Syiahindonesia.com – Salah satu aspek penting dalam aqidah Islam adalah keyakinan terhadap ‘Adl (العدل) atau keadilan Allah. Seluruh ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah meyakini bahwa Allah Maha Adil dan tidak pernah menzalimi hamba-Nya, sebagaimana firman Allah Ta’ala:
﴿وَمَا رَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِّلْعَبِيدِ﴾
"Dan Rabbmu tidaklah menzalimi hamba-hamba-Nya." (QS. Fussilat: 46)
Namun, kelompok Syiah justru menyimpang dalam memahami konsep ini. Mereka memasukkan berbagai keyakinan batil yang sejatinya merusak makna keadilan Allah.
1. Menganggap Allah Zalim karena Tidak Menetapkan Ali sebagai Khalifah
Syiah berkeyakinan bahwa kekhalifahan merupakan hak mutlak Ali bin Abi Thalib dan keturunannya. Mereka menganggap bahwa sahabat Abu Bakar, Umar, dan Utsman telah merampas hak tersebut. Bahkan sebagian ekstrem Syiah menuduh bahwa Allah “tidak adil” karena membiarkan kekhalifahan jatuh kepada orang selain Ali.
Padahal, Allah menegaskan dalam Al-Qur’an bahwa urusan kepemimpinan adalah bagian dari takdir dan hikmah-Nya, bukan berdasarkan hawa nafsu kelompok tertentu.
2. Menuduh Sahabat Nabi sebagai Pengkhianat
Syiah meyakini mayoritas sahabat Nabi ﷺ telah kafir karena tidak mendukung Ali sebagai khalifah. Tuduhan ini jelas menyalahi konsep keadilan Allah, karena Allah sendiri memuji para sahabat dalam firman-Nya:
﴿لَقَدْ رَضِيَ اللَّهُ عَنِ الْمُؤْمِنِينَ إِذْ يُبَايِعُونَكَ تَحْتَ الشَّجَرَةِ﴾
"Sungguh Allah telah ridha kepada orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon." (QS. Al-Fath: 18)
Bagaimana mungkin Allah meridhai orang-orang yang menurut keyakinan Syiah justru dianggap pengkhianat dan kafir?
3. Keyakinan bahwa Allah Berbuat Tidak Adil kepada Ahlul Bait
Syiah beranggapan bahwa Ahlul Bait dizalimi secara sistematis oleh umat Islam sepanjang sejarah, dan mereka mengaitkan hal ini dengan takdir Allah. Seolah-olah Allah tidak memberikan keadilan kepada keluarga Nabi ﷺ. Padahal, setiap kejadian dalam sejarah adalah ujian dan ketentuan Allah, bukan bentuk ketidakadilan.
4. Penyelewengan Konsep ‘Adl dalam Ilmu Kalam
Syiah dalam ilmu kalam mengklaim bahwa mereka menjunjung tinggi ‘Adl dengan menjadikannya salah satu rukun agama mereka. Namun, pada praktiknya, pemahaman mereka menyimpang karena menolak takdir yang sudah Allah tetapkan kecuali sesuai dengan hawa nafsu mereka. Mereka tidak ridha dengan ketetapan Allah, sehingga jatuh pada keyakinan yang bertentangan dengan Islam.
5. Bahaya Pemikiran Syiah terhadap Umat Islam
Jika pemahaman menyimpang ini dibiarkan, maka Syiah akan terus meracuni generasi muda Islam dengan doktrin bahwa Allah tidak adil kecuali dengan mengangkat imam-imam mereka. Hal ini jelas merupakan tuduhan keji terhadap Allah, sekaligus ancaman besar terhadap akidah umat Islam.
Kesimpulan
Konsep keadilan Allah dalam pandangan Ahlus Sunnah adalah keyakinan bahwa Allah Maha Adil, tidak menzalimi hamba, dan segala keputusan-Nya penuh hikmah. Adapun Syiah telah menyimpang dengan menuduh Allah “tidak adil” hanya karena tidak sesuai dengan hawa nafsu mereka terkait kepemimpinan dan sejarah Ahlul Bait.
Sudah semestinya kaum Muslimin mewaspadai penyimpangan ini dan kembali kepada pemahaman Islam yang lurus sesuai Al-Qur’an dan Sunnah.
(albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: