Breaking News
Loading...

Mengkritisi Metode Takwil Batini ala Syiah


Syiahindonesia.com -
Definisi takwil yang paling luas, yang diterima oleh Ahlu sunah adalah yang dikemukakan oleh Tajuddin as-Subki (w. 771 H) dalam kitabnya Jam’ul Jawami’ fi Ushul al-Fiqh:

وَالتَّأْوِيلُ حَمْلُ الظَّاهِرِ عَلَى الْمُحْتَمَلِ الْمَرْجُوحِ فَإِنْ حُمِلَ لِدَلِيلٍ فَصَحِيحٌ، أَوْ لِمَا يُظَنُّ دَلِيلًا فَفَاسِدٌ أَوْ لَا لِشَيْءٍ فَلَعِبٌ لَا تَأْوِيلٌ

“Takwil adalah mengalihkan makna lafal zahir; bila kepada makna yang dimungkinkan yang lemah tapi berdasarkan dalil maka itulah takwil yang benar, namun bila berdasarkan anggapan belaka, maka itu adalah takwil yang salah, dan bila tidak memiliki landasan sama sekali, maka itu adalah main-main, bukan takwil.” (Jam’ul Jawami’ fi Ushul al-Fiqh, Tajuddin as-Subki, 54)

Oleh karena itu, pemaknaan zahir dari setiap lafal adalah wajib, sebab ia adalah argumentasi kuat karna maknanya bersifat aksiomatik.

Menjadikan ungkapan sebagai majaz sementara menjadikannya hakikat masih mungkin, adalah membuang semua aturan pembicaraan dan makna perkataan secara keseluruhan.

Bila demikian maka fungsi bahasa bisa hancur dan bahasa tidak lagi bisa menunjukkan makna apa-apa.

Tampilan kitab al awashim min al qawashim Abu Bakar Ibn al Arabi dokumen dakwah.id

Antara Takwil Batini dan Tafsir Isyari

Tafsir Isyari, sebagaimana telah dijelaskan ulama ahli tafsir, Syaikh Muhammad Khidhir Husain (Grand Syaikh al-Azhar) bahwa tafsir Isyari berbeda dengan takwil Batini.

Menurut menyebutkan,

فَالْبَاطِنِيَّةُ يَصْرِفُوْنَ الْآيَةَ عَنْ مَعْنَاهَا الْمَنْقُوْلِ أَوِ الْمَعْقُوْلِ إِلَى مَا يُوَافِقُ بُغْيَتِهِمْ، بِدَعْوَى أَنَّ هَذَا هُوَ مُرَادُ اللهِ دُوْنَ مَا سِوَاهُ

“Kelompok batiniah memalingkan ayat dari makna tekstualnya atau makna logisnya kepada makna yang sesuai dengan kepentingan mereka dan menarasikan bahwa itu adalah maksud Allah, bukan makna yang lain.” (Mausu’ah al-A’mal al-Kamilah, Muhammad al-Khidhr al-Husain, 2/150)

Sementara tafsir Isyari adalah seperti dikatakan Abu Bakr Ibnu al-Arabi (568-543 H) dalam kitab al-Awashim min al-Qawashim adalah membawa lafal-lafal syariah melalui prosedurnya dan mendudukkannya sesuai porsinya, namun mereka meyakini bahwa di balik itu semua terdapat makna-makna yang tersimpan dan samar yang dapat dijangkau melalui isyarat dari berbagai lafal-lafal zahir. Artinya, mereka menyeberang menuju isyarat itu dengan merenung dan menganggapnya sebagai jalan berzikir.

Muhammad Abdul Azim al-Zarqani dalam Manahil al-‘Irfan fi Ulum al-Qur’an menetapkan beberapa kaidah dan ketentuan (dhawabith) pada metode takwil isyari, yaitu:

(1) Tidak  bertentangan (ta’arudh) dengan makna zahir (tekstual) al-Quran,

(2) tidak membatasi makna isyari saja yang benar,

(3) penafsiran diperkuat oleh dalil syara’ yang lain,

(4) penafsiran tidak bertentangan dengan dalil syara’ atau rasio,

(5) tidak mengandung penyimpangan dari susunan kalimat (lafal-lafal) al-Qur’an, dan

(6) tidak bertentangan dengan apa-apa yang sudah dipahami (ma’lum) oleh khalayak manusia.

Dari pemaparan di atas, dapat diketahui bahwa pemahaman Syiah terkait al-Quran berbeda dari pemahaman Ahlu sunah. Syiah berkeyakinan bahwa al-Quran yang ada sekarang tidak lengkap, karena tidak menyebutkan keimamahan Ali bin Abi Thalib.

Maka mereka kemudian merumuskan metode interpretasi (tafsir) yang mengada-ada. Metode interpretasi atau tafsir inilah yang disebut oleh Syiah sebagai tafsir Batini atau takwil Batini. Dalam metode ini, terlihat begitu jelas pemaksaan interpretasi makna. Yang pada intinya hanya pembenaran dari doktrin imamah mereka semata.

Selain itu, takwil Batini Syiah ini berbeda dengan tafsir Isyari. Di mana tafsir Isyari memiliki syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi. Salah satunya, tidak boleh bertentangan dengan makna zahirnya.

Sedangkan takwil Batini, justru sangat bertentangan dengan makna zahir ayat. Dengan demikian, takwil Batini ala Syiah ini dengan sangat jelas tidak bisa diterima secara ilmiah. Wallahu a’lam (Adib Fattah/dakwah.id)

Baca juga:

Takwil Batini, Cara ‘Nyeleneh’ Syiah Mengakali Tafsir Al-Quran

Bagi Syiah, Al-Quran Utsmani yang Beredar Saat Ini adalah Palsu

Takwil Batini, Strategi Syiah dalam Mencari Legitimasi Doktrin Imamah

Mengkritisi Metode Takwil Batini ala Syiah



************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: