Breaking News
Loading...

Kesalahan Fatal Syiah dalam Menafsirkan Ayat Wilayah


Syiahindonesia.com
– Salah satu landasan yang sering dipakai Syiah untuk membenarkan doktrin imamah mereka adalah apa yang mereka sebut sebagai “Ayat Wilayah”, yaitu firman Allah ﷻ dalam Al-Qur’an surat al-Maidah ayat 55. Menurut Syiah, ayat ini adalah dalil bahwa kepemimpinan umat setelah Rasulullah ﷺ jatuh kepada Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu. Padahal, para ulama Ahlus Sunnah menegaskan bahwa penafsiran Syiah terhadap ayat tersebut sangat keliru dan menyimpang dari makna sebenarnya.


1. Ayat Wilayah dalam Al-Qur’an

Allah ﷻ berfirman:

إِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَالَّذِينَ آمَنُوا الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ رَاكِعُونَ
“Sesungguhnya wali kalian hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan salat dan menunaikan zakat, sedang mereka tunduk (kepada Allah).”
(QS. al-Maidah: 55)


2. Tafsiran Syiah terhadap Ayat Ini

Kaum Syiah menafsirkan bahwa yang dimaksud dengan “orang-orang yang menunaikan zakat dalam keadaan rukuk” adalah Ali bin Abi Thalib r.a.. Mereka menyebarkan kisah bahwa Ali pernah memberikan cincin zakat kepada pengemis ketika sedang rukuk dalam salat. Dari kisah ini, Syiah menyimpulkan bahwa Ali telah ditunjuk sebagai wali (pemimpin) setelah Rasulullah ﷺ.


3. Bantahan Ulama Ahlus Sunnah

Para ulama Sunni menganggap tafsiran ini batil dengan beberapa alasan:

  1. Kisah cincin itu lemah dan tidak sahih.
    Riwayat yang menyebutkan Ali memberikan cincin saat rukuk adalah hadis palsu yang banyak dinukil dalam kitab-kitab Syiah, tetapi tidak ada dalam kitab hadis sahih Ahlus Sunnah.

  2. Kata “wali” bukan berarti pemimpin politik.
    Dalam bahasa Arab, wali memiliki banyak makna: penolong, pelindung, sahabat, dan orang yang dekat. Dalam ayat ini, para mufassir Ahlus Sunnah seperti Imam al-Tabari dan Ibn Katsir menafsirkan kata wali sebagai “penolong dan sahabat setia dalam iman”, bukan pemimpin politik atau imam ma‘shum.

  3. Ayat ini berbicara tentang sifat umum kaum mukmin.
    Frasa “yang mendirikan salat dan menunaikan zakat” adalah sifat orang beriman secara umum, bukan khusus Ali bin Abi Thalib. Tafsiran Syiah yang membatasi makna ayat hanya kepada Ali adalah bentuk penyempitan makna tanpa dalil.

  4. Bertentangan dengan praktik para sahabat.
    Jika benar ayat ini menunjuk Ali sebagai khalifah setelah Rasulullah ﷺ, tentu para sahabat besar akan bersepakat menyerahkan kepemimpinan kepadanya. Faktanya, Abu Bakar r.a. yang diangkat sebagai khalifah pertama, dan Ali sendiri membaiat Abu Bakar, Umar, dan Utsman tanpa menyebut ayat ini sebagai dalil kepemimpinannya.


4. Pandangan Ulama tentang Ayat Wilayah

  • Imam al-Tabari rahimahullah menegaskan bahwa ayat ini adalah tentang seluruh orang beriman yang salat dan zakat, bukan tentang individu tertentu.

  • Imam Ibn Katsir rahimahullah menjelaskan dalam Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim:

    “Ayat ini adalah dalil bahwa orang-orang beriman semuanya adalah wali bagi sebagian mereka terhadap sebagian yang lain, dan tidak ada kekhususan untuk Ali sebagaimana dikatakan oleh Rafidhah.”


5. Kesimpulan

Kesalahan fatal Syiah dalam menafsirkan Ayat Wilayah adalah karena mereka mengkhususkan makna umum ayat tersebut hanya kepada Ali bin Abi Thalib r.a., padahal ayat ini berbicara tentang seluruh orang beriman. Mereka juga mendasarkan tafsir pada riwayat lemah dan palsu, serta menyelewengkan makna kata wali untuk mendukung klaim imamah.

Islam yang lurus tidak membangun akidah berdasarkan riwayat palsu dan tafsir yang dipaksakan. Karena itu, umat Islam harus waspada agar tidak terpengaruh oleh propaganda Syiah tentang Ayat Wilayah.


(albert/syiahindonesia.com)



************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: