Syiahindonesia.com — Salah satu perbedaan paling mendasar antara ajaran Syiah dan Ahlus Sunnah wal Jamaah adalah sikap terhadap para sahabat Nabi ﷺ. Jika kaum Sunni menghormati seluruh sahabat sebagai generasi terbaik yang telah menemani Rasulullah ﷺ dalam perjuangan Islam, maka Syiah justru memiliki pandangan yang berseberangan secara ekstrem.
Syiah berkeyakinan bahwa mayoritas sahabat Nabi ﷺ telah murtad (keluar dari Islam) setelah wafatnya Rasulullah ﷺ — kecuali segelintir kecil saja yang tetap setia kepada Ali bin Abi Thalib menurut klaim mereka. Keyakinan inilah yang menjadikan ajaran Syiah sangat berbahaya bagi akidah Islam, karena secara tidak langsung menuduh umat Islam hari ini beragama hasil dari ajaran orang-orang murtad.
1. Klaim Syiah: Hanya Tiga Sahabat yang Tetap Beriman
Dalam kitab utama Syiah, Al-Kafi karya Al-Kulaini — yang dianggap paling otoritatif dalam literatur mereka — disebutkan:
“Seluruh manusia menjadi kafir setelah wafatnya Nabi ﷺ kecuali tiga orang.”
(Ushul al-Kafi, jilid 2, hal. 244)
Ketiga sahabat yang mereka maksud adalah:
- 
Miqdad bin al-Aswad
 - 
Salman al-Farisi
 - 
Abu Dzar al-Ghifari
 
Beberapa versi lain menambahkan satu atau dua nama, seperti Ammar bin Yasir, namun inti ajarannya sama: mayoritas sahabat Nabi dianggap murtad dan pengkhianat.
Padahal Allah ﷻ berfirman memuji seluruh sahabat:
وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُم بِإِحْسَانٍ رَّضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ
“Orang-orang yang terdahulu lagi pertama-tama (masuk Islam) dari kalangan Muhajirin dan Anshar serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya.”
(QS. At-Taubah: 100)
Ayat ini menegaskan keimanan dan keridhaan Allah terhadap para sahabat, bukan sebaliknya.
2. Pandangan Syiah terhadap Abu Bakar, Umar, dan Utsman
Syiah menuduh Abu Bakar ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, dan Utsman bin Affan — tiga khalifah pertama dalam Islam — sebagai perampas kekuasaan dan pengkhianat wasiat Nabi ﷺ.
Bahkan dalam sebagian doa mereka, seperti Dua Sanam al-Quraisy, disebutkan kutukan terhadap kedua sahabat utama tersebut. Isi doanya mencaci-maki Abu Bakar dan Umar dengan sebutan “berhala Quraisy” — na‘udzubillah.
Pandangan seperti ini bertolak belakang dengan Al-Qur’an dan Sunnah, karena Rasulullah ﷺ bersabda:
خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ
“Sebaik-baik manusia adalah generasiku (para sahabatku), kemudian yang setelah mereka.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menegaskan kemuliaan seluruh sahabat, bukan hanya sebagian.
3. Akar Ideologi: Kebencian terhadap Sahabat = Serangan terhadap Islam
Mengapa Syiah begitu membenci sahabat Nabi ﷺ?
Karena dalam pandangan mereka, sahabatlah yang dianggap menghalangi Ali bin Abi Thalib dari hak kekhilafahan. Maka, mereka memutarbalikkan sejarah dengan mengatakan bahwa seluruh sahabat bersekongkol untuk menggulingkan wasiat Nabi.
Namun, riwayat-riwayat sahih menunjukkan bahwa Ali sendiri membaiat Abu Bakar, Umar, dan Utsman serta hidup berdampingan dengan mereka dalam ketaatan dan keadilan.
Menolak sahabat berarti menolak transmisi agama, sebab Al-Qur’an dan hadis sampai kepada kita melalui tangan-tangan sahabat. Jika sahabat dianggap murtad, maka seluruh Islam pun akan runtuh, karena tidak ada lagi sumber yang bisa dipercaya.
4. Sikap Ahlus Sunnah terhadap Sahabat
Kaum Sunni memandang bahwa semua sahabat adalah adil (عدول), sebagaimana ijma‘ para ulama. Allah telah menjamin keimanan mereka dalam banyak ayat, di antaranya:
لَقَدْ رَضِيَ اللَّهُ عَنِ الْمُؤْمِنِينَ إِذْ يُبَايِعُونَكَ تَحْتَ الشَّجَرَةِ
“Sungguh Allah telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon (Bai‘at Ridwan).”
(QS. Al-Fath: 18)
Ayat ini menunjukkan bahwa mereka semua adalah mukmin sejati yang diridhai Allah. Maka, mengatakan mereka murtad berarti menuduh Allah salah dalam menilai hamba-Nya.
5. Bahaya Pemikiran Ini terhadap Umat Islam
Klaim Syiah bahwa para sahabat telah murtad membawa dampak yang sangat berbahaya:
- 
Memutus kepercayaan terhadap Al-Qur’an dan hadis;
 - 
Menanamkan kebencian terhadap generasi awal Islam;
 - 
Menumbuhkan fitnah dan perpecahan di antara umat Islam;
 - 
Menjadi celah bagi musuh Islam untuk melemahkan persatuan umat.
 
Tidak heran jika banyak ulama besar, seperti Imam Syafi’i, Imam Malik, dan Ibnu Taimiyyah, menegaskan bahwa ciri kelompok sesat adalah mencela para sahabat.
Kesimpulan
Ajaran Syiah yang mengklaim bahwa seluruh sahabat Nabi ﷺ murtad kecuali beberapa orang jelas bertentangan dengan Al-Qur’an, Sunnah, dan akal sehat.
Jika para sahabat dianggap pengkhianat, maka Islam yang kita anut pun tidak memiliki sanad yang sah. Oleh karena itu, umat Islam di Indonesia harus waspada terhadap doktrin ini — karena di balik kedok cinta Ahlul Bait, tersembunyi kebencian terhadap sahabat Nabi dan penghancuran terhadap fondasi Islam itu sendiri.
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
“Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Itulah kemenangan yang besar.”
(QS. Al-Mā’idah: 119)
(albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: