Breaking News
Loading...

Mengapa Syiah Selalu Menyalahkan Sunni dalam Sejarah Islam?


Syiahindonesia.com -
Salah satu narasi yang terus dipropagandakan oleh kalangan Syiah adalah bahwa segala krisis, perpecahan, dan kemunduran dalam sejarah Islam selalu disebabkan oleh Sunni. Dalam berbagai literatur dan ceramah mereka, Syiah memainkan peran sebagai "korban sejarah", sementara Sunni dituduh sebagai pelaku konspirasi yang mengkhianati Islam. Namun, apakah tuduhan itu benar? Ataukah justru sebaliknya, Syiah tengah memutarbalikkan fakta sejarah demi kepentingan ideologi mereka?


1. Bermula dari Penolakan terhadap Khilafah Pertama

Sejak wafatnya Rasulullah ﷺ, umat Islam bersatu dalam bai’at kepada Abu Bakar As-Siddiq رضي الله عنه sebagai khalifah pertama. Namun Syiah tidak menerima hal ini. Mereka berkeyakinan bahwa Ali bin Abi Thalib رضي الله عنه seharusnya langsung menjadi khalifah, dan semua yang mendahuluinya dianggap perampas hak.

وَالسَّابِقُونَ ٱلْأَوَّلُونَ مِنَ ٱلْمُهَـٰجِرِينَ وَٱلْأَنصَارِ وَٱلَّذِينَ ٱتَّبَعُوهُم بِإِحْسَـٰنٍۢ رَّضِىَ ٱللَّهُ عَنْهُمْ
“Orang-orang yang pertama-tama masuk Islam dari kalangan Muhajirin dan Anshar serta yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka...”
(QS. At-Taubah: 100)

Syiah menolak ayat ini secara implisit karena mereka mencela bahkan mengkafirkan para sahabat utama, termasuk Abu Bakar, Umar, dan Utsman رضي الله عنهم.


2. Syiah Memutarbalikkan Peristiwa Karbala

Dalam peristiwa tragis wafatnya Husain bin Ali رضي الله عنه di Karbala, Syiah selalu menyalahkan penguasa saat itu, Yazid bin Muawiyah, dan memperluas kesalahan tersebut kepada seluruh Ahlus Sunnah.

Padahal yang memanggil Husain ke Kufah dan mengkhianatinya adalah orang-orang Syiah sendiri. Mereka yang awalnya bersumpah setia, justru meninggalkan Husain dan membiarkannya terbunuh.

Imam Ja’far Ash-Shadiq berkata:

يا أهل الكوفة، ما تركتم لنا من سلف صالح، إنكم قتلتم جدي الحسين
“Wahai penduduk Kufah (Syiah), kalian tidak meninggalkan warisan kebaikan bagi kami. Kalianlah yang membunuh kakekku, Husain.”
(Riwayat dalam kitab-kitab tarikh)

Namun Syiah menyalahkan Sunni atas kejadian ini, padahal pelakunya adalah pengikut mereka sendiri di Kufah.


3. Fitnah terhadap Para Sahabat

Syiah selalu menuduh sahabat sebagai pengkhianat Islam, dan dari sanalah mereka membuat narasi bahwa kerusakan Islam bermula dari Sunni.

Padahal Nabi ﷺ sendiri bersabda tentang para sahabat:

خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ
“Sebaik-baik manusia adalah generasiku, kemudian generasi setelahnya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Jika Syiah menganggap para sahabat sebagai penyebab kesesatan, berarti mereka menuduh generasi terbaik umat ini telah menyimpang, yang jelas bertentangan dengan nash-nash shahih.


4. Mengaburkan Peran Syiah dalam Keruntuhan Islam

Syiah tak pernah jujur mengakui pengkhianatan mereka terhadap umat Islam, seperti:

  • Peran Ibn Al-Alqami, seorang Syiah, dalam membantu pasukan Mongol menjatuhkan Baghdad tahun 1258 M.

  • Dukungan Syiah terhadap penjajah Eropa dan bahkan AS dalam beberapa konflik modern.

Namun semua ini disembunyikan dan Syiah tetap menyalahkan Sunni atas keruntuhan kekhalifahan dan lemahnya umat Islam hari ini.


5. Syiah dan Konsep Dzulm

Dalam narasi Syiah, Ahlul Bait digambarkan sebagai korban kedzaliman yang terus-menerus, dan Sunni sebagai pelaku utama kezhaliman itu.

Mereka menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an seolah-olah seluruhnya menunjuk pada kezaliman Sunni, padahal ayat tersebut turun bukan untuk mendukung klaim sektarian.

أَلَا لَعْنَةُ ٱللَّهِ عَلَى ٱلظَّـٰلِمِينَ
“Ingatlah, laknat Allah bagi orang-orang yang zalim.”
(QS. Hud: 18)

Syiah menggunakan ayat ini untuk melaknat para sahabat, padahal konteksnya sangat jauh dari maksud mereka.


6. Menciptakan Sejarah Versi Sendiri

Syiah memiliki sejarah alternatif yang berbeda dari riwayat Ahlus Sunnah. Mereka menyusun kitab-kitab seperti Bihar al-Anwar, Al-Irsyad, Al-Kafi, dan lainnya, yang berisi:

  • Tuduhan palsu terhadap para khalifah

  • Kisah fiktif tentang keutamaan Imam mereka

  • Hadits-hadits buatan yang menyesatkan

Dengan sejarah versi sendiri, mereka bisa menyalahkan Sunni sesuka hati.


7. Alasan Ideologis dan Politik

Narasi menyalahkan Sunni digunakan Syiah untuk membangun identitas dan solidaritas internal. Mereka menciptakan “musuh bersama” (yaitu Sunni), agar pengikut mereka merasa perlu mempertahankan keyakinan dan loyal terhadap ulama Syiah.

Inilah cara klasik sekte sesat membentuk fanatisme buta, dengan menyebar kebencian atas nama “kebenaran”.


Kesimpulan: Propaganda yang Harus Diwaspadai

Menuduh Sunni sebagai penyebab kerusakan Islam adalah strategi lama Syiah untuk:

  • Mengaburkan penyimpangan akidah mereka

  • Menciptakan simpati palsu

  • Menanamkan dendam sektarian

Padahal bukti sejarah dan nash-nash syar’i menunjukkan sebaliknya, bahwa Sunni adalah pemegang warisan Islam yang lurus, sedangkan Syiah adalah kelompok yang menyimpang sejak awal.

فَتَقَطَّعُوٓا۟ أَمْرَهُم بَيْنَهُمْ زُبُرًۭا ۖ كُلُّ حِزْبٍۢ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ
“Mereka memecah agama mereka menjadi kelompok-kelompok. Tiap kelompok bangga dengan apa yang ada pada mereka.”
(QS. Al-Mu’minun: 53)

Maka umat Islam harus waspada dan tidak tertipu oleh narasi Syiah yang memutarbalikkan sejarah demi kepentingan mazhab mereka.


(albert/syiahindonesia.com)



************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: