1. Ajaran Islam tentang Larangan Menjadikan Kuburan sebagai Tempat Ibadah
Rasulullah ﷺ dengan tegas melarang umat Islam menjadikan kuburan sebagai tempat ibadah. Beliau bersabda:
لَعَنَ اللَّهُ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى اتَّخَذُوا قُبُورَ أَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجِدَ
"Allah melaknat orang-orang Yahudi dan Nasrani karena mereka menjadikan kuburan nabi-nabi mereka sebagai masjid."
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa Islam melarang keras praktik ibadah di kuburan, apalagi membangunnya sebagai pusat peribadatan.
2. Praktik Syiah dalam Membangun Kuburan
Syiah dikenal membangun makam tokoh-tokoh mereka, terutama para imam, dengan megah dan menjadikannya pusat ritual keagamaan. Contoh utamanya adalah:
-
Makam Imam Ali di Najaf.
-
Makam Imam Husain di Karbala.
-
Makam Sayyidah Zainab di Damaskus.
Di tempat-tempat ini, jamaah Syiah melakukan thawaf, sujud, doa khusus, bahkan meminta syafaat langsung kepada penghuni kubur.
3. Mengapa Syiah Melakukan Hal Ini?
-
Keyakinan Imamah: Mereka menganggap para imam memiliki kedudukan spiritual lebih tinggi daripada nabi (kecuali Nabi Muhammad ﷺ). Sehingga, kuburan imam dianggap sumber barakah.
-
Konsep Tawassul yang Berlebihan: Syiah tidak hanya berdoa kepada Allah melalui perantara (tawassul), tetapi juga langsung berdoa kepada orang mati, yang menjurus pada syirik.
-
Warisan Tradisi Majusi & Kristen: Tradisi pemujaan kubur mirip dengan ritual kaum Majusi Persia kuno dan juga Nasrani yang memuliakan makam orang suci.
4. Bantahan Ahlus Sunnah
-
Doa hanya kepada Allah: Allah berfirman,
وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدْعُوا مَعَ اللَّهِ أَحَدًا
“Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah milik Allah, maka janganlah kamu berdoa kepada siapa pun selain Allah.”
(QS. Al-Jinn: 18) -
Rasulullah ﷺ melarang mengagungkan kubur:
لا تُجْعَلُوا قُبُورَكُمْ مَسَاجِدَ
"Janganlah kalian jadikan kuburan sebagai masjid."
(HR. Muslim) -
Para sahabat tidak pernah membangun kuburan Rasul ﷺ untuk ibadah.
Kuburan Nabi ﷺ berada di kamar Aisyah, bukan di dalam masjid. Baru kemudian masjid Nabawi diperluas, tetapi tidak dijadikan tempat thawaf atau sujud di kuburan beliau.
5. Kesimpulan
Syiah membangun kuburan sebagai tempat ibadah karena keyakinan mereka yang menyimpang tentang imam dan tawassul. Praktik ini jelas bertentangan dengan Al-Qur’an, hadis sahih, dan tradisi para sahabat. Islam mengajarkan tauhid murni: hanya Allah yang berhak disembah, bukan penghuni kubur, siapapun dia.
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: