1. Siapakah Aisyah radhiyallahu ‘anha?
‘Aisyah binti Abu Bakar radhiyallahu ‘anha adalah istri Rasulullah ﷺ yang dikenal cerdas, faqihah (ahli fikih), dan sangat berperan dalam menyampaikan ribuan hadits Nabi. Ia juga merupakan putri dari Abu Bakar ash-Shiddiq, khalifah pertama dan sahabat terbaik Rasulullah.
Allah ﷻ sendiri telah membersihkan Aisyah dari tuduhan zina dalam Surah An-Nur ayat 11–26 setelah terjadinya peristiwa Haditsul Ifk (tuduhan keji terhadap Aisyah). Ayat-ayat ini menjadi bukti nyata kemuliaan dan kesucian beliau di mata Islam.
وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ
“Wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik pula.”
(QS. An-Nur: 26)
2. Mengapa Syiah Membenci Aisyah?
Sebagian besar kebencian Syiah terhadap Aisyah bersumber dari peristiwa Perang Jamal, di mana Aisyah terlibat dalam konflik politik melawan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu. Dari sinilah kebencian Syiah tumbuh, dan kemudian dikembangkan oleh para ulama mereka dengan menuduh Aisyah sebagai “musuh Ahlul Bait.”
Namun, sikap ini sangat bertentangan dengan prinsip Islam. Perselisihan antara para sahabat setelah wafatnya Nabi ﷺ adalah ijtihad politik, bukan konflik agama atau aqidah. Para ulama Sunni menegaskan bahwa semua sahabat, termasuk Ali dan Aisyah, adalah orang-orang yang mulia dan tidak boleh dicela.
3. Dalil Sunni Membela Kemuliaan Aisyah
Para ulama Ahlus Sunnah menegaskan bahwa siapa pun yang mencela Aisyah adalah telah keluar dari Islam, karena mereka mengingkari ayat-ayat Al-Qur'an yang membela dan memuliakan beliau.
Ibnu Katsir rahimahullah berkata dalam tafsirnya tentang ayat Surah An-Nur:
“Barang siapa menuduh Aisyah setelah turunnya ayat ini, maka dia kafir karena mendustakan Al-Qur’an.”
Begitu pula Imam Malik rahimahullah berkata:
“Barang siapa mencela Aisyah dengan tuduhan buruk, maka dia harus dihukum mati karena telah menghina Nabi ﷺ.”
4. Tujuan Syiah Mengutuk Aisyah
Mengapa mereka terus melestarikan kebencian terhadap Aisyah? Tujuannya adalah merusak fondasi kepercayaan kaum Muslimin terhadap sahabat dan keluarga Nabi. Dengan menjatuhkan Aisyah dan sahabat lainnya, mereka berharap dapat meninggikan ajaran Imamah dan kepemimpinan eksklusif keluarga tertentu, sesuai dengan paham Syiah.
5. Sikap Muslim Terhadap Fitnah Ini
Seorang Muslim yang berpegang pada Al-Qur’an dan Sunnah wajib menjaga lisannya dari mencela sahabat Nabi, apalagi istri beliau ﷺ. Umat Islam harus berhati-hati terhadap propaganda Syiah yang sering menggunakan media sosial, buku, dan forum diskusi untuk menyebarkan kebencian terhadap Aisyah radhiyallahu ‘anha.
Penutup
Sikap Syiah terhadap Aisyah radhiyallahu ‘anha adalah penyimpangan serius dari ajaran Islam yang lurus. Bagaimana mungkin seorang yang mengaku Muslim mencela wanita yang dinikahi oleh Nabi, dicintai Nabi, dan dibela oleh Allah dalam Al-Qur’an?
Menghina Aisyah berarti menghina Rasulullah ﷺ dan wahyu yang datang dari langit. Oleh karena itu, kaum Muslimin harus waspada terhadap ajaran Syiah, dan membentengi diri dengan ilmu agar tidak tertipu oleh dalih-dalih mereka yang bertentangan dengan kebenaran.
Referensi:
-
Tafsir Ibnu Katsir
-
Shahih al-Bukhari & Muslim
-
Al-Isti'âb karya Ibnu Abdil Barr
-
Fatwa Imam Malik dan para ulama Sunni
(albert/syiahindonesia.com)
0 komentar: