Syiahindonesia.com – Pertanyaan tentang apakah Syiah termasuk bagian dari Islam telah menjadi diskusi yang panjang dan mendalam di kalangan ulama, akademisi, dan umat Islam secara umum. Sekilas, Syiah memang mengklaim diri sebagai bagian dari Islam. Mereka mengucapkan dua kalimat syahadat, melakukan shalat, dan berpuasa. Namun, ketika ditelaah lebih jauh dari aspek akidah, sejarah, dan praktik ibadahnya, terdapat perbedaan fundamental yang sangat mencolok antara ajaran Syiah dan ajaran Islam yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ dan diteruskan oleh para sahabat serta generasi salafus shalih.
1. Perbedaan dalam Rukun Iman dan Islam
Umat Islam Ahlus Sunnah wal Jama’ah meyakini enam rukun iman dan lima rukun Islam sebagaimana yang diajarkan dalam Al-Qur’an dan hadits shahih. Namun dalam ajaran Syiah, terdapat tambahan konsep yang tidak dikenal dalam Islam, seperti wilayah (wilayah Ali) yang dianggap sebagai rukun iman paling utama. Bahkan dalam beberapa teks klasik Syiah, dinyatakan bahwa tidak menerima wilayah Ali adalah bentuk kekufuran. Ini jelas bertentangan dengan akidah Islam yang bersumber dari Nabi ﷺ dan tidak pernah mengajarkan konsep imamah sebagai bagian dari rukun iman.
2. Pandangan Terhadap Para Sahabat
Salah satu penyimpangan paling mencolok dalam ajaran Syiah adalah kebencian terhadap mayoritas sahabat Nabi ﷺ, termasuk Abu Bakar, Umar, dan Utsman. Syiah meyakini bahwa para sahabat—kecuali beberapa seperti Salman al-Farisi dan Abu Dzar—telah murtad setelah wafatnya Rasulullah ﷺ karena dianggap merebut hak kekhalifahan Ali bin Abi Thalib.
Padahal dalam Islam, para sahabat adalah generasi terbaik yang mendapat pujian langsung dari Allah dalam banyak ayat, seperti:
وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُم بِإِحْسَانٍ رَّضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ
“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari kalangan Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya.”
(QS. At-Taubah: 100)
Mencela dan mengkafirkan sahabat adalah bentuk pelecehan terhadap wahyu dan ajaran Islam itu sendiri.
3. Al-Qur’an yang Tidak Lengkap?
Beberapa ulama Syiah meyakini bahwa Al-Qur’an yang ada saat ini tidak lengkap karena ada ayat-ayat tentang keutamaan Ali yang dihilangkan oleh para sahabat. Bahkan ada kitab-kitab Syiah seperti Al-Kafi yang mengisyaratkan bahwa mushaf asli Ali berbeda dengan mushaf Utsman.
Ini adalah tuduhan yang sangat serius dan bertentangan langsung dengan firman Allah:
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.”
(QS. Al-Hijr: 9)
Dengan demikian, siapa pun yang meragukan keutuhan Al-Qur’an berarti telah keluar dari Islam.
4. Ritual dan Praktik Menyimpang
Syiah memiliki ritual-ritual khas yang sangat berbeda dengan ajaran Islam seperti:
-
Mut’ah (nikah kontrak), yang mereka anggap sah padahal telah diharamkan oleh Rasulullah ﷺ.
-
Meratap, memukul-mukul diri saat peringatan Asyura, yang dilarang dalam Islam karena termasuk bentuk niyahah (meratapi kematian) dan menyiksa diri.
-
Taqiyyah, atau berbohong demi keselamatan diri, yang mereka jadikan prinsip dasar, bahkan dalam urusan akidah.
5. Sikap Ulama Terhadap Syiah
Banyak ulama Ahlus Sunnah telah memberikan penilaian tegas terhadap kelompok Syiah, khususnya Syiah Rafidhah. Di antaranya:
-
Imam Malik berkata: “Jangan diterima kesaksian kaum Rafidhah karena mereka suka berdusta.”
-
Imam Asy-Syafi’i menyatakan: “Saya tidak mengetahui ada orang yang melebihi Rafidhah dalam hal kebohongan.”
-
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam Minhaj as-Sunnah menjelaskan detail penyimpangan Syiah secara ilmiah dan menyebut mereka keluar dari jalan Islam.
6. Apakah Semua Syiah Sesat?
Perlu ditegaskan bahwa yang dimaksud Syiah di sini adalah Syiah Itsna Asyariyah (Syiah Imamiyah), yang merupakan kelompok terbesar dan paling menyimpang dalam ajaran serta praktiknya. Adapun masyarakat awam yang hanya ikut-ikutan tanpa tahu ajaran sebenarnya, harus diberi pemahaman dengan hikmah dan kasih sayang.
Namun secara umum, ajaran Syiah Imamiyah sangat jauh menyimpang dari Islam, dan tidak bisa dikategorikan sebagai bagian dari Ahlus Sunnah ataupun mazhab dalam Islam.
Kesimpulan
Meskipun Syiah mengklaim sebagai bagian dari Islam, namun perbedaan akidah, pengkafiran sahabat, tuduhan terhadap Al-Qur’an, dan praktik ritual menyimpang membuat Syiah keluar dari garis Islam yang lurus. Oleh karena itu, umat Islam perlu waspada dan tidak tertipu oleh klaim toleransi yang menyesatkan.
Mengatakan bahwa Syiah bagian dari Islam, padahal menyimpang dari prinsip-prinsip utama Islam, adalah bentuk pengkhianatan terhadap agama ini. Maka, wajib bagi setiap Muslim untuk menjaga kemurnian ajaran Islam dan mewaspadai segala bentuk penyusupan akidah sesat, termasuk yang datang dari Syiah.
(albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: