Syiahindonesia.com - Kekhawatiran terhadap penyebaran ajaran Syiah di Indonesia kembali mencuat, khususnya di Kota Makassar. Sejumlah aktivis ormas Islam menyuarakan penolakan keras terhadap perayaan Asyura versi Syiah yang dinilai sarat dengan muatan kebencian terhadap para sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam.
Salah satu peringatan tegas disampaikan oleh KH. Said Abd Shamad, Lc., seorang ulama Muhammadiyah yang dikenal tegas dalam membela akidah Ahlus Sunnah wal Jamaah. Menurutnya, perayaan Asyura dalam paham Syiah bukanlah ibadah, melainkan ritual dendam yang menyimpang dari ajaran Islam yang benar.
“Mereka beranggapan bahwa yang membunuh Husein adalah para sahabat Nabi seperti Abu Bakar, Umar, dan Utsman, sehingga mereka dijadikan musuh oleh Syiah. Ini fitnah besar terhadap sahabat-sahabat Nabi yang mulia,” ujar KH. Said, seperti dikutip dari PilarIndonesia.com, Jumat (4/7/2025).
Lebih jauh, ia menyebut bahwa ajaran Syiah berisi banyak celaan, caci maki, bahkan pengkafiran terhadap tokoh-tokoh besar Islam. Istri Nabi, Aisyah radhiallahu ‘anha, pun tak luput dari sasaran kebencian kelompok Syiah.
“Ajaran mereka bukan hanya menyimpang, tapi juga mengandung kebencian yang bisa merusak persatuan umat,” tegasnya.
Syiah dan Perayaan Asyura: Ritual Penuh Luka dan Fitnah
Perayaan Asyura yang jatuh setiap tanggal 10 Muharram bagi umat Islam merupakan hari yang disunnahkan untuk berpuasa. Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wasallam sendiri menganjurkan umatnya berpuasa pada hari itu, sebagai bentuk syukur atas kemenangan Nabi Musa dari Fir’aun.
Namun, Syiah justru mengubah makna hari Asyura menjadi hari berkabung, bahkan dilakukan dengan menyiksa diri. Di berbagai negara Syiah seperti Iran, ritual ini sering kali dipenuhi dengan darah dan ratapan yang dianggap suci, namun sebenarnya bertentangan dengan ajaran Nabi.
“Mereka menyiksa diri dengan cambuk, besi, bahkan pedang, menganggap itu sebagai bentuk cinta pada cucu Nabi, Husein bin Ali. Padahal Rasulullah melarang perbuatan menyakiti diri sendiri dalam ajaran Islam,” terang KH. Said.
Ormas Islam Makassar Tolak Kegiatan Syiah
Penolakan terhadap kegiatan Syiah juga disampaikan oleh ormas-ormas Islam di Makassar, seperti Laskar Pemburu Aliran Sesat (LPAS) dan Forum Ummat Islam Bersatu (FUIB) Sulawesi Selatan.
Siddiq Sholeh, Panglima LPAS, bersama Muchtar Daeng Lau selaku Ketua Umum FUIB, menegaskan tidak akan segan membubarkan kegiatan Syiah apabila ditemukan melakukan peringatan Asyura secara terbuka.
“Kalau ada kegiatan Syiah yang merayakan Asyura, kami akan bubarkan. Ini sesuai dengan fatwa MUI yang menyatakan Syiah adalah aliran menyimpang. Dari tahun ke tahun, di Makassar, kegiatan Syiah tidak pernah diberi izin,” kata Siddiq.
Peringatan ini tidak hanya bersifat reaktif, tetapi sebagai upaya menjaga kemurnian akidah umat Islam agar tidak teracuni oleh ajaran yang menghina sahabat-sahabat Nabi dan menodai ajaran Islam.
Mengapa Ajaran Syiah Harus Diwaspadai
Ajaran Syiah bukan sekadar perbedaan mazhab, tetapi membawa ideologi yang menyerang fondasi Islam Ahlus Sunnah wal Jamaah. Menjadikan para sahabat Nabi sebagai musuh adalah bentuk pelecehan terhadap sejarah dan ajaran Islam yang sejati.
Indonesia sebagai negeri dengan mayoritas Muslim Sunni harus bersikap tegas. Jangan sampai ajaran yang mencaci sahabat, menyebarkan dendam, dan menyimpang dari sunnah Nabi mendapat ruang tumbuh di tengah umat.
“Menjaga umat dari ajaran sesat adalah kewajiban. Jangan sampai generasi muda kita tersesat oleh paham yang menyusup lewat simpati palsu,” pesan KH. Said kepada seluruh umat Islam.
(albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: