 2012 menunjukkan peningkatan infeksi HIV baru dan kematian terkait AIDS di wilayah MENA. Sejak tahun 2001 jumlah orang baru yang terinfeksi HIV telah meningkat lebih dari 35%, dengan peningkatan yang signifikan dalam kematian yang terkait dengan AIDS. Laporan ini juga menunjukkan bahwa meskipun dua kali lipat dari jumlah orang yang mengakses pengobatan HIV di wilayah regional antara tahun 2009 dan 2011, cakupan pengobatan HIV masih sangat rendah, yaitu sebesar 15%.

Tingkat HIV/AIDS Di  Negara Iran Merupakan Tertinggi Di Timur Tengah

Iran yang termasuk dalam negara Timur Tengah ini menjadi sorotan terus meningkatnya penyakit HIV di Timur Tengah, negeri Syiah Rafidhah yang menjadi Pusat atau Central Spiritual Mut’ah di dunia telah menggapai prestasi yang sangat gemilang dalam memimpin klasemen permanen di tingkat regional, dan pantaslah ia (Iran negeri Syiah Rafidhah) untuk mewakilkan regional MENA (Middle East & North Afrika/Timur Tengah & Afrika Utara) untuk berkompetisi di tingkat dunia.

Dan berikut adalah data negara-negara Timur Tengah dan Afrika Utara yang terkena wabah penyakit HIV – AIDS :

Country
People living with HIV
Deaths due to AIDS
Afghanistan
5,800 [3,200 - 17,000]
<500 [<500 - <1000]
Algeria
[13,000 - 28,000]
[<1000 - 1,500]
Bahrain
Djibouti
9,200 [7,100 - 12,000]
<1000 [<1000 - 1,100]
Egypt
9,500 [5,600 - 18,000]
<1000 [<500 - 1,800]
Iraq
Islamic Republic of Iran
96,000 [80,000 - 120,000]
8,300 [7,300 - 9,500]
Jordan
Kuwait
Lebanon
2,900 [1,900 - 4,000]
<200 [<100 - <500]
Libya
Morocco
32,000 [21,000 - 46,000]
1,600 [<1000 - 2,500]
Oman
Qatar
Saudi Arabia
Somalia
35,000 [23,000 - 52,000]
3,100 [2,100 - 4,300]
Sudan
Syrian Arab Republic
Tunisia
1,700 [1,500 - 1,900]
<100 [<100 - <100]
United Arab Emirates
Yemen
22,000 [19,000 - 25,000]
1,600 [1,300 - 2,000]

People living with HIV
HIV AIDS Syiah Iran Tertinggi di Timur Tengah

2001
2011
Middle East and North
Africa
estimate
lower estimate
upper estimate
estimate
lower estimate
upper estimate
Algeria

5 000
9 100

13 000
28 000
Djibouti
12 000
9 700
15 000
9 200
7 100
12 000
Egypt
9 100
4 000
22 000
9 500
5 600
18 000
Iran
56 000
48 000
65 000
96 000
80 000
120 000
Lebanon
1 500
<1 000
2 700
2 900
1 900
4 000
Morocco
12 000
8 200
15 000
32 000
21 000
46 000
Somalia
34 000
24 000
49 000
35 000
23 000
52 000
Sudan
69 000
53 000
87 000
69 000
56 000
84 000
Tunisia
<1 000
<500
<1 000
1 700
1 500
1 900
Yemen
10 000
7 000
15 000
22 000
19 000
25 000
[UNAIDS Global Report 2012 Hal.A9]

People Living with HIV (ages 15+)
HIV AIDS Syiah Iran Tertinggi di Timur Tengah

2001
2011
Middle East and North
Africa
estimate
lower estimate
upper estimate
estimate
lower estimate
upper estimate
Algeria

4 800
8 900

12 000
28 000
Djibouti
11 000
9 000
13 000
8 000
6 100
11 000
Egypt
9 000
4 000
22 000
9 400
5 500
18 000
Iran
56 000
48 000
64 000
96 000
79 000
120 000
Lebanon
1 400
<1 000
2 500
2 700
1 800
3 900
Morocco
11 000
7 900
15 000
31 000
20 000
44 000
Somalia
30 000
21 000
43 000
30 000
20 000
45 000
Sudan
67 000
52 000
85 000
65 000
53 000
79 000
Tunisia
<1 000
<500
<1 000
1 700
1 500
1 900
Yemen
10 000
6 700
15 000
20 000
17 000
24 000
[UNAIDS Global Report 2012 Hal.A13]

Estimated AIDS Deaths
HIV AIDS Syiah Iran Tertinggi di Timur Tengah

2001
2011
Middle East and North
Africa
estimate
lower estimate
upper estimate
estimate
lower estimate
upper estimate
Algeria

<200
<500

<1 000
1 500
Djibouti
1 000
<1 000
1 400
<1 000
<1 000
1 100
Egypt
<500
<200
<1 000
<1 000
<500
1 800
Iran
3 200
2 400
4 100
8 300
7 300
9 500
Lebanon
<100
<100
<200
<200
<100
<500
Morocco
<1 000
<500
<1 000
1 600
<1 000
2 500
Somalia
2 800
1 700
4 500
3 100
2 100
4 300
Sudan
6 000
4 000
8 400
5 600
4 500
6 900
Tunisia
<100
<100
<100
<100
<100
<100
Yemen
<500
<500
<1 000
1 600
1 300
2 000
[UNAIDS Global Report 2012 Hal.A25]

Estimated people receiving and needing antiretroviral therapy, and coverage, 2009 and 2011
HIV AIDS Syiah Iran Tertinggi di Timur Tengah

2009
2011
Middle East and North
Africa
estimate
lower estimate
upper estimate
estimate
lower estimate
upper estimate
Algeria

4 100
7 100

5 200
8 900
Djibouti
4 900
4 100
5 900
4 900
4 000
6 100
Egypt
3 600
2 000
8 500
3 600
2 200
8 100
Iran
34 000
30 000
38 000
37 000
33 000
42 000
Lebanon
1 000
<1 000
1 600
1 200
<1 000
1 700
Morocco
8 700
6 200
12 000
11 000
7 700
15 000
Somalia
14 000
10 000
20 000
15 000
11 000
21 000
Sudan
26 000
21 000
32 000
28 000
23 000
33 000
Tunisia
3 600
1 600
11 000
3 800
1 600
12 000
Yemen
6 900
5 400
8 600
8 100
6 600
9 700
[UNAIDS Global Report 2012 Hal.A64]

Number of HIV infected female adults
HIV AIDS Syiah Iran Tertinggi di Timur Tengah

2001
2011
Middle East and North
Africa
estimate
lower estimate
upper estimate
estimate
lower estimate
upper estimate
Algeria

1 400
2 600

3 800
8 100
Djibouti
5 900
4 800
7 100
4 600
3 400
6 300
Egypt
<1 000
<500
1 300
1 500
<1 000
2 900
Iran
7 800
6 700
9 100
13 000
11 000
16 000
Lebanon
<1 000
<500
1 300
1 300
<1 000
1 900
Morocco
6 300
4 500
8 500
15 000
10 000
22 000
Somalia
15 000
10 000
22 000
15 000
9 700
22 000
Sudan
9 000
6 800
11 000
22 000
18 000
28 000
Tunisia
<500
<200
<500
<500
<500
<500
Yemen
3 200
2 100
4 600
9 000
7 700
11 000
[UNAIDS Global Report 2012 Hal.A95] - See more at: http://www.tanyasyiah.com/2014/04/hiv-aids-syiah-iran-tertinggi-di-timur.html#sthash.WrefxTvJ.dpuf
berikut adalah data negara-negara Timur Tengah dan Afrika Utara yang terkena wabah penyakit HIV – AIDS :

Country
People living with HIV
Deaths due to AIDS
Afghanistan
5,800 [3,200 - 17,000]
<500 [<500 - <1000]
Algeria
[13,000 - 28,000]
[<1000 - 1,500]
Bahrain
Djibouti
9,200 [7,100 - 12,000]
<1000 [<1000 - 1,100]
Egypt
9,500 [5,600 - 18,000]
<1000 [<500 - 1,800]
Iraq
Islamic Republic of Iran
96,000 [80,000 - 120,000]
8,300 [7,300 - 9,500]
Jordan
Kuwait
Lebanon
2,900 [1,900 - 4,000]
<200 [<100 - <500]
Libya
Morocco
32,000 [21,000 - 46,000]
1,600 [<1000 - 2,500]
Oman
Qatar
Saudi Arabia
Somalia
35,000 [23,000 - 52,000]
3,100 [2,100 - 4,300]
Sudan
Syrian Arab Republic
Tunisia
1,700 [1,500 - 1,900]
<100 [<100 - <100]
United Arab Emirates
Yemen
22,000 [19,000 - 25,000]
1,600 [1,300 - 2,000]

People living with HIV
- See more at: http://www.tanyasyiah.com/2014/04/hiv-aids-syiah-iran-tertinggi-di-timur.html#sthash.WrefxTvJ.dpuf
Berikut adalah data statistik penyebaran wabah penyakit HIV – AIDS yang melanda Iran Negeri Syiah Rafidhah yang menjadi Pusat atau Central Spiritual Mut’ah di dunia.


 [http://158.232.15.29/CFS/downloadpdf.htm?country_id=ASIIRN&lng_code=en&pdfoption=epi]







Hal ini pun (HIV AIDS Syiah Rafidhah Iran) telah diakui oleh seorang anggota Komisi Pendidikan Kedokteran dan Kesehatan Parlemen Iran, yaitu Hossein Ali Shahriari pada bulan November 2009.

Ada lebih dari 100.000 penderita AIDS di Iran, kata seorang anggota Komisi Pendidikan Kedokteran dan Kesehatan Parlemen Iran.

“Kementerian Kesehatan Iran telah mengumumkan bahwa ada 20.000 penderita AIDS di negara ini, tetapi menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah sebenarnya seharusnya lima sampai tujuh kali lipat, hingga mencapai 100.000 orang,” kata kantor berita Fars yang dikutip oleh Wakil ketua Komisi Pendidikan Kedokteran dan Kesehatan Majlis Iran, Hossein Ali Shahriari, seperti yang dikatakannya pada hari Minggu.

Selanjutnya Shahriari menunjukkan bahwa tidak ada statistik yang akurat mengenai penyakit (HIV-AIDS) di negara ini.

“Sebagian besar penderita AIDS tidak menyadari penyakit mereka, sehingga mereka dapat dengan mudahnya menularkan kepada orang lain,” jelasnya. “Beberapa penderita lainnya tidak melaporkan penyakit dikarenakan mereka takut akan kehilangan pekerjaan dan posisi sosial mereka.”

Menurut Shahriari, Kementerian Kesehatan Iran telah berusaha untuk mencegah penyakit (HIV-AIDS) ini dalam beberapa hal, tetapi telah gagal untuk memberikan laporan yang akurat dan lengkap mengenainya.
Laporan WHO dan Program Gabungan PBB tentang HIV/AIDS (UNAIDS) baru-baru ini menyatakan bahwa jumlah kematian akibat HIV/AIDS di berbagai belahan dunia telah melampaui 25 juta (jiwa).

[http://edition.presstv.ir/detail/112423.html]

Sepertinya Iran negeri Syiah Rafidhah yang menjadi Pusat atau Central Spiritual Mut’ah di dunia memiliki perhatian yang cukup serius dalam menghadapi virus HIV AIDS yang mematikan tersebut. Maka ditempuhlah beberapa langkah untuk mencegah penyebaran virus HIV AIDS di negeri Syiah Rafidhah yang menjadi Pusat atau Central Spiritual Mut’ah di dunia. Salah satunya adalah dengan melokalisasi praktik Mut’ah di beberapa daerah terkhusus di kota suci (baca: Mut’ah) Qum, di mana pendeta-pendeta Syiah Rafidhah terlahir (baca: anak Mut’ah) dari Madrasah Qum tersebut serta mencatatnya di Notaris Mut’ah atau kantor catatan Mut’ah. Sebagaimana yang dilansir oleh koran Republika mengenai trendynya Mut’ah ala Syiah di Iran negeri Syiah Rafidhah yang menjadi Pusat atau Central Spiritual Mut’ah di dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI – Kantor notaris atau kantor urusan hukum di Iran, yang biasanya menerima pendaftaran nikah dan urusan sipil, kini memiliki layanan baru, yaitu mencari perempuan-perempuan yang bersedia menjalani nikah mut'ah (kawin kontrak).

Hal ini diungkapkan oleh koran Iran berbahasa Parsi, Mellat, dalam laporan yang dipublikasikan awal pekan ini. "Kantor-kantor notaris ini biasanya mendokumentasikan perkawinan permanen maupun perkawinan sementara. Namun kini memiliki layanan baru, yaitu mencari para wanita yang bersedia dinikah mut'ah," tulis Mellat, sebagaimana dilansir Al-Arabiya, Rabu (8/6).

Menurut Mellat, kantor-kantor tersebut mendapatkan pembayaran uang di muka dalam menyediakan wanita-wanita yang sesuai dengan spesifikasi si peminat, baik yang untuk nikah mut'ah atau nikah permanen. "Nominal uang yang diminta tiap kantor untuk mencari pasangan kaum pria ini, bervariasi antara satu dan lainnya, sesuai tingkat kesulitan pencarian wanita yang bersangkutan," jelas Mellat.

Ketua Lembaga Urusan Sipil, Muhammad Nazimi Ordekani, menyesalkan tindakan kantor notaris yang menciptakan layanan baru tersebut, karena tugas mereka adalah melayani dan mengurusi pendaftaran nikah dan talak. "Bukan untuk mencari wanita yang mau dikawin kontrak," kata Ordekani.

Sebuah studi ilmiah tentang kelompok masyarakat yang dilakukan oleh Lembaga Studi Ilmu-Ilmu Sosial Iran menghasilkan sebuah buku berjudul "Keluarga Modern dan Nikah Mut'ah", tulisan DR Shahla I'zazi. Dalam buku ini, I'zazi menunjukkan pola hubungan antara keluarga modern, yaitu keluarga inti—yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak—dan perkawinan sementara.

"Kami melihat, meskipun keluarga Iran telah modern, namun pemerintahnya mempromosikan fenomena nikah mut'ah. Padahal itu tidak sesuai dengan kehidupan modern kita," kata I'zazi.

Menurut dia, fenomena nikah mut'ah ini adalah tuntutan sejumlah pejabat Iran yang menginginkan adanya hubungan gelap antara laki-laki dan perempuan. Oleh sebab itu, mereka mencoba melegitimasi hubungan ini melalui pernikahan sementara.

Walau demikian, kata I'zazi, mayoritas warga Iran menolak nikah mut'ah, seraya menjelaskan perbedaan antara nikah mut'ah dan permanen. "Nikah mut'ah ditentukan oleh harga dan durasi," ujarnya. "Oleh sebab itu, dikenal adanya 'mahar berjangka' dan 'durasi berjangka' yang menjustifikasi bahwa si wanita tidak berhak mendapatkan nafkah dari suaminya."

Selain itu, bayi yang lahir dari hasil nikah mut'ah tidak berhak menjadi ahli waris, tidak sebagaimana anak yang lahir dari pernikahan permanen. Walau demikian, perempuan yang dinikahi secara mut'ah berhak mengakhiri hubungan dengan 'lakinya' jika ia sudah bosan. Sesuatu yang sangat susah ditemui dalam perkawinan permanen.

Sementara itu, seorang peneliti Iran mengatakan, tujuan promosi kawin kontrak ini adalah untuk mengatur hubungan seksual antara pria dan wanita. "Semua ini tak lepas dari urusan seks," ujarnya sebagaimana dilansir replubika.co.id, (11/06/09)

Statistik menunjukkan bahwa pelaku nikah mut'ah atau kawin kontrak terbesar adalah warga kota Qum. Kota yang dianggap suci dan merupakan pusat pendidikan ilmu agama, yang sebagian besar lulusannya menjadi ulama Syiah ternama. Studi lain menunjukkan bahwa orientasi warga Iran untuk melakukan nikah mut'ah lebih besar ketimbang melakukan pernikahan yang permanen. (Nisyi/Syiahindonesia.com)

************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: