Syiahindonesia.com – Di tengah semakin luasnya penyebaran paham Syiah di berbagai wilayah Indonesia, penting bagi umat Islam untuk memahami perbedaan mendasar antara Ahlus Sunnah wal Jama’ah (Sunni) dan Syiah, terutama dalam hal yang paling fundamental dalam Islam, yaitu tauhid (mengesakan Allah). Tauhid adalah asas utama keimanan seorang Muslim, dan perbedaan pandangan dalam hal ini menunjukkan bagaimana jauh menyimpangnya paham Syiah dari ajaran Islam yang murni sebagaimana diajarkan Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya.
Apa Itu Tauhid Menurut Ahlus Sunnah wal Jama’ah?
Tauhid dalam Islam dibagi menjadi tiga bagian utama menurut pemahaman Ahlus Sunnah:
-
Tauhid Rububiyyah – meyakini bahwa hanya Allah yang menciptakan, mengatur, dan menguasai seluruh alam semesta.
-
Tauhid Uluhiyyah – meyakini bahwa hanya Allah yang berhak disembah, tidak ada sekutu bagi-Nya.
-
Tauhid Asma’ wa Sifat – meyakini bahwa Allah memiliki nama dan sifat sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an dan Hadis, tanpa menyerupakan, menolak, atau mengubah maknanya.
Dalil yang menunjukkan pentingnya tauhid:
وَإِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الرَّحْمَـٰنُ الرَّحِيمُ
“Tuhan kalian adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada tuhan selain Dia, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.”
(QS. Al-Baqarah: 163)
Konsep Tauhid dalam Syiah: Menyimpang dari Tauhid yang Murni
Syiah secara lahiriah mengaku bertauhid, namun ketika diteliti lebih dalam, terdapat banyak penyimpangan dalam praktik dan keyakinan mereka:
1. Menyekutukan Allah dengan Para Imam (Syirik Khafi)
Syiah meyakini bahwa para imam mereka (12 imam) memiliki sifat-sifat ilahiyyah seperti:
-
Ma’shum (tidak mungkin salah, bahkan lebih tinggi dari nabi)
-
Mengetahui yang gaib
-
Mampu mengatur alam semesta
Keyakinan ini bertentangan langsung dengan prinsip tauhid yang diajarkan Rasulullah ﷺ. Imam Syiah seperti Al-Kulaini dalam kitab Al-Kafi mengatakan:
"Para Imam mengetahui apa yang telah terjadi dan akan terjadi, dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi dari mereka."
Pernyataan seperti ini menandakan adanya penyekutuan (syirik) terhadap Allah dalam hal ilmu gaib, yang hanya dimiliki oleh Allah:
وَعِندَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ
“Dan pada sisi-Nya-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia.”
(QS. Al-An’am: 59)
2. Istighatsah dan Tawassul yang Melampaui Batas
Syiah banyak melakukan istighatsah (meminta pertolongan) kepada para imam yang telah wafat, seperti:
-
“Ya Ali, tolonglah aku!”
-
“Wahai Husain, beri syafaat untukku!”
Ini adalah bentuk penyeruan (doa) kepada selain Allah, yang dalam Islam tergolong syirik akbar jika diyakini bahwa selain Allah dapat memberi manfaat atau mudharat tanpa izin-Nya.
وَأَنَّ ٱلْمَسَـٰجِدَ لِلَّهِ فَلَا تَدْعُوا۟ مَعَ ٱللَّهِ أَحَدًۭا
“Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah milik Allah, maka janganlah kamu menyembah seseorang pun di dalamnya di samping menyembah Allah.”
(QS. Al-Jinn: 18)
3. Keyakinan Syiah tentang Wilayah Lebih Penting dari Tauhid
Syiah meyakini bahwa wilayah (kepemimpinan para imam) adalah rukun agama yang paling utama, bahkan lebih tinggi dari tauhid itu sendiri.
Dalam kitab Bihar al-Anwar, mereka menyatakan:
"Rukun Islam itu lima: shalat, zakat, puasa, haji, dan wilayah. Dan tidak ada satu pun yang diakui kecuali dengan wilayah."
Pernyataan ini menggeser tauhid sebagai inti agama, padahal seluruh misi para nabi adalah untuk menyeru kepada tauhid:
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِى كُلِّ أُمَّةٍۢ رَّسُولًا أَنِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَٱجْتَنِبُوا۟ ٱلطَّـٰغُوتَ
“Dan sungguh Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): Sembahlah Allah dan jauhilah thaghut.”
(QS. An-Nahl: 36)
Bahaya Aqidah Syiah bagi Umat Islam
Dengan konsep tauhid yang menyimpang, ajaran Syiah membawa umat Islam kepada kesyirikan, yang merupakan dosa terbesar dalam Islam:
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِۦ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَآءُۚ
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari itu bagi siapa yang Dia kehendaki.”
(QS. An-Nisa: 48)
Maka dari itu, menyebarnya paham Syiah di Indonesia adalah ancaman serius terhadap akidah umat. Umat Islam harus waspada, mengenali ajaran mereka, dan menjauhkan diri dari setiap bentuk penyimpangan tauhid.
Kesimpulan
Perbedaan konsep tauhid antara Sunni dan Syiah bukanlah perbedaan kecil yang bisa diabaikan. Tauhid adalah inti Islam, dan penyimpangan dalam hal ini berarti penyimpangan dari agama Islam itu sendiri. Kaum Muslimin harus kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah dengan pemahaman para sahabat, serta menolak setiap bentuk ajaran yang membawa kepada syirik, termasuk ajaran Syiah.
Mari jaga akidah kita dan generasi kita dari bahaya laten Syiah yang merusak pondasi keimanan umat.
(albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: